Pertemuan kedua di lapangan basket

2.8K 227 0
                                    

Author Pov

Semenjak terakhir kali Abel mendaftarkan diri ke tim basket kampus, ia belum juga mendapatkan chat dari Aldo untuk melakukan latihan. Dan ini tepat hari yang ke 7 dan artinya sudah 1 minggu Abel belum juga latihan basket. Karena sudah cukup lama akhirnya Abel sudah tak memikirkan tentang basket. Amira yang juga heranpun berinisiatif mengajak Abel untuk pergi ke gor setelah selesai matkul hari ini. Pasalnya Amira melihat kemarin sudah ramai anak-anak basket UBJ latihan di gor kampus.

Dan disinilah mereka berdua di depan pintu gor kampus yang ramai orang sedang menonton maupun latihan basket. Abel melihat ada Aldo sedang mendribel bola dan melakukan lay up di depan ring dan masuk.

"Wow Kak Tian keren banget." Puji Amira terbengong memperhatikan Aldo yang sangat hebat baginya.

"Ck gue juga bisa" gumam Abel saat melihat muka cengo Amira ke arah Aldo.

"Gimana Bel??" Tanya Amira yang samar-samar mendengar gumaman Abel. Abel hanya menggeleng kan kepala sambil terus memperhatikan Aldo. Aldo yang menyadari ada yang memperhatikannya pun mengedarkam pandangannya dan berhenti pada Abel dan Amira di depan pintu gor. Aldo tersenyum ke arah mereka dan langsung berlari menghampiri mereka bedua.

"Eh ada Abel sama...." Sapa Aldo kepada mereka berdua mengantung sambil menatap ke arah Amira.

"Amira kak" Amira memperkenalkan diri kepada Aldo dengan senyum-senyum ngak jelas.

"Hhhee iya Amira. Kok lo baru dateng sih Bel kan udah dari 3 hari lalu kita latihannya." Cerocos Aldo kepada Abel setelah menyapa Amira dengan benar.

"Gue ngak tau." Jawab Abel cuek sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru gor dan pandangannya jatuh pada pinggir lapangan yang sedang berkumpul anak-anak dancer yang sedang bergerak-gerak dengan lincahnya. Disana juga terlihat ada Reisya dan...

Abel Pov

"Gue ngak tau." Gue ngejawab pertanyaan Aldo dengan cuek. Gue kesel sama Aldo karena dia tidak memberitahu ku jika latihan basket sudah di mulai sejak 3 hari yang lalu pasalnya dia bilang akan ngehubungin gue waktu latihan sudah di mulai.

"Hehehe gue lupa. Habisnya lo ngak chat gue, mana gue bisa hubungin lo coba. Gue kan ngak punya no wa lo." Aldo malah cengengesan tanpa rasa bersalah sedikitpun. Gue yang muak dengan mukanya pun mengedarkan pandangan gue ke setiap sudut gor ini. Menurut gue gor ini cukup besar dan luas, pantes aja banyak yang berminat masuk ke kampus ini. Dan pandangan gue berhenti di sebuah kerumunan yang mungkin adalah anak dancer kampus. Kenapa gue tau, karena gue lihat mereka lagi joget-joget disana. Disana gue bisa liat ada si Risol sama cewek yang kasih gue tumpangan waktu itu siapa namanya Neya... Reya.... Raya... Nela... Nala... Ck siapa dah lupa. Saat gue lagi fokus ke arah mereka gue dikejutkan sama orang yang geplak-geplak pundak gue.

"Heh Bel... Abel..." Ternyata Amira pelakunya. Dia yang geplak-geplak pundak gue sedangkan Aldo malah senyum-senyum ngak jelas depan gue.

"Yok Bel gue kenalin ke coach Indra dia udah nyariin lo dari 3 hari lalu." Aldo langsung narik gue gitu aja menuju ke arah laki-laki botak yang sedang mengarahkan tim basket putri yang sedang berlatih. Gue rasa dia yang di maksud Aldo sebagai coach Indra tadi. Sedangkan Amira udah nyelonong gitu aja ke trimbun penonton.

"Coach.. ini nih yang dari kemarin lo cariin baru dateng dia." Sapa Aldo kepada coach Indra yang langsung menyambutnya dengan senyum.

"Et dah ngapa baru dateng sih lo tong... Tong... Eh tapi gue kayak pernah liat lo deh." Coach Indra kelihatan heran pas gue udah ada di depannya sedangkan Aldo udah kembali latihan lagi sama tim putra. "Dimane ye tapi... Aish gue lupa... Dah sekarang gue mau tau seberapa kemampuan lo. Semuanya sini". Lanjut coach Indra. Seketika semua tim putri segera mendekat dan mengelilingi coach Indra.

"Nah jadi die ini yang kurang kemarin. Cepet kenalin diri lo." Suruh coach ke gue. Gue langsung kenalin diri dan semuanya pun juga memperkenalkan diri mereka ke gue.

"Rara". "Caca". "Vina" dan masih banyak lagi gue ngak apal.

"Ok udah ye kenalannye. Sekarang lo Bel one on one sama lo Rara gue mau tau seberapa jauh Abel nguasai teknik dasar basket. Sampai tiga aje ngak usah banyak-banyak." Perintah coach Indra ke gue dan Rara.

Sebenarnya gue ngak nyaman karena gue pakai jeans ngak bisa bebas rasanya. Bolapun dimulai dari Rara. Dia medribel bola melewati gue dengan gampangnya namun saat dia mau nembak. Takkk... Gue steel bolanya sehingga sekarang bola ada di tangan gue. Saat gue pegang bola di area luar 3 point gue melakukan gerak tipu se akan-akan bakal masuk ke area three second tapi saat Rara sudah berlari ke area three second gue langsung soot bolanya dari luar area 3 point tersebut dan 1 poin buat gue. Seketika di dalam gor ini bergemuruh tepuk tangan. Saat gue nengok ke belakang ternyata tim cowok sedang istirahat dan sedang menatap gue dan Rara dengan serius. One on one terlihat begitu sengit walaupun sekornya udah 2-0 yang keunggulan ada di gue. Gue pun segera menyelesaikan one on one ini dengan cepat karena gue udah ngak tahan karena makin banyaknya penonton yang masuk ke gor ini. Gue pun langsung mendribble bola ke dekat ring dan melakukan lay up sama seperti yang di lakukan Aldo tadi dan masuk. Cuma gue mendarat dengan salah dan akhirnya limbung dan jatuh tengkurap. Gue rasa pelipis gue agak lecet.

"Eh.. eh lo ngak papa Bel." Rara terlihat panik saat gue jatuh tersungkur dibawah ring setelah melakukan lay up. Gue langsung bangkit sebenernya ngak sakit sih cuma malu aja gue. Secara gue jatoh di depan anak-anak dancer yang sedang beristirahat juga.

"Gue ngak papa ngak usah panik." Kata gue sambil bangkit dan jalan ke pinggir lapangan ke arah coach Indra. Gue liat Aldo juga ada di sana.

" Lo ngak papa kan bel. Eh pelipis lo berdarah tu." Aldo panik sendiri melihat ke arah gue.

" Ngak papa gue. Coach gue balik duluan ya. Gue mulai ikut latihan besok ya." Kata gue ke Aldo dan pamit ke Coach Indra. Saat gue keluar gue juga ngeliat anak-anak dancer keluar juga dari gor.

"Bel... Abel tungguin gue" samar-samar gue denger Amira manggil-manggil nama gue. Saat gue nengok mata gue malah terkunci sama seorang cewek yang waktu itu kasih tumpangan ke gue.

TBC

Hhheeee gue balik lagi guys😚😚 makin ngak jelas aja ye ceritanya.
Maafkan guys typo nya merajalela😅😅
Ngak minta vote atau comen kok tapi kalo mau ya monggo😁😁
Thanks for Reading...🤗🤗

BERAWAL DARI HOBITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang