Chapter 4 - Library

128 12 1
                                    

Ella’s POV

Setelah tadi aku tertawa dengan sangat keras, dan Zayn juga sudah berganti baju. Kami—aku memutuskan untuk pergi jalan-jalan lagi disekitar Rumah. Daripada dirumah hanya duduk-duduk didepan tv dan  menonton ‘Liv and Maddie’ atau diam didepan macbook  dan bermain twitter. Gak asik.

Oh ya, sebelumnya aku mandi dahulu. Rasanya tak nyaman jika tidak mandi. Aku hanya mengenakan Simple Blue Dress yang tidak berlebihan—pastinya.

Zayn ? dia hanya memakai Kaos V-neck  putih dan Skinny Jeans hitam milik kakakku. Dia terlihat cukup keren. Aku saja hampir meneteskan air liurku saat melihatnya keluar dari kamar dengan balutan Kaos putih polos dan Skinny Jeans hitam itu. Dan tanpa sadar, aku menggumamkan kata ‘tampan’.

Sudahlah.

Dan sekarang, aku dan Zayn akan pergi ke taman belakang di Perpustakaan kota. Disana sangat indah sekali. Aku sangat betah diam disana. Walaupun hanya memandang Hamparan rumput dan pepohonan, aku merasa sejuk dan... aman disana. Entahlah.

“Zayn, are you ready ?” tanyaku pada Zayn yang berada disampingku dan menengoknya.

“Uh-huh. Let’s go !” ucap Zayn begitu semangat. Entah kenapa.

Kami berjalan menyusuri trotoar dan bangunan-bangunan seperti Cafe dan lainnya. Sesekali Zayn melontarkan lelucon –yang walaupun sedikit garing- yang membuatku tertawa terbahak, entahlah. Dan kami juga membeli Burger di stand yang berada di Pinggir jalan yang kami lewati. Aku melihat ada sisa Mayonnaise disudut bibir Zayn.

“Hahaha, Zayn. Kau ini seperti anak kecil saja makannya,” aku tertawa pelan lalu mengambil tissue  di dalam tasku –aku membawa tas loh-. “sini aku bersihkan.” Aku mengelap sudut bibir Zayn yang terdapat sisa Mayonnaise. “Nah sudah !” aku membuang bekas tissue tadi di tong sampah yang berada di dekatku.

Zayn memajukan bibirnya dua senti “jangan menghinaku. Kau juga makan belepotan” dan tiba-tiba tangan Zayn ter-ulur menuju pipiku. Dia mengusap perlahan pipiku. Entah kenapa pipiku tiba-tiba terasa panas. Eh ini kenapa, batinku. “ada sisa saus di pipimu. Eh kenapa pipimu merah begitu ?” tanya Zayn dengan memiringkan kepalanya sedikit ke kiri dan menatap bingung ke arahku.

“Ah-eh. Um, tak tahu. Ayo cepat Zayn, udah mau sampe !” aku berjalan mendahului Zayn, karena tempatnya yang sudah terlihat di depan mata.

Sesampainya di taman belakang Perpustakaan kota, aku langsung menjatuhkan tubuhku diatas rerumputan yang terlihat segar. Aaahh sejuknya, batinku lalu mengambil nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.

“UUH ! kau meninggalkanku, Ella !” seseorang berteriak dibelakangku. Aku menengok sedikit kebelakang dan kemudian menatap langit biru yang cerah, tak memperdulikan teriakan orang itu. Dan aku merasakan seseorang ikut menjatuhkan tubuhnya disampingku. “Uh, kau menyebalkan” Zayn memajukan bibirnya 2,5 centi.

CEKLEK.

 

Aku mem-foto Zayn dengan bibirnya yang dimajukan itu. Lalu menatap hasil fotoku. “HAHAHAHAHAHA” seketika aku tertawa setelah melihat hasil foto tadi.

Am I Dreaming? || z.m (discontinued)❌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang