1 : 14

1.1K 111 2
                                    


author pov

wajah perempuan itu memucat selama perjalanan pulang, bibir nya tertutup rapat juga mata nya yang menoleh ke berbagai tempat-- kemana saja asal jangan ke pria itu ; ten. 

deru angin berhembus halus membuat perempuan yang sedang gundah ini menjadi semakin gulana. ada rasa yang sedaritadi ingin membeludak, menyeruak dari hati nya yang sudah koyak. ia tau sedari awal ia harus nya menahan diri agar setidak nya perjalanan nya kali ini tidak menjadi hal yang cuma-cuma. 

ia ingin menangis-- hati nya sedikit teriris meski belum tau apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. ia hanya ingin pria disamping nya tidak menjadi rancu. 

kedua nya sampai di villa kediaman kenny lalu akhirnya ia memberi celah bibir nya untuk terbuka dan mengucap "makasih ya ten dinner nya" 

"gapapa kenny have a nice sleep" tersemat senyum pada kalimat nya, ia benar-benar serius dengan harapan nya barusan. 

"iya you too" jawab kenny singkat kemudian segera menutup pintu dengan rapat meninggalkan ten yang sebenarnya masih ingin sedikit lebih lama berbincang dengan nya. 

kenny mengarahkan tubuh nya ke sofa yang ada didekat kasur nya, ia duduk termenung sementara kedua tangan nya menangkup seluruh wajah nya. ia tau air mata nya akan tumpah dan perasaan nya akan meruwah. tangis nya terdengar nyaring namun saat seperti ini siapa juga yang akan peduli.

tangan nya menangkap telpon celuler milik nya yang ada disamping nya, segera ia menelepon nana untuk bercerita perihal apa yang baru ia alami. 

"hallo na" 

"hallo ken, ada apa kok sesenggukan" suara nana terdengar sengau bayangan pria ini baru saja bangun dari tidur nya terlewat sesaat. 

"maaf ganggu na, gue sedih na" 

"hah kenapa bego sini cerita" 

"gue mau pulang naa, gamau disini lagi" perempuan ini semakin deras, rasanya sedikit lagi air mata nya akan terkuras. 

"kenapa gue kira lo seneng seneng disana" 

"ngga na, kenapasi gue selalu ga beruntung, apapun itu na gue cuma pengen seneng aja" 

"kata siapa ga beruntung ini lu ketemu gua udh beruntung ken" 

"yee jahanam lo, masih aja narsis" 

"lo kenapa kenny" lanjutnya kembali bertanya apa yang membuat sahabat nya bersedih. 

"gue salah na tentang sesuatu, gue bohong, mungkin gue belum cerita --"

nana sedikit meninggikan suaranya "apa yang lo belum ceritain kenny" 

"bentar na, lo masih inget kan cowo yang waktu itu fotonya gue kirim ke group?"

hening selama beberapa detik, pria diujung telpon sedang mengingat kembali "oh iya yang itu yang kata lo ganteng ya" 

"iya na, gue tiba tiba secara ajaib deket sama dia dan dia kenal mark kayanya dia temen kecil mark"

"terus apa masalah nya??" nana berbicara dengan intonasi keheranan. 

"gue sayang sama dia na tapi gue bohong tentang mark, dia juga nyembunyiin sesuatu gue gatau na,kemungkinan kita habis ini gabakal ketemu selamanya" 

kenny terus menangis bahkan suara nya sudah sedikit hilang sementara ada telinga yang nyata nya peduli akan keadaan wanita didalam villa ini. ia terus memasang indera nya berjaga-jaga jika dia akan melakukan hal yang tak terduga. 

dari luar ia samar-samar mendengar kata 'selamanya' benar-benar hati nya kalut dipenuhi kabut, tubuh nya merasakan dingin yang bahkan lebih bergejolak dibanding angin malam. ia dengan sungguh membenci kata 'selamanya' bahkan hanya sejenak ia membayangkan nya membuat tulang kaki nya sedikit melunak untuk pergi kembali ke villa yang ia tempati.

namun dengan pasang mata yang kelewat kentara mengeluarkan sorot yang penuh terkaan, ia akhirnya berhasil kembali mendaratkan diri ke villa nya. 

dia kembali menelisik kilas balik ke beberapa masa dimana sebenarnya ia sadar cepat atau lambat hati nya pasti akan singgah dengan nyaman di perempuan yang baru ia temui bernama 'kenny' 

sedang ia belum mengerti kenny secara pasti, tentang perasaan nya, apa ia cukup membuat nya merasa harus mengingatnya dalam waktu yang lama. tentang bagaimana musim panas begitu menawan tahun ini karena kehadiran wanita yang punya banyak kata itu. 

kaki nya mengetuk statis lantai keramik villa nya sementara pikiran nya terguncang hebat, apa kehidupan selalu tidak berpihak pada nya , pun apa dewi fortuna membenci nya sampai harus melewati masa seperti ini dan yang sudah-sudah. 

ia mengerti kehilangan untuk kedua kali bukan lah pilihan yang bagi diri nya, ia harus mengerti bimbang nya itu hanya akan membuatnya semakin tersungkur habis dan di lahap oleh detikan waktu. 

kaki nya cepat-cepat berlari menuju ke tempat kenny, dalam hatinya ia berharap perempuan itu masih terjaga dan tidak pergi kemana-mana. beberapa saat ia berlari kemudian ia sampai dan mengetuk pintu villa kenny secara menggebu-gebu. 

kenny yang masih bertahan untuk terus menangis kemudian menoleh kearah pintu yang diketuk keras dari luar, dengan hati hati ia melangkah mendekat dan membuka pintu nya. 

lalu ia disambut dengan dekapan erat dari pria didepan nya, begitu hangat sampai ia lupa harus bertanya keperluan apa yang menuntun nya kesini. 

kulit pria ini begitu lembut juga wangi nya terpancar merona mengingatkan nya tentang jingga angkasa yang hadir setelah siang lelah dan mentari perlahan turun dari singgasana nya. ia tidak percaya apa yang sedang terjadi, apa ini mimpi? 

"kenny" ucap ten tidak melonggarkan sedikitpun dekapan nya.

"kenapa" suara kenny sedikit kasat.

"apa ini?" pria itu bertanya.

kini kenny yang mengencangkan tangan nya bak sebuah ikat pinggang yang melekat pada pinggang pria didepan nya "pelukan"

"bukan,maksud nya ini" pria itu mengarahkan jarinya ke dada milik nya sebagai simbol 'hati' 

"apa gue bakal selalu diinget sama lo ken" pria itu kembali melanjutkan ucapan nya namun kali ini butuh jawaban, pertanyaan yang tersirat makna semu belaka namun siapa sangka maksud pria didepan nya lebih dari yang kenny terka, ia begitu membenci kata 'selamanya' 

dan kehilangan cinta.




********


wow maaf gais hahah update nya sore bgtzzz. gais makasih yaa yang udh nunggu ini update luv to u all


Trembling | ten NCT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang