Gongju || Choi Raesung✔

L'

Author POV

Erin mematikan lampu kamarnya.
Pencahayaan di kamarnya saat ini cuma dari dua lampu tidur pemberian Hanbin yang ditaruh di dua belah nakas samping kasurnya.

Erin duduk di kasurnya, sambil terus-terusan natap lightstik blackpink pemberian Raesung tadi siang yang saat ini di pegangnya.

Dia mendadak kepikiran buat matiin semua lampu yang ada di kamarnya. Tapi dia ragu. Khawatir asa takut itu datang lagi kalau kamarnya gelap total.

" ... Kalo misal suatu saat lampu kamar kamu mati lagi ... Tinggal ambil dan nyalain deh, biar gak gelap dan kamu gak takut ..."

Dia mendadak inget ucapan Raesung tadi siang. Tangannya otomatis menyalakan lightstik palu berbentuk love itu.

Dengan ragu,
Erin mematikan dua lampu tidurnya.
Sampai kamarnya gelap,
Dan hanya menyisakan cahaya pink dari lightstik yang dipegangnya.

Mata Erin berbinar,
Cahaya pink itu memang cantik banget di tengah ruangan gelap kaya gini.

"Aku harap hari-hari kamu bakal selalu penuh tawa kaya gini ..."

Lagi-lagi,
Ucapan Raesung tadi siang terlintas di pikiran Erin.

Bikin senyum manis gadis cantik itu mengembang.

Erin suka,
Semua perlakuan manis Raesung ke dia selama ini. Walau sesederhana apapun.

Semua itu bikin Erin pengen jadi lebih dekat sama Raesung. Dan juga ... Bikin Erin makin pengen nyembuhin dirinya sendiri secepat mungkin.

Dia mau nyembuhin semua traumanya.
Dia mau jadi kaya orang pada umumnya.
Dia gak mau jadi orang aneh yang punya banyak ketakutan.
Juga gak mau ngerepotin banyak orang terus.

~

"Jangan ikutin Erin! Awas aja!"
Ucap gadis itu sambil mengikat tali sepatunya.

"Ta-tapi ... Kamu serius bisa berangkat sekolah sendiri?" Tanya Hanbin khawatir,

Erin berdiri dan menggendong ranselnya, "Serius! Erin bisa!"

Pagi ini,
Erin mendadak bersikeras mau berangkat sekolah sendirian, gak mau dianter dan diikutin Hanbin.

"Erin berangkat yaa. Dahh ..." Setelah melambaikan tangan, Erin bergegas pergi.

Begitu melangkah melewati pagar rumahnya, ketakutan itu datang lagi.

Erin jalan pelan-pelan.
Dengan kepalanya yang menunduk.
Sambil memegang erat dua belah tali tas sekolahnya, sesekali Erin noleh ke kanan kiri atau depan dan setelahnya nunduk lagi.

Seperti biasa,
Dia ngerasa takut dan terancam.
Bahkan kakinya terasa lemas karena kali ini dia jalan sendirian.

Atensi beberapa orang yang lalu lalang di jalanan tertuju ke Erin, mereka natap Erin dengan tatapan keheranan. Jelas mereka ngerasa ada yang aneh dari cara jalan Erin.

Butuh sekitar 5 menit bagi Erin,
Buat sampai di halte bus.

Tinggal beberapa langkah lagi,
Dia bakal sampai di halte.

Tapi ...

Ngiiiikk!

Brakkkkk!!

"Aaaaaaaa!!" Teriak Erin sambil reflek berjongkok dan menutup kedua telinganya,

Suara mobil yang menghantam sesuatu dengan keras itu bikin dia kaget sampai ketakutan.