Kadang untuk sekedar kangen aja nggak cukup.
Enggak cukup buat kita jadi tau apa yang sebenernya mau kita lakuin. Semuanya samar samar. Kangen sering kali jadi alasan. Tapi nggak cukup, nggak cukup kalau satupun enggak bergerak. Selangkah aja enggak.
Saking kangennya sampe lupa, dia sebenernya siapa? Emang berhak buat kangen? Emang dia juga kangen?
Lupa? wajar.
Tapi akan jadi nggak wajar kalau setelah itu kira ngerengek dengan alasan kangen. Belum lagi kalau enggak ada status yang jelas. Kadang memang realita nusuk banget. Tapi percaya, percaya kalo ujung ujungnya bekas luka lama akan tertutupi dengan plester baru.
Nggak ngerti ya?
Ibaratnya tuh, lo kangen tapi dibuang aja gitu secara cuma cuma. Nyesek kan? Luka kan?
Nah ya itu.
Plester yang baru nggak akan mungkin salah waktu,
akan datang kalo luka lo memang nggak bisa sembuh seutuhnya tanpa orang yang baru.