Jatuh Cinta

1.5K 190 0
                                    

Semakin bertambah senjanya hari, panti ini kian ramai. Anak anak panti yang sudah bersekolah pun sudah pulang tadi. Mereka berkerumun dan penasaran dengan kendaraan bewarna hitam di halamannya.

Beberapa dari mereka tampak ingin tahu, menatapnya penasaran, ada juga yang ingin mengintip ke dalam mobil Sasuke. Mungkin ini adalah kali pertamanya orang asing berkunjung. Biasanya hanya para donatur yang mengunjungi mereka.

Masih menggema dalam pikirannya tentang ucapan ibu panti. Tentang masa kecil gadis itu, tentang sesuatu entah apa yang terjadi pada gadis itu, dan tentang gadis itu yang memang perlahan berubah. Pemuda itu melangkah pelan menyusuri setiap sudut panti, dimana kehangatan menguar memenuhi setiap udaranya.

Sejak pagi, ia belum lagi melihat Sakura. Mungkin sejak tadi gadis itu turut membantu di dalam. Sasuke hanya berjalan-jalan, menatap anak-anak yang tengah bermain, sesekali membantu jika ada seorang anak yang terjatuh. Ia melangkahkan kakinya ke halaman belakang, disini tidak ramai, hanya tampak ada beberapa anak panti yang sedang belajar.

Sasuke hendak berbalik, sebelum matanya menangkap sesuatu. Seorang gadis yang diam-diam ia cari keberadaanya, kini tengah duduk di kursi kayu yang terletak di tengah halamannya. Sasuke tertegun saat meyadari bahwa gadis musim semi itu tidak sendirian, seorang bayi mungil tampak terlelap di dalam dekapannya. Tanpa sadar pemuda itu menahan napas.

Sasuke terdiam. Berdiri dan hanya bergeming. Mata pekatnya diam-diam memperhatikan bagaimana cara gadis itu mendekap seorang bayi. Amat lembut tapi hati-hati. Tangan mungil itu senantiasa memeluk bayi itu, sedikit menimangnya agar bayi itu benar-benar terlelap.

Lagi-lagi dunia seperti melambat saat Sasuke menatap wajah cantik itu, yang kian teduh dengan semburat kemerahan tertimpa cahaya senja. Sasuke menangkap ada sebersit senyum yang gadis itu sulam. Cahaya senja yang hangat serta gadis itu yang lagi-lagi membuatnya berdebar, berhasil membuat sesuatu di dalam dirinya kian menggelora, amat berdetak dan membuatnya merasa...

Jatuh cinta.

Sasuke tak dapat menahan kakinya untuk mendekat. Ia hanya diam, berdiri mematung di dekat gadis itu. Sasuke tak perlu mengatakan sesuatu agar gadis itu tahu bahwa ia berada disana, gadis itu selalu tahu saat ia merasa pemuda itu ada di dekatnya.

"Dia cantik...," Suara Sakura terdengar. Gadis itu menoleh. "Benar?" lanjutnya. Sasuke mengangguk setuju. Pemuda itu mengambil tempat di samping Sakura. Turut memperhatikan. Lagi-lagi Sasuke perhatikan bagaimana cara mata bulat itu memandang hangat, bagaimana tamgan mungilnya membelai pelan tubuh bayi perempuan itu.

Sasuke masih diam.

Ragu, tapi akhirnya ia mengulurkan tangan, membelai pipi bulat bayi itu. "Dia sangat kecil." Gadis itu tanpa sadar tersenyum, ia mengangguk. "Ibu bilang, seorang lelaki menyerahkan bayi ini minggu lalu. Bayi ini malang, kehilangan ibunya saat persalinan. Dan ayahnya, seorang pekerja serabutan yang tidak tahu harus apa, memilih menitipkan bayi ini disini. Ia berjanji saat kelak ia sudah mapan, ia akan mengambil kembali anaknya." ucap gadis itu.

"Ya, semua hal terjadi karena sebuah alasan. Dia kehilangan ibunya, tapi dia mendapat para malaikat disini." Sakura tak bisa bisa menahan kepalanya untuk menoleh. Dalam jarak serekat ini, mereka berpandangan. "Dia beruntung karena berada disini dan menjadi bagian dari mereka." ucap pemuda itu.

Mata Sasuke beralih pada bayi yang tengah terlelap itu. "Mereka yang selalu bermain, tertawa, menangis dalam dunia yang indah. Mereka yang selalu memandang dunia dengan sebuah senyuman. Mereka yang tak pernah menghitung apa yang hilang tapi terus mensyukuri apa yang telah mereka punya." Masih dengan tatapan kepada bayi mungil itu pemuda itu berucap.

"Mereka yang bersinar tanpa perlu menunggu matahari benderang. Mereka yang indah layaknya langit yang berhiaskan purnama. Mereka yang selembut awan dan seterang bintang." Sasuke masih berucap, ia kembali menatap iris bening gadis itu. Amat bening, bahkan Sasuke kira ia ada di dalam netra indah tersebut.

"Mereka yang terus terbang tanpa peduli bahwa mereka tak punya sayap. Mereka yang begitu kuat dan teramat mudah untuk....,"

Gadis itu benar-benar berada dalam tatapannya, begitupun sebaliknya. Saling tenggelam dan tak tahu apakah masih ada jalan keluar. Menikmati setiap detak dan detik saat kedua pasang mata itu tidak berkedip. Bahkan udara yang kini mereka hirup adalah satu.

Sasuke menelan ludah, tangannya terulur. Menyihkan anak rambut gadis itu yang sedikit menutupi mata beningnya ke belakang telinga. Tangannya berhenti pada tengkuk harum gadis musim semi itu. Lagi-lagi dunia kian lambat namun kini sesuatu tampak mengalun lembut di hati Sasuke. Jika itu adalah sebuah padang, maka Sasuke kira bunga-bunga itu mulai tumbuh dan menjalar kemana-mana.

"... dicintai." lanjutnya. Bersamaan itu pula, Sasuke mengecup pelan kening Sakura. Menghirup lamat-lamat aroma yang telah lama menjadi candu baginya.

***

Sasuke melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dari sudut matanya ia lihat gadis itu hanya bergeming menatap ke depan. Pemuda itu kembali menatap ke jalan. Tak banyak mobil yang berlalu lalang karena ini hampir jam sepuluh malam. Hanya dua mobil hitam di depannya dan satu mobil merah ada tak jauh di belakangnya.

Pemuda raven itu melemaskan punggungnya, menghela napas. Ia mengingat kembali perkataan ibu panti kepada Sakura yang tak sengaja ia dengar tadi.
.
.
.

"Ibu tau, Sakura. Ini masih sesulit dulu. Karena memang kenyataannya ini bukan sesuatu yang mudah. Tapi kau harus ingat, kau sudah dewasa sekarang, kau harus belajar untuk menatap masa lalu dengan sebuah senyuman."

"Ibu tau itu sulit. Tapi kau tidak pernah sendirian. Ada banyak orang di sampingmu. Bangkitlah, relakan masa lalu."

"Percuma jika kau bersikeras, berusaha untuk melupakan masa lalu, tidak akan pernah mampu. Memang tidak ada salahnya berusaha sekuat tenaga, tapi kau juga harus mengerti, bahwa ada sesuatu yang memang diciptakan untuk tidak menjadi mungkin."

"Dunia sekarang menjadi lebih indah, Sakura. Sayang, tidak ada lagi tawa yang kau umbar. Singkirkan ketakutanmu, relakan tentang sesuatu yang telah masa lalu ambil darimu, dan genggam masa depan dengan sebuah senyuman."
.
.
.

Sasuke mengira gadis di sampingnya saat ini hanya diam, ternyata dia sudah tertidur. Sasuke memperhatikan dari sudut matanya. Sekilas kelopak indah itu tampak cantik dan baik-baik saja. Tapi, ada sebirit kelelahan yang membuatnya pasi. Sasuke melambatkan mobilnya, agar bunga tidur gadisnya tidak terganggu.

Rasa takut seperti apa yang gadisnya rasakan selama ini? Rasa gusar apa yang telah merenggut jutaan untai senyum manis di bibirnya? Dan rasa lelah seperti apa yang tampaknya selalu membuat mata indah itu meneteskan liquid bening?

Sasuke mengira ia sudah jauh dari kota, ia melirik pada kaca spion, tampak mobil di belakangnya juga masih setia pada jalur yang sama. Sasuke mengacuhkan, bukan hanya rumah Sasuke yang melewati jalan ini bukan?

Pemuda itu menggapai selimut di kursi belakang lantas menyelimuti tubuh mungil itu. Sasuke kembali menatap ke depan, dan lagi-lagi menghela napas. "Katakan padaku Sakura, siapa kumbang itu?" Pemuda itu bergumam. Tanpa disadari, gadis itu diam-diam membuka kelopaknya.

[ TBC ]

Inget ya gaes u/ soundract ff ini tu » ( Sakura - Ikimonogakari. Yang slow ya gaes.)
Kalo enggak kalian bisa dengerin lagunya mb AILEE - Sakura.
Ya, sama sii. Cuma yg versi mb Ailee itu di genti pke bahasa inggris..

Sehat selalu..
Love you..
Melodya27..😘

Blooming Up My FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang