MOS

22 1 0
                                    

Terlihat seorang gadis masih asik bergelung dengan selimutnya di jam yang sudah menunjukkan setengah tujuh ini.
"Cha bangun, kamu lupa ya hari ini kan hari pertama kamu masuk SMA", teriak Heni Ibu kandung dari Caca, ya gadis di balik selimut itu adalah Caca.
"Duh apaan sih mama, sekolah apaan coba bukannya gua sekolah besok ya?", gumam Caca setengah sadar sambil meraih kalender di atas nakas sebelah tempat tidurnya.
"16 Juli? Anjir gua masuk hari ini", teriak Caca sambil meraba jam wekernya yang juga ada di atas nakas.
" Mampus gua, udah setengah tujuh, alamat kena hukuman senior ini mah", dengan cepat Caca bangun dan berlari ke kamar mandi untuk cuci muka.
" Bodo ah, gausah mandi juga gua udah cantik dari sononya, mana juga ni seragam gua? Perasaan udah gua gantung di lemari dah, apa iya seragam gua jalan sendiri nyari udara segar?", Dumel Caca seraya mondar-mandir mencari seragamnnya. 10 menit kemudian Caca sudah keluar dari kamar tidurnya lalu segera menuju meja makan untuk sarapan.

" Pagi ma, pagi pa", sapa hangat Caca kepada kedua orang tuanya.
" Pagi juga sayang, sarapan gih nanti kamu telat lagi", jawab Heni, sedangkan Aryo hanya tersenyum lalu mengangguk. " Aduh ga akan keburu ma, tolong ambilin kotak makan aja ya ma, biar aku sarapannya di sekolah aja ", pinta Caca kepada sang mama yang tanpa menunggu lama kotak makannya pun sudah tersedia,
" Yaudah ma, pa aku berangkat dulu ya", Pamit Caca seraya mencium tangan kedua orang tuanya.

Pagi ini seperti biasa Caca berangkat menggunakan motor bebek berwarna coklat kesayangannya, beserta helm Bogo berwarna cream yang menambah kesan imut pada gadis yang usianya menginjak 16 tahun pada bulan juni lalu . Caca mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi takut-takut dia akan telat. Masa baru pertama masuk udah telat si.

Sampailah Caca di depan gerbang sekolah barunya yaitu SMA Sukma Wijaya. Tapi hari ini keberuntungan tidak memihak kepadanya, ia telat!.
" Mampus guaa ", batin Caca berteriak.
" Baru hari pertama juga udah telat!, Dorong motor kamu sampai parkiran, dan gabung sama temen kamu yang telat di ujung sana ", bentak salah satu senior OSIS sambil menunjuk sebuah gerombolan yang ada di ujung lapangan basket itu.
" Baik kak", pasrah Caca sambil sedikit menundukkan kepalanya menahan takut dan malu karena di pandang oleh senior-senior lain.

Dengan tergesa Caca menghampiri siswa lain yang bernasip malang seperti dirinya.
" Maaf kak, saya telat", ujar Caca sopan kepada senior yang bertugas memberi hukuman. "
Gua udah tau, masuk barisan! ", Ketus senior yang di ketahui bernama Ratih itu.
" Dih, kalo bukan senior gua bejek-bejek juga lo ", batin Caca mendumel tidak jelas.
" Ga usah ngedumel di dalam hati, gua denger ", sindir Ratih setengah menebak kepada apa yang di pikirkan oleh otak Caca.
" Etdah, nih senior cenayang apa gimana sih ", hati kecil Caca kembali andil meminta bagian.
" Gua bukan cenayang ", jawab ratih seperti benar-benar bisa mendengar suara hati.
" Udah ah gua ga usah ngedumel lagi ", pasrah Caca di dalam hati.
" Ya, emang lebih baik lo diam", lagi-lagi Si ratih menjawab suara hati Caca. Heran ga tuh, Caca ngomong di dalam hati aja dia tau.
" Sekarang tugas kalian semua bersihin area lapangan ini, sampe sebersih-bersihnya, jangan sampai ada sisa kotoran sesikitpun, mengerti? ", Ucap Ratih menjelaskan hukuman mereka.
" Mengerti kak ", sahut mereka bersamaan lalu membubarkan diri untuk membersihkan lapangan yang tidak bisa dibilang kecil ini.
"Anjir emang, baru juga masuk udah kena hukuman, di rumah aja nih gua jarang banget mungut-mungut kaya gini, gapapa juga lah, sekalian kabur dari materi hehe", dumel Caca sambil sesekali memungut sampah yang ada.
"Ade cantik kena hukum ya", ucap salah satu dari segerombol siswa laki-laki yang hendak ke kantin itu.
" Siapa sih lo, so kenal banget ", jawab Caca setengah mencibir ke arah lelaki tersebut.
"Dih kalo jutek gini makin cantik deh ", goda sang lelaki semakin menjadi.
" Gua timpuk sampah juga lo lama-lama ", jawab Caca semakin bersungut.
" Kabur ah, macannya ngamuk ", ucap lelaki itu dan langsung lari terbirit-birit diikuti temannya yang lain.
" Nasib cecan ma gini, lagi mungut sampah aja digodain ", gumam Caca bangga kepada dirinya sendiri.

