eps. 1 - s e l a s a

2.5K 131 8
                                    

     Langkah kaki makin terdengar dari arah pintu utama, dengan bayangan seseorang muncul beberapa detik berikutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Langkah kaki makin terdengar dari arah pintu utama, dengan bayangan seseorang muncul beberapa detik berikutnya.

"Bright! Aku pulang!" dengan nada setengah berteriak, orang tersebut berjalan menuju laki-laki yang tengah fokus pada kegiatannya.

"Sudah pulang?" 

"Hm." anggukan kecil dengan memposisikan dirinya tertidur di paha lawan bicaranya.

"Ayo bangun, aku antar ke kamar." itu adalah Bright, laki-laki 1 tahun lebih tua dari Win atau Win Metawin.

"Disini saja."

"Ayo sayang, kamu bisa istirahat di kamar," Bright dengan sigap mengangkat tubuh orang yang berarti baginya itu.

"Hng-" tanpa diarahkan Win memeluk leher kakaknya itu.

Bright membaringkan  adiknya itu di atas kasur miliknya, dan memasangkan selimut biru muda kesayangan adiknya.

"Istirahatlah sebentar, Aku akan siapkan makan malam."

Setelah 1 jam kurang Bright berkutat dengan dapur untuk mempersiapkan makan malam. Dia melangkahkan kaki menuju kamar untuk membangunkan adiknya.

"Win! ayo mandi, makanan sudah ada di meja. aku berangkat dulu ya," Bright mengusap sayang rambut Win.

"Hiks," Win memeluk pinggang Bright dari samping "jangan pergi dulu." lanjutnya.

"Aku harus pergi, kamu belajar yang rajin ya! Beberapa jam lagi Ibu akan pulang. Belajarlah yang rajin." Bright mengecup puncak kepala adiknya.

"Hiks, Aku ikut!" pelukan makin mengerat disertai isakan Win yang mulai mengeras.

"Aku kan akan kesini lagi selasa depan, jadi tunggu  ya?" Bright membalas pelukan dan mencoba menenangkan Win.

Setelah beberapa menit, isakkan Win mulai mereda dan melemas pula pelukannya. Memgalihkan pandangannya menuju kakak yang selalu ia tunggu kepulangannya.

"Aku ngga mau kamu pergi, aku sayang kamu!" dengan nada setengah teriak Win  mengutarakan kata kata yang selalu mengganjal dihatinya itu.

"win, Aku tau ini semua memang salah. Tapi inget, kebahagiaan kita jadi kakak adik akan lebih abadi." Senyum tulus Bright untuk meyakinkan.

Ibu jari Bright terarah untuk mengusap air mata yang terlalu berharga untuk dikeluarkan karena kesedihan. Menatap orang yang begitu ia sayangi dan sekaligus- cintai.

"Aku berangkat dulu ya, habiskan makan malamnya, mengerti?" hanya dibalas anggukan kecil dari Win.

"Semangat sekolahnya, Aku sayang kamu."

Cup

Satu kecupan singkat di bibir Win mengakhiri pembicaraan mereka berdua. Bright berjalan keluar kamar untuk mengambil tas dan memakai sepatu putihnya. Suara pintu utama tertutup terdengar jelas di telinga Win, satu menit setelahnya dia memilih menghabiskan makanannya dan membereskan alat makannya.

BRIGHTWIN [ ONESHOOT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang