La Partie (3)

5 1 0
                                    

(PERHATIAN : TYPO BERTEBARAN DIMANA-MANA)

Happy Reading!


♣️

"Pagi, Xapi!". Sapaan itu mengagetkan Xaviera, sang pemilik nama yang tengah berkutik pada layar laptopnya. Xaviera menghadapkan tubuhnya ke sumber suara dan menatap Ansell dengan garang.

Ansell yang ditatap pun hanya mampu menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal.
"Itu nama panggilan temen-temen lo kan?".

"Emang lo temen gua?". Nyinyir Xaviera dengan menyeringai sinis lalu memfokuskan dirinya kembali pada kesibukannya.

"Ya! Mulai sekarang dan seterusnya!". Sahut Ansell dengan mantab lalu ikut terduduk disamping Xaviera, menatap gemas Xaviera yang tengah mengembungkan pipinya kesal.

"Lo tuh kenapa sih? Suka banget ngusik gua. Kemarin minta belajar bareng udah gua turutin, dan gua kira hal itu bakal bikin lo berhenti deketin gua, tahunya enggak!". Ucap Xaviera sambil menutup layar laptopnya dengan kasar, lalu menatap geram pria yang bernotabe bebal bagi dirinya.

"Kemarin belajar bareng karena kesalahan lo, mbleee!". Balas Ansell dengan menjulurkan lidahnya meledek Xaviera yang lantas semakin membangun amarahnya.

"Kan awalnya karena lo suka banget ngusik gua!".

"Kan Ansellnya cuma mau temenan doang". Cibir Ansell dengan nada bicara Xaviera ketika sedang memarahinya. Understand?

Mendengar itu, Xaviera menggeram tertahan dan mengumpat.
"Anjrit!".

"Oke! Fix ya, berarti mulai sekarang kita temenan". Seru Ansell dengan senang kemudian meraih tangan Xaviera untuk berjabat tangan layaknya dua orang yang tengah menyepakati sebuah perjanjian.

Xaviera menarik tangannya kasar.
"Hah? Apaan?".

Sebelum mendengar kalimat protes dari bibir manis Xaviera, Ansell segera berlalu. Terlihat Ansell melompat kegirangan sebelum akhirnya hilang di belokkan tangga menuju lantai dua, dimana ruangan Fakultas Kedokteran berada.

Xaviera menghela nafas gusar. Baiklah, tidak ada salahnya berteman dengan Ansell. Lagipula Ansell bukanlan pria jahat dan bukan tipe pria playboy yang hanya memainkan hati wanita. Hanya saja sikap bebal dan tidak mau mengalah Ansell terkadang membuat dirinya hilang kesabaran.

'Tling!'
Notifikasi whatsapp Xaviera berbunyi menampilkan sebuah pesan dari nomor yang tidak dikenal. Tapi tunggu, what??? Foto profil nomor tersebut menggambarkan Ansell dengan baju kemeja merah yang terbuka dengan kaos oblong didalamnya dan dipadukan bersama celana levis hitam, memang terlihat mempesona sih. Eh! Tapi darimana pria itu bisa mendapatkan nomornya?.

• Nanti pulang bareng gua, ya
• Gua tau lo bawa mobil, tapi please lah kasih gua ruang untuk mengakrabkan diri dengan teman baru

• Darimana lo dapet nomor gua?!!
(Read)

Just read? Teman baru? Xaviera menggeram kesal sekaligus bergidik saat membayangkan kata teman, bukan apa, dirinya hanya tidak menyangka bisa berteman dengan Ansell. Come on Xaviera, Ansell itu ganteng. Xaviera langsung memasukkan handponenya kedalam saku celana levisnya dan segera berjalan menuju Fakultasnya.

♣️♣️

"Nanti jemput adik gua dulu ditempat futsal". Suruh Xaviera pada Ansell yang tengah menghidupkan mesin mobil hitam miliknya.

"Oke, nanti tunjukkin aja jalannya".

Ansell menjalankan mobilnya dengan kecepatan rata-rata menuju tempat yang Xaviera minta, untuk menjemput adiknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INEFFABLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang