3. CEO Muda

10 1 0
                                    

*Jungkook POV

Lucu sekali, beberapa saat yang lalu aku tergesa menemui salah satu klien untuk deal mengenai proyek yang kita diskusikan minggu lalu. Proyek ini memiliki keuntungan yang besar bagi perusahaanku tapi disinilah aku sekarang, makan malam bersama dengan seorang gadis yang baru saja aku temui beberapa saat lalu. Kembali dengan embel-embel alasan merasa bersalah, cliche.

Aku mengajaknya makan semangkuk ramen untuk menghangatkan tubuh, cuaca malam ini sangat dingin dan aku pikir ini adalah pilihan yang tepat. Rasanya baru sekali melihat gadis ini rasanya seperti ada magnet yang menarikku untuk mengetahui tentangnya. Tidak, aku tidak percaya dengan love at first sight  oh yang benar saja itu hanya nafsu semata katanya. Dan aku tidak seperti itu. Pacaran saja tidak pernah, apalagi melakukan "hal itu". Menjadi CEO di usia muda membuatku terlalu fokus pada pekerjaan. Aku tidak boleh mengecewakan mendiang ayah yang sudah memberikan segalanya padaku. 

Aku hanya ingin mendengar ceritanya. Tentang mengapa gadis itu, Min Yoonji menyebut hari ini sebagai hari sialnya. Jujur, senyumnya sangat manis. Aroma vanila yang menguar masuk dalam indra penciumanku saat aku tidak sengaja menabraknya tadi sangat memabukkan. Aroma itu bertubrukan dengan aroma strawberry dari helai rambutnya, sangat manis.  Rasa ini baru pertama kali, sangat asing bagiku. Sedikit membuatku penasaran.

"Tuan jeon, kau tidak perlu sampai seperti ini hanya karena menabrakku dan menumpahkan kopi beberapa saat lalu"

"Jungkook saja, panggil aku jungkook"

"j-jungkook?"

"Benar begitu. Makanlah, aku yakin kau belum makan malam kan setelah melalui hari sialmu?"

Yoonji hanya tertawa dan mulai menyesap kuah ramen yang masih dikepuli asap karena baru dihidangkan beberapa saat lalu. Dering telfon seketika merusak suasana makan malam kami. Melihat nama yang tertera dari handphoneku, jelas ini telfon yang tidak bisa aku abaikan. Aku meminta izin Yoonji untuk mengangkat telfon.

"Bisakah kita pindahkan ke hari lain? aku mendadak harus melakukan sesuatu"

"Baiklah, aku tau hyung. Maafkan aku biar aku yang urus nanti"

*Yoonji POV

Jungkook sedang mengangkat telfon, aku yakin mendengar seseorang mengomel di seberang sana. Benar juga, beberapa saat lalu saat keluar dari kedai kopi memang Jungkook terlihat sangat tergesa tapi mengapa sekarang pemuda itu mengajakku makan malam dengan santai dan aku juga mengikutinya. Bodoh sekali kau Yoonji. Haruskah aku bertanya? Iya, Sebaiknya aku menanyakannya.

"Jungkook, pergilah aku tau kau ada janji kan? Kau seperti dikejar sesuatu keluar dari kedai kopi tadi"

"Tidak ada, hanya pertemuan biasa kok. Aku bisa menemuinya lain waktu. Tidak usah merasa bersalah"

"Kau yakin?"

"Iya, sudahlah ayo makan. Aku lapar sekali"

"Hmm baiklah, jangan seperti itu lain kali. Kalau kau sudah ada janji utamakan janji pertamamu terlebih dahulu, oke?"

"Kenapa kau jadi terlihat seperti ibuku? lucu sekali"

Wajahku kembali memerah, jungkook sialan kenapa harus mencubit pipiku. Bertemu dengan Jungkook tidak buruk juga, setelah melalui hari yang cukup berat bertemu dengannya sedikit menaikkan moodku. Selesai makan, Jungkook juga mengantarkanku pulang sebenarnya aku merasa tidak enak tapi dia memaksa jadi ya sudahlah. Lagipula jika aku pulang sendirian dan kakakku ada di apartment dia pasti akan mengomel karena aku pulang selarut ini. 

STILL THE SAME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang