BAB 4. Selamat Tinggal Jogja dan Segala Luka

16.9K 1.5K 198
                                    

Holaaa, 2187 kata menyapa!!!

Jangan lupa support author dengan cara vote dan komen yahhh

Kalian bisa membaca versi Alternative Universe-nya (AU) di instagram @imradiobodol

Kalian bisa membaca versi Alternative Universe-nya (AU) di instagram @imradiobodol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~selamat membaca~

BAB 4. Selamat Tinggal Jogja dan Segala Luka

"Tuan, aku ini getir, manusia kecil yang lukanya berserak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuan, aku ini getir, manusia kecil yang lukanya berserak. Tak ada yang bisa kupercaya pun seperak. Jika tanganmu adalah wujud doaku dari Tuhan, maka genggamlah aku dengan marak." —dari perempuan yang sekarat jiwanya.





Sepasang anak Adam dan Hawa lahir dalam ikatan bernama pernikahan. Pinangan diucapkan penuh penghayatan dalam satu tarikan napas. Sah dikumandangkan. Doa-doa dilangkitkan; sakinah mawaddah warahmah juga bârakallâhu laka wa bâraka 'alaika wa jama'a bainakumâ fî khairin. Artinya: Semoga Allah memberkahimu dalam suka dan duka dan semoga Allah mengumpulkan kalian berdua di dalam kebaikan. Ditutup amin paling serius, ciuman di punggung telapak tangan dari sang istri, dan kening dari sang suami. Maka dari sanalah semuanya dimulai. Tentang jalinan kasih yang tersusun atas nasib dan takdir. Seperti Yuanfen (bahasa mandarin); ialah kekuatan yang menyatukan. Nasib boleh jadi yang menyatukan, tapi takdir milik Tuhan. Mereka hanya bisa berjalan ke depan, sisanya ya Tuhan yang menentukan.

Samahita memilih untuk melangsungkan pernikahan di KUA. Pesta pernikahan kecil-kecilan yang dihadiri orang terdekat saja. Sederhana memang, tapi justru terkenang. Atas izin putra semata wayang, Zivana dia pinang. Awalnya usia menjadi perkara bagi Samahita karena beberapa ada yang berkata bahwa dengan perbedaan usia sebanyak itu Samahita lebih cocok jadi paman ketimbang suami. Namun Zivana menepisnya. Atas dasar bagaimana Samahita memperlakukan Byantara membuatnya terlihat seperti sosok yang bertanggung jawab, berpikiran terbuka, tahu caranya menghargai dan mencintai, serta memiliki nilai-nilai hidup yang sama dengannya, bukankah hal itu cukup? Justru Zivana merasa malu untuk disandingkan dengan lelaki baik-baik seperti Samahita. Dengan segala luka dan seberapa berantakan hidupnya, Samahita terlalu sempurna untuknya.

YuanfenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang