1 : 15

1.1K 104 2
                                    




pagi hari ten merenggangkan sendi-sendi nya sebelum pergi untuk menemui seseorang sesuai janji yang telah ia sepakati beberapa waktu lalu. bahkan ia melewatkan jam makan pagi nya agar sampai ditempat tujuan nya lebih awal--ia tidak ingin lebih jahat lagi dengan membuat nya menunggu lama.

kaos hitam, training hitam dan juga sedal jepit terpatri paripurna pada tubuh nya yang lembab usai mandi. serba hitam seperti sedang berkabung berkenaan dengan nasib nya yang memang penuh dengan lika-liku tak menentu. tapi, bukan begitu niat nya, terkadang warna pakaian nya mencerminkan perasaan yang ia rasakan, seperti waktu kemarin malam ia memakai setelan serba putih itu artinya dia sedang bahagia.

dia berjalan santai sembari meresapi panorama anggun pagi ini, awan putih seperti selimut bulu di angkasa juga langit cerah seperti nya mentari sedang berbangga diri.

tidak menempuh waktu yang cukup lama kemudian ia sampai dan mendudukan diri nya di tempat yang lumayan sepi--pojokan cafe berhiaskan bantal-bantal warna-warni juga meja kursi yang terbuat dari kayu.

janji nya mereka akan bertemu pukul 08.00 pagi namun ten yang sudah berbenah lebih awal akhirnya sudah berada disitu pukul 07.30 pagi karena ia masih memiliki setengah jam akhirnya ia memesan kopi susu dan juga satu buah croissant sebagai sarapan nya.

beberapa saat pesanan nya terlahap habis, mungkin memang benar ia sedikit kelaparan pagi ini atau mungkin imbas dari perasaan nya yang gugup yang sesekali terlalu nampak dari sorot mata nya. kemudian ia hanya diam dan melempar pandang ke arah luar cafe karena kebetulan cafe ini terangkai dari kaca jadi pejalan kaki bisa melihat keadaan didalam cafe dengan jelas.

"hallo ten" yang ditunggu akhirnya datang dan menyapa nya.

ten menyambutnya dengan pelukan sebagai tanda selamat datang " eh shea, duduk"

kemudian perempuan yang bernama shea itu duduk didepan ten, membuat kedua nya saling berhadapan dan bisa melihat satu sama lain dari dekat. shea, dia perempuan yang manis rambut nya coklat terang dengan panjang sebahu tentu mahluk normal mana yang tidak menyukai nya.

pikir ten tidak sesederhana menyukai seseorang karena paras nya yang jelita. namun jika memang kata gila tersemat karena tingkah nya begini, ten akan segera mendeklarasikan bahwa dia sudah kehilangan waras nya.

"iyaa" perempuan itu duduk dan merapukan rok selutut nya yang berantakan.

"kamu udah sarapan?" tanya pria itu segera setelah shea duduk.

"sudah aku mau pesen jus mangga aja" kata shea mengisyaratkan bahwan ten yang harus memesan nya.

ten tau betul gestur yang diberikan kepadanya sebagai kode dan langsung memesankan shea segelas jus mangga untuk minuman yang akan menemani nya berbincang dengan ten hari ini.

"shea" panggil ten setelah keheningan menyerang mereka berdua

"apa" jawab shea.

"kamu kenal johnny?" tanya ten yang hanya berbasa-basi.

shea mengernyit samar "johnny yang punya cafe itu ya?"

"iyaa bener" ten membenarkan tebakan perempuan didepan nya.

"bukan nya cafe dia yang besok jadi tempat kamu ngerayain ultah ke 22 ya"

ten mengangguk kembali mengiyakan perkataan shea "iya, dia ganteng ya"

"aneh banget kamu ten tapi iyasih dia agak good-looking sepenglihatan aku" shea tertawa sedikit mendengar pernyataan ten.

"kamu mau aku kasih contact nya?" jawab ten sembari samar-samar melirik ke arah shea yang sedang tersenyum.

Trembling | ten NCT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang