10. That's okay

182 38 13
                                    

Nina berjalan mondar mandir diatas rooftop sambil ngelihat handphone-nya yang mati digenggamannya.

Ya, Nina masih nunggu kabar dari Nana.

Sejak dari pagi berangkat sekolah sampe sekarang waktunya jam istirahat, masih belum ada juga kabar dari Nana maupun Mama tentang operasi Nana.

Jujur Nina cemas dan khawatir.

Hingga beberapa menit kemudian, akhirnya Shuhua pun datang ngehampirin Nina sambil bawa dua botol kecil susu strawberry digenggamannya.

"Masih belum ada kabar juga?" Tanya Shuhua yang kemudian ngasih satu botol susu strawberry nya kearah Nina.

Nina ngangguk kecil lalu nerima susu pemberian Shuhua. "Iya, makasih Shuhua" ucap Nina.

"Sama-sama, terus gimana? Gak mau coba telfon?" Saran Shuhua sambil berjalan kearah bangku panjang kosong yang ada didepan mereka.

Shuhua duduk dan mulai minum susunya.

"Udah, tapi gak aktif. Gimana ya?" Jawab Nina yang kemudian ikut duduk disamping Shuhua.

"Udah gak usah khawatir, pasti operasinya bakal berjalan dengan lancar kok. Kalo kamu mikirnya yang negatif terus, yang ada nanti bakal beneran terjadi. Kamu pasti gak mau kan?" Ucap Shuhua yang mencoba untuk menenangkan pikiran Nina.

"Ya enggak lah, masa mau. Tapi aku juga bingung gimana caranya biar aku gak khawatir kayak gini"

"Ahh gimana kalo nanti pas pulang sekolah kita ke gereja? Siapa tau pas selesai berdoa pikiran kamu jadi tenang lagi, gimana?"

Nina diem sebentar lalu ngangguk kecil. "Boleh, lagian aku juga belum sempet ke gereja lagi setelah pindah ke sini" kata Nina setuju.

"Oke deh, nanti kita berangkat bareng kesana" sambung Shuhua lagi.

"Eh tapi jauh gak dari sini gerejanya?"

"Enggak juga sih, nanti aku chat pak Roby buat jemput kamu disana"

Nina ngangguk lagi. "Hmm oke deh, makasih banyak ya Shuhua"

Shuhua senyum lebar. "Iya sama-sama, jangan khawatir lagi ya?" Tanya Shuhua memastikan.

"Hahaha iya Shuhua"

⸙⸙⸙

Disinilah mereka sekarang berada, didalam gereja besar yang terletak tidak jauh dari keberadaan sekolah mereka sambil duduk dibangku coklat panjang yang terdapat dibarisan pertama gereja.

Nina dengan kedua tangannya yang mengepal didepan dada meminta permohonan kepada Tuhan agar semua doa-doanya dikabulkan oleh-Nya.

Sedangkan Shuhua yang ada disebelahnya pun juga tidak lupa untuk mengikutinya apa yang sedang Nina lakukan saat ini, keduanya sama-sama saling berdoa dan melakukannya dengan sangat khusyuk.

Hingga waktu menunjukkan pukul lima sore, akhirnya mereka berdua pun memutuskan untuk kembali pulang kerumah dan menunggu jemputan mereka sambil duduk di halaman teras gereja.

"Denger-denger hari Sabtu Papa kamu mau ngadain acara ya?" Tanya Shuhua sambil meluk kedua kakinya.

"Hmm, kamu tau dari mana?" Tanya Nina balik.

Shuhua ketawa. "Kamu kayak gak tau aja konglemerat disini kayak gimana, pasti mereka semua saling berkoneksi. Kayak aku sama kamu" jelas Shuhua.

"Aku sama kamu?"

Shuhua menghela nafasnya pelan. "Iya Nina, anak-anak yang sekolah disekolah kita tuh rata-rata anak konglemerat semua. Termasuk kamu, jadi apapun yang orang tua kita rencanain dan lakuin pasti temen-temen kita semua tau"

She's not Me | Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang