Wondering About You

908 166 47
                                    

Konon katanya, sepasang belahan jiwa ditentukan oleh tanda lahir berwarna hitam pekat  berbentuk sama yang disebut Haku. Mereka akan dipertemukan oleh takdir, diatur oleh semesta, dan dipersatukan oleh waktu.

Tidak semua orang bisa menemukan matenya. Hanya orang-orang beruntung bisa bersatu dengan pasangan sejatinya. Sejauh apapun jarak diantara mereka, selama apapun mereka terpisah.

Suatu saat jika langit memberkati. Sepasang kekasih jiwa itu akan bertemu, untuk bersama selamanya.

"Mustahil!"

Nyonya tua Wong merasakan kakinya lemas begitu melihat kenyataan didepan matanya. Bagaimanapun keberadaan sepasang mate di zaman ini adalah hal langka, bahkan disaat dirinya masih muda. Semua orang mulai percaya itu mitos atau karangan penulis roman semata. Tapi, didepannya. Sang cucu pewaris memamerkan tanda Haku miliknya yang sama dengan milik Jihoon.

"Kau ingin kami berpisah dan aku mati grandma?" Suara Lucas memberat, pria itu tengah menahan nyeri karena Jihoon meremas lengannya kuat. Pemuda mungil yang berada dalam dekapannya itu terlihat tak kalah shocknya dengan nyonya tua Wong yang perlahan terduduk di kursinya kembali. Yiren mengambil sikap, memijat bahu neneknya, dengan wajah bingung. Yangyang dan Renjun, hanya bisa saling pandang bergantian dari Lucas kembali ke nenek, menoleh lagi ke Jihoon, menoleh lagi kearah mereka berdua.

Suasana yang benar-benar diluar ekspektasi mereka semua.

Lucas menghela nafasnya sesaat, melepas jas yang ia kenakan untuk menutupi kulit Jihoon yang terbuka.

"Semoga Grandma menghargai keputusanku" Lucas mendekap lebih kuat lagi tubuh Jihoon, sebelum menunduk kearah Nyonya tua Wong. Membimbing Jihoon masuk kedalam kamarnya yang berada di sisi kanan ruang utama.

Begitu mereka berdua masuk kedalam kamar, Lucas langsung menundukkan Jihoon diatas kasurnya. Jemari tangan Jihoon tampak gemetar, sesekali menatap Lucas dengan wajah yang sangat kalut.

"Kkkkaau" Jihoon merasakan sengatan listrik pada bahu kanannya. Mendongkak kearah Lucas yang menatapnya sendu. "Jangan bercanda.."

Lucas hanya tersenyum tipis dan mengusak rambutnya. "Istirahatlah, aku harus pergi sebentar" suara Lucas terdengar serak dan rendah. Jihoon masih memeluk jas milik pria itu yang kini berlalu meninggalkannya kearah kamar mandi.

Kegilaan macam apa ini?

🐵🐰

"Grandma..." Yiren memeluk bahu Nyonya Tua Wong dan membimbingnya menuju ruang peristirahatan utama, seorang wanita paruh baya tergopoh-gopoh mendekat kearah mereka.

"Ada apa nona?"

"Grandma tidak enak badan bisa kau antar ke kamarnya?"

Wanita itu mengangguk dengan cekatan membawa nyonya tua Wong menjauh dari Yiren dan keributan tadi. Yiren menghela nafasnya sejenak, sebelum berbalik dengan senyuman jahil terukir di wajah cantiknya itu. Melangkah cepat menuju lorong kamar Lucas kemudian mendapati, Yangyang dan Renjun yang sedang menguping didepan pintu.

"E'hem!" Yiren berdehem.

Yangyang dan Renjun kompak menoleh kearah sang kakak sepupu, lengkap dengan cengiran di wajah mereka.

"Sedang apa kalian?" Yiren menatap lekat dua remaja itu.

"Hanya-" Yangyang tak berani meneruskan ucapannya.

"Kami penasaran" Renjun tak bisa mengkontrol mulutnya "Bagaimana bisa takhayul seperti tadi membuat Grandma terguncang begitu hebat" Renjun menyilangkan dua tangannya ke dada dengan kepala yang sedikit ia telengkan ke kanan.

Together Alone (CasWink) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang