"Hey bangunlah! Mana lembar kerjamu? Kalau dapet nilai buruk,maka aku adalah orang pertama yang akan menertawakanmu sekeras mungkin."
Itu adalah Jee sahabatku,dia memang sering marah-marah karenaku,karena kebiasaan burukku yang lebih sering menghabiskan waktu ulangan dengan tidur,30 menit pertama mengerjakan soal ulangan lalu sisanya ya apalagi kalau bukan tidur. Namun meskipun begitu aku tidak pernah mendapatkan nilai buruk dikelas,seakan aku ini punya sixsence yaitu sudah tau jawaban dari sebuah soal meski hanya dengan membaca soalnya saja tanpa belajar.
Oh ayolahhh,kenapa Jee mendeklarasikan diri bahwa dia adalah sahabatku? Sedangkan kebiasaanku saja dia tidak tau,seperti apa karakterku dia tidak faham.
Tentu saja dia tak semengenal itu padaku,yang dia kesalkan hanyalah kenapa aku selalu bisa mendapatkan nilai baik padahal dia ini sosok yang lebih rajin daripada aku.
Dia mengerti kebiasaanku yang selalu tak bisa tidur ketika malam hari,itulah mengapa dia sering melindungiku ketika akan ketahuan guru bahwa aku sedang bobok cantik dibangkuku. Lalu apa yang aku lakukan ketika malam datang dia tentu tahu,aku menghabiskan lebih banyak waktu dengan membaca buku entah buku apapun itu,termasuk buku pelajaran,pengetahuan umum,komik,majalah,apapun itu yang bisa menemani malam-malamku yang tak lepas dari rasa gelisah. Jadi ya dia tak heran jika aku masih bisa mempertahankan nilai baikku.
"istirahat nanti,jangan tidur lagi. Ayo temani aku fotokopi ke sekolah sebelah,fotokopian depan sekolah tadi tutup." Ajaknya sambil berlalu membawa lembar kerjaku untuk dikumpulkan ke meja guru.
"emm" jawabku singkat masih dengan membenamkan seluruh wajahku pada lipatan lenganku diatas meja.
Scroll scroll scroll
Entah sudah seberapa jauh jempolku bergulir melewati postingan-postingan alay diberanda facebookku,rasanya aku bosan menunggu Jee aku ingin tidur...
"HOYYY!!!" sumpah demi apapun aku ingin menenggelamkannya ke antartika siapapun itu yang sudah mengagetkanku ketika aku baru saja akan meletakkan wajahku ketempat damainya-lipatan lenganku.
Belum sempat aku mengumpatinya dengan kata-kata menyentuh kalbuku dia sudah menarik lenganku,sambil tertawa agak tersenyum eh tersenyum agak tertawa,ah entahlah dia terlihat agak gak lurus siang ini.
"maaf ya,aku tadi nyari buku yang mau aku fotokopi di perpus dulu,maaf ya sayang..."
"jyjyq!!!" benar sekali,kurasa otaknya tertinggal di lab. IPA tadi pas melewatinya ketika dari perpus
Dia terus menarikku,ketempat dimana banyak anak-anak berseragam putih abu-abu.
"kenapa kesini sih?" aku penasaran,sungguh!
"pikun ya! Fotokopian depan sekolah kan tutup,jadi ya mau gamau kita fotokopi disini kali aja bisa ketemu jodoh juga ahahahaa" dengan begitu kerasnya dia ketawa melewati beberapa siswa putih abu-abu yang mungkin hanya menganggap kami 'eh amoeba lewat'
"sadar dikit,rok masih biru juga udah mikirin jodoh." Semoga kata-kataku menghentikan tertawanya yang jujur sudah membuatku malu.
Akhirnya perjalanan kami berakhir,sebuah tempat yang lumayan ramai orang-orang bergantian keluar masuk untuk fotokopi atau hanya sekedar membeli peralatan ATK. Menunggu itu bosan sungguh,untuk mengurangi kebosananku aku mengabsen deretan pulpen lucu yang terpajang di etalase,atau menghitung sisa penghapus yang belum terjual,sekalian memasukkan list beberapa peralatan tulis yang aku ingin beli. Hingga perasaanku ada yang aneh,ada yang tidak beres disini aku merasa...sedang diawasi!!!
Ohh kau terlalu percaya diri Yun Hee,tapi perasaan itu sangat kuat seakan ada yang sedang memintaku untuk melihatnya,menengok kearahnya.
Kucoba menuruti apa yang hatiku katakan,dan tepat arah jam 10 dari tempatku berdiri seorang pria sedang memandangku dengan smirk samarnya,aku tau itu smirk tapi sangat samar untuk dikatakan bahwa itu sebuah smirk. Setelan putih lengkap dengan atribut keamanannya dengan celana hitam dan topi hitam juga tak lupa 'oh god,dia terlalu muda untuk dikatakan seorang satpam,sungguh!!!' untuk pertama kalinya aku merasa canggung dipandang seorang pria,tak seperti biasanya yang bodoamat terkesan nantang kalau seseorang berani memandangku terlalu lama karena itu akan menimbulkan ekspektasi tak terduga dihati seseorang.
"shitt! Kenapa masih liatin sihh,padahal aku kan juga pengen liat wajahnya lagi" gumamku samar yang sialnya mungkin masih bisa didengar Jee.
"eh eh ada satpam ganteng tuh!"Jee menunjuk dengan dagunya samar
"mana?" sungguh aku hanya berpura-pura hanya agar bisa memandangnya lagi,konyol banget gak sih?!?!
Demi kolor neptunus! Dia masih memandang kesini,dengan tatapannya yang percaya diri dan seakan yakin bahwa dia ganteng,ya dia memang tampan sangat keren tapi sayang dia bukanlah tipe ku. Ya... untuk dijadikan pasangan aku memang benci makhluk yang dikatakan ganteng,tampan,keren atau apalah itu. bukan tanpa alasan... aku memang trauma pada spesies yang satu itu.
Tapi apa yang aku pikirkan?
Tipikal? Pasangan? Trauma?
Apa-apaan sih aku ini?pe de sekali nona Yun Hee ini ya...
Aku dan Jee sudah kembali kekelas,dan kami beruntung tidak telat bimbel karena memang kami kelas 9 dan harus lebih banyak belajar daripada banyakin mikirin si satpam ganteng,eh apa-apaan sih! Kok satpam lagi satpam lagi...
"Yun Hee,balik yuk!" itu Jee yang baru saja mendaratkan bokong teposnya dibangku sampingku.
"eh bimbel belum dimulai,main ngajak balik aja sih"jawabku.
"bukan itu,kita balik ke kopsis sekolahan sebelah."-Jee
"mau ngapain sih,mager ahh!!!"-aku
"pengen ketemu lagi sama satpam tadi,hehee"-Jee dengan tidak tau malunya
"dih! Mau nyabe kamu!" aku tak habis fikir kenapa aku bisa berteman dengannya.
"eh sembarangan,enggak aku Cuma penasaran aja,tadi tuh dia ngeliatin kearah kita terus tau,kamu nyadar gak sih?" iya,Jee memang benar kalau satpam tadi memperhatikan kearah kami berdiri,iya kami. Kenapa dengan kepedeannya aku fikir dia lagi ngeliatin aku ya? Ohh sungguh sekarang aku merasa kalau sebenarnya aku yang tak tahu malu. Siapa tau kan dia minat sama kawanku satu ini yang awet jomblonya,hahaa
"ayo dong,siapa tau bisa nyantol. Kamu sih enak udah punya pacar..."-Jee
"pacar? Udah gak punya tuh!"-aku
"jangan bercanda deh,disyukurin tuh Seokjin oppa!"-Jee
"apaan sih! Udah-udah yok kesono lagi" sungguh aku lagi malas sekali membahas Seokjin,mantan pacarku.
Sepanjang perjalanan,Jee cuma bahas satpam tampan itu,aku yakin tuh satpam pake pelet deh! Oh tidak,pasti temanku yang gampangan. Gampang terpesona hanya karena wajah tampan. Buruk,sungguh itu buruk aku tak mau seperti itu lagi,pria tampan adalah tipikal pria terburuk didunia ini,bahkan lebih buruk dari pria yang bernasib buruk sekalipun.
Aku bersumpah gak mau lagi berurusan dengan mereka,bahkan ketika hanya tersisa satu pria di dunia ini dan dia tampan,aku akan memilih untuk membelah diri dan menikah dengan diriku sendiri.
Jee sekarang mungkin sedang kecewa,terbukti dengan wajahnya yang tertekuk sempurna seperti kartu perpus yang lama gak keluar dari dompet.
"nape sih,mukanya kaya gitu..." lama-lama gatel juga mulutku ngeliatin dia nyepetin pemandangan mataku.
"kok dia udah gak ada ya? Apa udah pulang ya?" keluhnya dengan melasnya.
"dih kaya anak prawan ga jadi dikawinin aja kamu,ya namanya juga orang ganteng pasti sibuk ngurusin dayang-dayangnya,gitu aja gatau..."celetukku
"masa iya sih kaya gtu?jangan suudzon kamu,ga baik... entar ditinggalin pacar loch!" makjleb! Sungguh aku sempat berfikir Jee sedang tidak bercanda dengan omongannya,tapi aku sadar kalau dia memang belum tau yang sesungguhnya.
"emang udah ditinggalin kali..."jawabku santai
"hah? Yang bener?gak bercanda kan? Duduk dulu situ,crita dong..." Jee memang tau betul ketika aku dalam kondisi begini aku butuh seseorang untuk mendengarkan ceritaku,mengurangi rasa gelisahku dimalam hari.
"jadi gimana?kenapa putus?" Jee antusias,mefokuskan arah tubuhnya menghadapku. Memasang seluruh indera yang dia punya menyimak ceritaku
"ya gitu,dia udah punya pacar..."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
4AM
General FictionKeputusan bunuh diri seorang ibu muda yang membuatnya menyesal tak berujung,menjadi awal kehidupan abadinya...