Pagi yang sangat indah dan menyejukkan yang dihasilkan oleh benda yang bewarna putih yang terus turun dari atas sana
Salju yang menyenangkan
"Mom aku pergi ya...?"suara teriakan dari ruang tamu ,bagian depan rumah setelah teras yang berasal dari gadis yang berumur 15 tahun
"Kemana nak..?bukankah ini masih terlalu pagi untukmu sayang?"sang ibu pun sekarang berada di depan anak bungsuhnya itu yang tentu ia sangat sayangi
"Ayolah mom..aku tidak lama hanya beberapa jam saja..aku janji"
Uhh,,gadis itu sangat pintar untuk membujuk ibunya dengan memasang puppy eyes dan mengangkat jari kelingkingnya didepan wajah momnya itu
"Bersama Stefan lagi huh?"
"Hehe yes mommy"
"Jangan lama lama,janji?"ibunya ini memang sangat asik didepan mata anaknya,sifat dan tingkah laku seorang ibu yang kadang mirip dengan sifat ABG yg berumur belasan
"O.k mom,kalau begitu fani berangkat dulu"kemudian ia menyalami ibunya dan pergi dengan skethboardnya "Dahh mom,oiya bilang juga sama dad ya.ummahh" kata kata itu ia luncurkan saat ia sudah berdiri diatas skethboardnya dan saat ia mengucapkan ummah dan melihat kebelakang tempat berdiri ibunya,GUBRAAKK.Ia terjatuh
"Aww"katanya sambil mengusap kepalanya yang lumayan sakit
"Fani!"
Sebelum ibunya berlari menghampiri dirinya ia mengucapkan mantra yang membuat ibunya berhenti sekaligus menggelengkan kepalanya
"AKU BAIK BAIK SAJA MOM!TAK USAH KHAWATIR!!IM GO.."langsung saja gadis itu pergi dan alakadabra ibunya berhenti sekaligus menggelengkan kepalanya :-D
"Fani...fani"ucap pelan ibunya
∞∞∞
"Hey stefan ayo bangun sudah malam"
"Hmm malam yah tidur"suara serak basah ala bangun tidur itu keluar dari bibirnya tapi matanya tak ada celah sedikitpun untuk dilihat
"Stefan bangun dong,kan aku cuma becanda.udah pagi nihh,bangun dong..."suara memelas dari sahabatnya mampu membuat sebelah matanya untuk mengintip
"5 minuth lagi"mata yang hampir memberikan tanda tanda kemenangan untuk si pembangun yang telah membangunkan sahabatnya itu telah kembali menutup
Dasar Mata PHP
"Kalo lo gk bangun!jangan harap bisa ketemu sama gue lagi!!"kata kata itu keluar dari mulut fani,sebenarnya itu cuma ide kata untuk bangunin stefan
2 minuth kemudian
Fani mulai merasa jengkel terhadap stefan yang tak bergeming sedikitpun sudah cukup emosi
" Ok stefan again if you dont wake up too ! I really dont want to see you again , period . !!!"saat fani ingin membalikkan tubuh dan mengambil langkah lebar untuk keluar dari ruangan itu ia terhenti oleh sesuatu yang telah menarik pergelangan tangannya hingga bukan hanya berhenti,but ia jatuh ke atas tubuh sahabatnya dan itu berhasil membuat wajahnya bewarna tomat
"STEEFAAAANNN!!!"teriakan fani membuat stefan terkejut dan ia baru sadar posisi ia sekarang dan...
"Aaaaaa fani apa yang lo lakuin ke gue,ENTAR HILANG PERAWAN GUE GIMANA???"
"Yang cewek tu gue atau lo hah ?!udah lo yang narik gue malah nyalahin gue lagi,untung gue sahabat lo yang is the best,if not?udah gue penggal kepala lo dari tadi!!!"ledakan gunung berapi baru saja terdengar dari lantai atas kamar stefan dan orang dibawah cuma geleng geleng kepala karna sudah terbiasa mendengar suara seperti itu
"Sorry fan,gue kan gak sengaja"ucapnya dengan nada bersalah
"Lupakan,dan cepat bersiap siap aku tunggu di bawah!"fani membalasnya dengan tatapan kosong dan dingin,kemudian keluar dari kamar stefan,menuruni tangga dan menunggu dibawah sambil menonton TV bersama nenek stefan
"Kenapa mukanya masam begitu?stefannya bandel lagi ya?"kata nenek yang duduk disebelah tiffani
"Iya nek"kata fani memajukan bibirnya kedepan
"Yang sabar ya cu fani"
"Ahh nek kan dah biasa jadi fani biasa aja sama sifat dia itu,entar juga berubah dengan sendirinya"kata fani dengan mantap
"Makasih udah mau jadi pendamping stefan ya fani?"sambut nenek stefan dengan tersenyum
'What?'
"Haha nek..nek fani sama ste…"
Ucapan fani terputus saat stefan datang
"Hah bicarain gue lagi kan?"
"Elleh,perasaan kamu aja kali,emangnya siapasih yang mau komat kamit mulutnya cuma buat ngomongin kamu!"tunjuk fani sama stefan
"Ada banyak lagi"sahut stefan tidak terima
"Terserah lo lah,nek kami pamit dulu ya?selamat hari natal nek"fani lalu menyalami dan mencium pipi kanan sang nenek,itu sudah biasa bagi fani karna keluarga mereka sangatlah dekat
"Gue enggak ni?"tunjuk stefan pada pipinya
"Ini buat loh"fani menunjukkan sebelah tangan tinjunya pada stefan "yaudah ayo keluar"
"Makan dulu dong"kata stefan sambil mengelus perutnya yang kempis
"Jangan lama"
"Yailah lo makan juga kali,yuk"
terpaksa fani ikut makan karna tangannya ditarik oleh stefan
•selesai makan•
Selesai makan mereka pun keluar dan bermain skateboardnya di atas hamparan benda yang bewarna putih itu,yup salju.
Merasa lelah merekapun beristirahat disebuah bangku panjang bercat hitam,di bawah pohon yang rindang
"Capek"kata stefan akhirnya memecahkan kesunyian sebentar itu
"Emangnya lo aja!gue juga kali"sambung fani tidak mau mengalah
"Ya lah tu"ucap stefan menyerah,daripada berdebat kepada orang yang tidak akan habisnya
"Oya stefan gue mau beri sesuatu buat eloh"kata fani
"Oh ya?apaan?tumben lo baik sama gue!"jawab stefan bersemangat
"Gue kan emang baik,tutup mata lo dulu!nanti dalam hitungan ketiga lo baru boleh buka mata"
"O.K"
Stefan pun menutup kedua matanya
"1...du..aaa, ti…ga!!!"kata fani setengah teriak
"Aaaarrrrgghhh"jerit stefan ketakutan bahkan ia sampai terjatuh dari tempat duduknya,"sialan lo fan!udah tau gue jijik sama kodok!!lah!lo malah beri gue kodok ngelempar ke muka gue lagi!!entar kalo handsome gue hilang ,awas aja lo!"ucap stefan rada kaget,marah dan shock
"Handsome monyet lo peang!!"kata fani sambil memegang perut menahan ketawaannya
"Heh"stefan memalingkan wajahnya,dan kembali lagi melihat fani "fan ada yang mau gue bilang"kata stefan pelan
"Udah lo mau bilang gue ngeselinkan?"
"Bukan"
"Rese?bikin lo marah?atau…"kata fani terputus saat stefan mengatakan
"Gue sedang jatuh cinta"
Deg
"Oiya?sama siapa?"kata fani gregetan karna ia mengira itu adalah dia
•••
Gimana?aneh ya?maaf ya kalo ngecewain,vote comments nya dibutuh ya
Piye
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [sorry]
RomanceI'm sorry I was blind in your being,and one thing that I want that time to the end of my life "Back { ye } all my