Acara hukum menghukum telah usai, siswa yang terkena hukuman pun sudah diperbolehkan mencari ruangan masing-masing dan mengikuti kegiatan yang telah dijadwalkan oleh panitia dalam acara MOS ini. Seperti pada sekolah lainnya, pada hari pertama MOS ini hanya diisi oleh materi-materi yang mebosankan dan sesekali membuat para siswa menguap, karena menahan kantuk. Akhirnya rangkaian acara hari ini selesai, siswa yang tadinya mengantuk langsung saja berbinar saat mendengar kabar bahwa mereka diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing.
Caca berjalan bersama Arlin teman barunya, mereka berkenalan saat di ruangan tadi, karena Arlin yang duduk sendiri dan Caca yang terlambat lalu tidak mendapat tempat duduk, jadilah mereka duduk berdua.
"Lin motor gua mana ya, gua lupa tadi parkir di mana", Caca berucap dengan wajah tanpa dosanya.
" Yaelah Ca, pikun banget si lo, siapa yang markir siapa yang lupa, warna motor lo apa sih? Terus bentuknya gimana?", Tanya Arlin sambil celingak-celinguk mengamati sekitar seakan sudah tau bentuk dan warna motor Caca.
" Motor gua tuh motor bebek warna coklat, helm gua bogo warna cream", jelas Caca dan Arlin mulai lebih intens dalam mengamati.
" Mata lo buta apa gimana sih Ca? Noh di samping kanan lo!", Teriak Arlin jengkel dan Caca hanya nyengir kuda.
" Yaudah gua duluan ya Lin, lo masih nunggu di jemput?", Tanya Caca sambil mengenakan helm nya.
"Iya nih, lo duluan aja, hati-hati ya", jawab arlin sambil melambaikan tangan ke arah Caca yang mulai menyalakan mesin motornya.
"Oke sip bosku, daaa", setelah caca berlalu arlin memilih berjalan ke pos satpam untuk menunggu supirnya menjemput.

Sesampainya di rumah Caca langsung masuk ke kamarnya, sudah lama tidak sekolah, sekalinya masuk kena hukum, Caca sangat lelah dengan hari ini, akhirnya ia tertidur tanpa berganti baju terlebih dahulu. Drttt...drttt.. getaran yang ditimbulkan oleh benda pipih itu mengusik ketenangan tidurnya. Dirabanya benda tersebut di dalam saku baju yang di kenakannya, dan yap! Ketemu,
"Nomor tidak dikenal", gumam Caca yang masih setengan sadar.
"Duh siapa si ganggu orang tidur aja, hallo", sapa Caca kepada sang penelfon.
" Hai Caca cantik, kenal gua ga?", Sapa balik orang diseberang.
" Dih siapa si lo, ganggu banget tau gak? ", Ketus Caca kepada sang penelfon yang ternyata adalah seorang laki-laki. "Gua...."

Siapanih kira-kira, jangan lupa vote dan komennya bosque, biar rada semangat😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rasa Tak BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang