La Partie (2)

10 1 0
                                    

(PERHATIAN : TYPO BERTEBARAN DIMANA-MANA)

Happy Reading!

♣️
♣️

Penghujung hari pun tiba, Xaviera sampai dirumah dengan raut wajah yang lelah karena mata kuliah hari ini sangat padat. Xaviera terduduk disamping tempat tidur menatap lurus ke depan, mengingat kejadian sebelum pulang tadi.

Flashback On ~

Xaviera melangkahkan kakinya keluar kelas, setelah sejenak menatap langit yang perlahan berubah jingga. Ia menghela nafas lelah dan melangkahkan kakinya menuju parkiran. Belum setengah jalan dirinya melangkah, suara bariton memberhentikannya. Refleks Xaviera pun memutar tubuhnya kearah sumber suara. Ditatapnya seorang pria yang menuju arahnya dengan berlari kecil. Ansell.

Xaviera menghela nafas kasar, ia enggan berkomunikasi dengan pria blasteran ini. Berkomunikasi dengan pria konyol dan bebal yang ada di hadapannya sekarang.

Xaviera mengangkat alisnya sebelah seolah berkata 'ada apa?'.

"Pulang bareng yuk, gua anterin". Ansell berkata dengan mantab tanpa ragu sedikit pun.

Xaviera tersenyum sejenak, lalu mengangkat jari telunjuknya yang terdapat sebuah kunci mobil, pertanda ia tak butuh tumpangan.

"Yaudah kalo gitu besok belajar bareng ya? Ada beberapa jenis-jenis obat Psikotropika yang belum gua ngerti, mungkin lo bisa bantu?". Sergap Ansell yang masih mantab dengan pendiriannya.

"Gua enggak pintar. Sorry. Kalo lo mau, kan lo bisa search di Internet atau pun tanya sama dosen yang bersangkutan. Hidup udah serba mudah, tapi lo malah mempersulit". Cicit Xaviera dengan sinis.

"Gua dengar-dengar lo anaknya pintar. Please lah belajar bareng". Ucap Ansell dengan memohon, diraihnya tangan Xaviera dengan lembut. Dan hanya saja, itu sekedar akal-akalannya Ansell. Karena Ansell sudah terkenal pintar dikampus lamanya.

Dengan refleks Xaviera menarik tangannya yang sebelumnya berada di genggaman Ansell.

"Lo baru dengar doang kan, engga tau yang sebenarnya!".  Protes Xaviera yang berusaha nahan amarahnya didepan Ansell yang bebal.

"Yaudah buktiin dong kebenarannya!". Ucap Ansell dengan menantang gadis incarannya. Ya, bisa dibilang Ansell menyukai Xaviera sejak pertama kali mereka bertatap muka.

Xaviera menatap Ansell dengan ragu, lalu menggeleng lemah.

"Sorry, gua engga bisa. Permisi".

Dengan cekatan Ansell menarik tangan Xaviera untuk mencegat dirinya berlalu.

'Bugh!'

Tanpa sengaja Xaviera refleks melayangkan pukulannya dibahu Ansell, alhasil Ansell menjerit kesakitan.

"Kan gua udah bilang, gua engga bisa! Gua lagi buru-buru nih!". Murka Xaviera yang sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya menghadapi Ansell.

"Biasa aja dong". Sahut Ansell dengan sedikit meringis.

Sebelum dirinya benar-benar naik pitam dan berubah menjadi monster mengerikan. Dengan segera Xaviera pergi berlari menjauh dari Ansell, si pria yang sudah di notabe bebal olehnya.

Flashback off ~

Disamping itu, jujur Xaviera menyesal dengan sikap dan perbuatannya kepada Ansell yang mungkin hanya ingin berteman baik dengannya. Dan disisa malam itu, sebelum ia terlelap, Xaviera masih terus bergelut dengan pikirannya memikirkan seorang Ansell.

♣️♣️

Keesokan harinya, Xaviera melanjutkan aktivitasnya seperti biasa. Mengantar Razza sekolah lalu kembali ke kampus. Pagi ini, Xaviera bertekad untuk meminta maaf pada Ansell atas sikap dan perbuatannya kemarin sore, dan semoga saja pria itu sudi memaafkannya.

INEFFABLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang