Extra Chapter

9.4K 920 449
                                    

Pada seneng ga saya bikinin epilog?:( unpub lagi ni kalo ga suka:(

.
.
.

“JEONGIN!”

Hyunjin sontak bangun dari tidurnya.

Ah, mimpi itu.

Lagi.

Keringat memenuhi dahi Hyunjin. Ia memijat pelipisnya, pusing—menyibak rambut hitamnya kebelakang, kemudian kembali menjatuhkan punggung dikasur.


Lima hari.




Jeongin menghilang.


Dibuatnya Hyunjin menggila karena Jeongin tak kunjung menampakan dirinya disekolah. Memori terakhirnya melihat wajah Jeongin hanya saat itu.

Saat dimana Jeongin tenggelam dalam keramaian.

Saat dimana ia tidak sanggup meraih tubuh ringkih Jeongin untuk mendekat, sekedar memeluk, dan menenangkan.

Hati Hyunjin berdenyut mengingat hal itu.

Ia menyesal.

Dengan hanya melihat Jeongin, Hyunjin merasa Jeongin adalah rubah kecil yang rapuh dan kesepian. Menumbuhkan rasa ingin melindungi tubuh mungil itu.

Padahal, mereka hanya bertemu dalam semalam. Makanya, Hyunjin selalu menyangkal.






Karena, perasaan tidak datang secepat itu.

•••

“Heh, badak!” Minho menekan keras pucuk dada Hyunjin, kemudian memelintirnya.

“Biadab!”

Dibalas tepisan keras oleh Hyunjin. Minho tertawa keras.

“Makanya dengarkan aku, sialan. Kau kira aku aku bicara dengan setan?”

Memilih untuk mengabaikan Minho, Hyunjin membereskan pakaian renangnya. Bersiap untuk kembali ke kelas, lalu pulang kerumah.

“Kau mengabaikanku?!”

Hyunjin memutar badannya menghadap Minho. Menghirup nafas, berusaha sabar menghadapi sahabat bodohnya.

“Aku sudah dengar itu dari mulutmu 3 kali, tau?”

“Memangnya aku kapan aku bercerita seperti itu?!"

"Di mimpi ku"

Hyunjin tertawa kecil saat Minho memberinya pukulan dibahu. Kemudian merangkulnya menuju kelas.

“Sepertinya aku melupakan sesuatu” ujar Minho

“Aku tidak mau menemanimu mengambil barang ketinggalan di kolam renang”

“Tidak, bodoh. Ada sesuatu yang ingin kukatakan tapi—apa ya? Hmmmm.














—AAHHHH!!!”

“A—Kaget, bangsat”

“ANAK ITU!”

“Apasih?” Hyunjin jengah

“Anak yang kau cari hingga berkelahi dengan pak botak karena bertanya alamatnya, bodoh!”

Hyunjin berhenti berjalan.









....jeongin?

“Aku melihatnya. Di ruang guru saat jam pulang ta—”



Bruk!

study tour ーhyunjeong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang