"Terus terus gimana? Rapatnya udahan gitu aja?""Ga tau, tanya tuh sama Chaeyeon"
Yang disebut baru aja datang, membawa plastik berisikan makanan yang mereka pesan melalui aplikasi. Dua alisnya dinaikkan, bertanya apa yang membuat namanya disebut oleh Jiho. Dalam intonasi yang tidak menyenangkan.
"Rapat semalem? Gimana? Eunwoo sempet tukaran juga sama Jaehyun?" tanya Yuju tanpa jeda.
Chaeyeon masih diam. Menempatkan dirinya lebih dulu duduk di gazebo dan membagikan makanan yang udah mereka pesan.
Kebetulan, siang ini gedung sejarah dikosongkan, sterilisasi karena besok ada kuliah kunjungan mahasiswa dari luar. Jadi semua dosen juga sibuk mempersiapkan acara. Sementara mahasiswanya memilih buat nongkrong dulu di kampus. Termasuk Yuju, Jiho, Mina, dan Chaeyeon yang baru saja memesan makanan.
"Jiho balik langsung dibubarin sama Jugkook" jawab Chaeyeon seadanya, udah sibuk sama sekotak nasi ayam balinya.
"Tapi emang kenapa kalo dia mawapres, Ho? Chaeyeon kan juga mawapres" tanya Mina, belum menemukan alasan tepat kenapa Jiho bisa bilang itu di rapat kemarin malam.
Jiho menerawang sebentar. Mencari-cari juga alasan dirinya bilang hal semacam itu ke Jaehyun. Karena kalau dipikir, bidang penulisan Jaehyun selama jadi mawapres sama sekali berbeda dari makalah kkl mereka nantinya.
"Ya, lo tau Jiho, lah Min. Suka gak waras kalo benci orang", ujar Chaeyeon
"Gue gak benci Jaehyun, ya"
"Gak benci tapi lo yang paling lama protes dia jadi ketua"
Dan Jiho cuma ngedumel. Gak berniat melanjutkan debat sama Chaeyeon yang mungkin gak akan selesai sampai malam selanjutnya. Mina sama Yuju bahkan gak berniat masuk ke dalam perdebatan aneh dua temannya. Buang-buang tenaga kalau kata mereka.
Acara makan di gazebo akhirnya berlanjut tanpa suara. Sampai semua selesai sama makanan masing-masing, mereka cuma diam. Masih lapar sebenarnya, karena porsi ayam bali dari burjo di belakang fakultas hukum itu sedikit. Cuma mampu menghilangkan rasa lapar sejenak.
Di tengah diamnya mereka, ada Sujeong datang sambil bawa buku. Keliatan baru aja keluar dari perpustakaan fib.
"Guys, Mingyu ngajakin kota lama entar malem"
Mendengar kata kota lama, Yuju langsung menanggapi, "ngapain? Mau ngamen?"
"Mulut lo ngamen, lo pikir kita yang danus makrab bem segala ngamen di sana"
Dengar ucapan Jiho, yang Yuju lakukan cuma ketawa miris. Kembali mengingat gimana di semester ketiga, demi memenuhi dana makrab bem fib, mereka nekat ngamen di kota lama. Menjatuhkan harga diri buat mendapatkan uang lima ratus ribu satu malam. Itu juga belum menutup kekurangan. Miris, kalau diingat.
"Nonton lah, ada pagelaran nanti malem"
"Lo sama cowok lo Jeong?" tanya Yuju tiba-tiba,
"Hehe biasa lah, mumpung gak banyak tugas" jawaban itu mengundang cibiran dari Yuju. Dia yang tanya sendiri, tapi dia yang gak terima Sujeong pergi sama pacarnya. Katanya kalau mau membangun bonding antara teman gak boleh bawa-bawa pacar.
"Padahal Sujeong ngajak nonton, gak ngajak makrab. Lo mabuk apa gimana dah?"
Selalu, kalau Yuju yang ngomel dapat omelan balik dari Jiho. Semacam bonding yang tercipta karena rapat bem lebih terasa seperti makrab. Garis bawahi, sering sampai mereka harus menginap.
"Kalo aku ngikut aja, mumpung besok ga kelas juga" sahut Mina, yang langsung dihadiahi acungan jempol dari Sujeong.
Chaeyeon juga sebenarnya mau bilang setuju, tapi keburu pikirannya dihinggapi janji. "Skip dulu gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
disonansi rasa ; [chaeyeon]
FanfictionChaeyeon akan menjawab bahwa kota ini bukan kota yang paling indah, hanya saja kota ini menjadi yang paling banyak memiliki cerita. Mungkin. an alternative universe