Chapter 5 - Meet Him

108 10 2
                                    

Chapter 5 – Meet him

Ella’s POV

Kami—aku dan Zayn—pulang dengan keadaan basah kuyup. Kami sempat berteduh tadi, tapi tetap saja badan kami terkena cipratan air.

“Zayn! Apa kau mau mandi sekarang? Aku siapkan baju dan air hangatnya!” teriakku kepada Zayn yang entah dimana sekarang.

“Kau saja dulu! Aku belakangan saja!” sahutnya dengan teriak juga.

“Baiklah!”

Pun aku berjalan menuju kamar mandi dan tentunya mandi, tetapi tidak menggunakan air panas, karena aku sedang malas.

“huh,” aku menenggelamkan tubuhku hingga mencapai batas leher di bathtub. Aku mulai mengulang kembali hari-hariku setelah Zayn tiba-tiba muncul dikehidupanku.

Mulai dari saat pertama kali dia muncul di dalam lemari pakaianku. Berkeliling kota New York dengan tingkah anehnya yang membuatnya terlihat bodoh tetapi dapat memikat banyak wanita dari mulai yang muda sampai yang tua karena pesonanya. Berlanjut dengan kebodohan Zayn saat berada di café setelah kami—lebih tepatnya aku merasa haus dan memutuskan untuk membeli minum sekalian beristirahat setelah lelah mengelilingi kota New York. Lalu berlanjut lagi dengan kesialan karena tubuh kami berdua basah kuyup kehujanan saat akan pulang dari café.   Dan hingga kejadian tadi pagi yang membuatku tertawa sangat lepas. Bagaimana tidak? Zayn malah menggunakan Summer dress ku setelah ia mandi. Lalu sampai kami berdua kehujanan kembali tadi.

“Sepertinya kita selalu kehujanan terus setelah pergi dari mana-mana.” Gumamku tanpa sadar.

“Ya. Dan itu masih menjadi sebuah misteri!” timpal seseorang tiba-tiba. Sontak aku terperanjat kaget. Zayn sialan!

“Damn you, Zayn!” umpatku sambil mengelus dadaku. “kau mengagetkanku!” tambahku.

“Tapi, aku tak bermaksud begitu. Maafkan aku.”

“Sudahlah, lupakan saja.”

Aku kembali menenggelamkan tubuhku dan memejamkan mata. Sesaat kemudian, aku merasa ada yang janggal. Apa ya?

“AAAAAAAAAAAAA!!” teriakku. “ZAYN CEPAT KAU PERGI! SEMBARANGAN SAJA KAMU MASUK KE KAMAR MANDI!” teriakku pada Zayn yang sedang menatapku dengan wajah polosnya. Cuih!

“ZAYN SIA—“ teriakkan ku berhenti saat aku merasakan ada sesuatu yang menyentuh bibirku.

“Nah kau tak perlu teriak lagi, El. Bye, aku keluar dulu.” Ucap Zayn lalu segera melesat keluar kamar mandi.

Tadi itu...

Tunggu!

“ZAYN SIALAN!” teriakku lagi yang menggema di kamar mandi. Disusul dengan tawa Zayn yang menggelegar.

----------------

Setelah kejadian memalukan tadi, aku mendiamkan Zayn. Tak mau peduli pada apa yang dilakukannya. Persetan dengan kekacauan yang dibuatnya, aku marah besar pada Zayn!

“Gabriella! Kau bisa menolongku?” teriakkan Zayn tidak kupedulikan. Aku hanya terus menyisir rambutku yang masih basah. Setelah kurasa cukup rapih, aku bergegas mengambil telepon genggam keluaran tahun kemarinku. Well, aku berniat untuk hangout dengan istri kakakku. Biarlah kakakku itu marah. Sekali-sekali aku ingin hangout dengan istrinya.

Halo?” terdengar suara serak habis bangun tidur dari seberang sana.

“Well, halo Kristina! Aku ingin mengajakmu hangout. Mau yaaa… hanya kali ini saja. Aku harap juga Sean mengijinkanmu.” Pintaku.

Am I Dreaming? || z.m (discontinued)❌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang