Aku adalah aku. Sampai kapan pun aku adalah aku. Tak akan pernah menjadi orang lain.
Tapi ... itu prinsip hidupku dulu, saat aku masih polos-polosnya, dan belum mengenal betapa kejamnya dunia.
Kalau saja masih kupertahankan sampai sekarang ... bisa-bisa aku mati konyol. Ya, mati mendadak atau gantung diri hanya karena tak kuat menahan hujatan dari lidah-lidah tajam milik mereka yang mengataiku gila.
Dulu aku merasa tidak gila... Tapi aku hanya mengatakan yang sebenarnya...
Apa yang kulihat kukatakan. Apa yang terdengar kukatakan. Apa pun itu... Termasuk apa yang diucapkan orang-orang dalam hati, aku bisa mendengarnya. Lalu kukatakan saja kalau mereka tak boleh berpikiran negatif atau merutuki orang lain di dalam hati.
Sejak saat itulah aku mulai dikatai gila. Dan semua teman mulai menjauh, dan aku sendirian. Tanpa teman sampai akhirnya aku menyadari kalau aku ini memang hampir gila.
~Chameleon~
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAMELEON
Science FictionChameleon, seorang gadis yang baru beranjak dewasa. Saat teman-temannya menjalani hidup normal (mencari jati diri lalu menemukannya, seperti beberapa temannya yang lebih senang mengajari anak kecil lalu memutuskan untuk menjadi guru saja, atau ada j...