Seyna baper?

13 4 2
                                    



Cinta itu perlu proses, sama halnya seperti kupu - kupu. Sebelum ia menjadi kupu-kupu, bukankah dia berawal dari ulat, kepompong lalu kupu-kupu. Seperti itu juga proses cinta.

Selvaro Raditya Januarta

————————————————————————

Gadis itu, Seyna. tengah duduk di depan komputer sambil memakan roti bakar yang dia buat pagi - pagi sekali. Sesekali tangannya kirinya mengetik di keyboard. Gadis itu rupanya tengah mengecek jumlah penumpang hari ini.

"Huh, penumpang Jakarta penuh semua. Padahal gue niat pulang cepet." Ujar Reno dari belakangnya.

"Mau?" Tawar Seyna sambil menyondorkan sekotak roti bakar pada Reno.

Reno, seniornya itu mengambil satu bidang roti bakar rasa coklat lalu memakannya. "Ini buatan lo?" Tanyanya. Seyna hanya mengangguk. "Pinter juga lo bikin beginian, gue pikir lo cuma bisa ngomong sendiri" ujar Reno lagi.

Seyna mendelik tajam ke arah Reno, "Maaf Sey, gue cuma bercanda kok" katanya lalu memakan kembali rotinya.

Tiba - tiba seseorang masuk ke dalam office. Cowok, itu masuk tanpa mengetuk pintu. Seyna dan Reno menoleh ke arahnya. Mereka sama sekali tidak mengenal cowok itu. Cowok itu memakai seragam yang sama dengan mereka. Sepertinya anak baru atau staff pindahan.

"Lo siapa? Anak baru?" Tanya Reno.

"Sorry, kenalan nama gue, Selvaro. Panggil aja Varo. Gue pindahan dari Jakarta" kenalnya sambil mengulurkan tangannya pada Reno. Reno membalas uluran tangannya. "Gue Reno dan ini Seyna"

Cantik!

Seyna menatap sekilas cowok yang bernama Selvaro itu lalu kembali memakan roti bakarnya.

Reno dan Selvaro melanjutkan perbincangan mereka dan Seyna hanya memainkan ponselnya. Istirahatnya akan berakhir 45 menit lagi. Tepat pukul 8 pagi dia harus kembali ke check in counter.

"Sey, lo mau balik ke check in counter kan?" tanya Reno.

"Empat puluh lima menit lagi kak" balasnya.

Reno menepuk pundak Selvaro. "Entar lo ke check in counter bareng Seyna. Kebetulan di gate sudah ada banyak orang" kata Reno.

Perlu digaris bawahi, Reno adalah PIC (Pilot In Comand) di team mereka.

"Sey, gue nitip Selvaro. Entar lo ajak dia keliling bandara sini. Biar dia hafal jalanan sini. Takutnya besok- besok ini anak nyasar lagi" lanjut Reno sebelum meninggalkan mereka berdua.

Selvaro dan Seyna sama-sama diam. Selvaro ingin mengajak Seyna berbincang-bincang. Namun kelihatannya Seyna masih sibuk dengan ponselnya.

Kemudian Seyna meletakkan ponselnya di meja. Lalu menoleh ke arah Selvaro yang sekarang tengah sibuk memainkan ponselnya.
"Selvaro, entar bantu gue bawa itu ya?" Pinta Seyna sambil menunjuk sekotak kardus berisi kertas boarding pass, label tag bagasi dan masih banyak lagi.

"Sey, boleh gue minta nomor wa lo?" Tanya Selvaro. Seyna yang tengah merapikan rambutnya di depan cermin, seketika membalikkan badannya.

"HP lo sini" jawabnya.

Selvaro memberikan ponselnya. Seyna lalu mengetikkan nomor ponselnya. Setelah selesai dia segera mengembalikan ponsel itu. "Itu nomor gue"

Seyna mau memberikan nomornya hanya semata-mata untuk memudahkan dalam berkomunikasi. Bukankah Seyna dan Selvaro sudah satu tim. Tidak ada salahnya juga bukan.

"Sey"

Seyna hanya berdehem "Hmm"

"Gue mau jadi sahabat lo," kata Selvaro.

"Gue ga bisa" balas Seyna yang masih membelakangi Selvaro.

"Kenapa?"

Seyna berbalik badan lalu melipat kedua tangannya, "Gue ga bisa berteman sama orang yang haru saja gue kenal"

Bagi Seyna untuk menjadi sahabatnya, dia perlu tahu sosok orang tersebut seperti apa. Dia tidak mau jika nanti dia dihianati oleh Selvaro jika saja cowok itu menjadi sahabatnya.

"Oke, nanti juga lo bakal mau temenan sama gue. Let's see"

Itulah momen di awal mereka bertemu. Tidak ada yang tahu perkataan Selvaro di hari itu berubah menjadi kenyataan. Hingga akhirnya mereka berteman sampai hari ini.

***

Mobil sport warna merah itu berhenti di depan warung bakso yang terletak di dekat bandara. Selvaro dan Seyna turun dari mobil itu.

Mereka segera mencari tempat untuk duduk. Seyna berjalan terlebih dahulu menuju bangku kosong bertuliskan nomor 2.

"Mas pesan 2 porsi bakso komplit, yang satu ga pake sayur kol" kata Selvaro pada pelayan yang ada di depan mereka.

"Minumnya mas?"

Selvaro menoleh Seyna, "Lo mau minum apa?"

"Es jeruk aja" balasnya.

"Oke, es jeruk dua" kata Selvaro. Kemudian pelayan itu mencatat pesanannya. Lalu pelayan itu segera pergi.

"Varo, semua orang ngelirik kita tahu" kata Seyna. Gadis itu nampak risih dengan tatapan beberapa orang pada mereka. Ini semua terjadi karena Selvaro. Cowok itu selain punya Distro, dia juga adalah selebgram terkenal. Tidak heran beberapa cewek kerap curi pandang ke arah Selvaro.

"Biarin aja ga usah ditanggapi"

"Ga bisa"

"Liatin gue aja, pasti bisa" kata Selvaro, sedikit tersenyum lalu mengedipkan sebelah matanya.

Seyna menautkan kedua alisnya, "Ogah!"

"Gue ganteng gini, masa lo gak suka gue Sey?"

Seyna menggeleng kuat.

"Permisi mas, mba, ini dua porsi bakso komplit dan dua es jeruknya" kata pelayan itu sambil meletakkan pesanan mereka.

"Terimakasih mba" ucap mereka pada pelayan wanita itu.

Mereka pun mulai menyantap bakso itu. Seyna menambahkan lima sendok Sambel ke dalam mangkuk baksonya. "Eh, lo ga isi Sambel? Mana enak baksonya kalo ga lo tambahan Sambel" ujar Seyna. Belum Selvaro bisa menolak. Seyna sudah terlebih dahulu memasukkan Sambel ke dalam mangkuknya.

"Sey, udah segitu aja" stop Selvaro saat Seyna ingin menambahkan satu sendok lagi ke dalam mangkuk bakso Selvaro.

"Cemen banget sih lo, baru juga satu sendok" ledek Seyna. Selvaro yang tidak suka diledek lalu menambahkan Sambel ke dalam mangkuknya. Malah sampai 5 sendok dan alhasil kuah baksonya berwarna merah pekat. Selvaro lalu memakan baksonya secara perlahan. Selain pedas kuah baksonya juga terasa panas.

Baru tiga suap, rasanya Selvaro sudah tidak kuat lagi. Wajahnya juga sudah berubah Kadi merah padam. Seyna jadi tidak tega, lantas menyodorkan minumannya pada Selvaro.
"Minum ini dulu, muka lo keliatan merah banget"

Hari ini, esok dan nanti Where stories live. Discover now