#10 kebohongan

5 2 0
                                    

Tiara tersenyum dan membawa Arin keluar dari kamarnya, kakinya terhenti saat sosok yang menyebalkan berdiri tepat di hadapannya, siapa lagi jila bukan Heln William Smith.

"Ngapain lu bawa dia kesini?" Tanya Heln dengan nada tak suka, " bukan urusan lu" Tiara berjalan melewatinga begitu saja namun bahunya ditahan.

"Ini rumah gua jadi ini urusan gua" jawabnya membuat telinga Tiara serasa ingin tuli saja "apa rumah lu? Sadar lu hanya kuman buat rumah ini lu gak ada hak sama sekali!" Ucapnya sambil menepis tangan dari bahunya.

"Dan ingit lu anak dari seorang pelakor murahan!" Sambungnya membuat Heln marah "ck" Tiara pergi dari hadapan Heln.

"Ya aku dan ibu ku memang perebut kebahagian dan aku belum puas sebelum kau pergi dari rumah ku!" Heln bicara sendiri dan pergi keatas menuju rumahnya.

Arin masih berpikir keras kenapa Tiara bisa memiliki luka separah itu? Jika karate itu sangat tak mungkin.

Mereka tengah asik menikmati angin sore "Rin lu mau pulang dulu?" Tanya Tiara samar-samar akibat angin

"Hmm gak deh langsung aja" Tiara menganguk, selama di perjalanan mereka bernyanyi dengan ria ditambah suasana yang menenangkan menikmati setiap alunan yang diciptkan mulut mereka

Mereka sampai di bioskop, mereka turun dan langsung berjalan menuju tempat karcis "mba saya beli dua dong" ucap Tiara sedangka Arin sibuk dengan makanan

"Yok beb" Tiara mengandeng Arin membuat nya tekekeh, Film pun dimulai Rin dan Tiar duduk dan mulai menikmati film

"Ahhhrg filmnya gua suka banget!" Jerit Arin "eh eh kita foto" Tiara menarik Arin untuk berfoto bersama
"Gua buat dua ya" foto mereka keluar

"Ahhhrg filmnya gua suka banget!" Jerit Arin "eh eh kita foto" Tiara menarik Arin untuk berfoto bersama"Gua buat dua ya" foto mereka keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"

Kita harus sering-sering main" ucap Tiara sambil melihat fotonya dengan mata yang berbinar-binar

Kryukkk...

"Pulang yuk gua udah laper" akhirnya mereka memutuskan untuk pulang sebelum itu Tiara mengambil bajunya dulu untuk menginap di rumah Arin

"Pak mak lampirnya ada?" Tanya Tiara pada satpam rumahnya " gak ada nok tadi dia pergi tapi nona Heln sama tuan ada" Tiara mendesu lalu melenggak masuk kedalam bersama Arin.

"Aku pulang" Tiara masuk namun tak ada siapapun "lu tunggu disini dulu" Arin hanya mengangguk, Tiara berlari menuju kamarnya

"Ekhem" saat tiara tengah berkemas ada seseorang yang tengah memperhatikannya "bentar Rin" saat Tiara berbalik ternyata Heln

"Kenapa gak sekalian aja semua" Tiara mengabaikannya dan mengendong tas, Heln langsung mengambil gelas dan menyiramkannya sendiri

"Kyahhh Tiara lu ngapain siram gua' teriaknya Tiara hanya mengerutkan dahinya melihat tingkah Heln yang anehnya melebihi dirinya "ini bocah kenapa?" Tanyanya

"Tiara!!!" Duar ternyata ini tujuannya "papa?" Heln menangis pada Joan "papa kak Tiara nyiram aku" adunya Tiara hanya membulatkan matanya dan mulut yang mengaga

"Ck dasar ular" desihnya "apa maksud kamu Tiara?" Tiara membuang nafasnya dengan kasar "tanya aja sama demit nya pa tadi tu Tiara liat laba-laba kan papa tau Tiara takut ya refleks lah pa kan Tiara juga udah minta maaf" terang Tiara yang membuat Heln terdiam

"Kalian ini bikin papa kaget aja yaudah papa mau lanjut kerja kamu mau kemana?" Tiara tersenyun ramah "mau nginep pa mamanya Arin mau pergi" Joan mengangguk dan pergi meninggalkan mereka

"Yak nona manis kau harus lebih pandai" Tiara menepis rambutnya dan melenggak pergi dengan senyuman puas

"Ck" Heln tak terima dengan semua yang dilakukan Tiara padanya
"Udah Ra?" Tanya Arin yang tengah asik menonton "udah yuk" akhirnya mereka pergi meninggalkan rumah

Setelah beberapa menit kemudia akhirnya mereka sampai dirumah "aku pulang!" Teriak Arin dengan Tiara bersamaan "oi" Arin dan Tiara berbalik dan ternyata kak Bayu pun sama baru pulang

"Dari mana aja kalia?" Tanya Bayu sambil memasukan motornya kedalam halaman rumah "abis diner" jawab Tiara yang langsung mendapatkan getokan

"Abis nonton kak Bayu dari mana?" Tanya Arin memperhatikan kakaknya yang berseri-seri "abis dapet degem lah" jawabnya membuat Arin dan Tiara memutar matanya malas

"Arin keatas ya kak" mereka berjalan keatas dan langsung merebahkan tubuhnya "lu kenapa dari tadi senyum-senyum?" Tanya Arin memang temannya ini aneh tapi ini terlalu aneh

"Gua abis ngebalikin kebohongannya si Heln" Arin hanya geleng-geleng "gua mandi dulu bentar" Tiara menganguk dan Arin memulai ritual mandinya.

Setelah 5 menit berlalu Arin keluar namun tak menemukan Tiara "kemana anak itu?" Dengan cepat Arin memakai baju dan turun kebawah dan bener saja Tiara tengah bermain ps dengan kakaknya

"Dua orgil disatuin? gua bisa ikutan gila" bisiknya melihat mereka tengah bermain ps balap mobil " set set eah eah awas mamang!" Teriak Tiara sambil memiringkan badannya mengikuti stik ps miliknya

"Eeee awas neng awas jeger" Arin berjalan kearah mereka dan duduk dibelakang menyaksikan mereka
"Yaah itu si mamang nya awas!!! Pohhhhh awas awas" mereka terus berteriak layaknya orang gila

"Yahhh nyuksrukan" Tiara membanting stiknya dan memaki-maki ps nya "tau tuh aneh masa kalah aja" sambung Bayu yang sama kalah

"Halah kaliannya aja bego" mereka langsung refleks berbalik "eh ada Ririn" Arin hanya memutar matanya malas "kak laper" rengeknya

"Kita masak aja yuk" ajak Tiara langaung diangguki Arin dan Bayu "masak apa?" Tanya Tiara mereka pun berlari menuju dapur dan membuka kulkas "cuma ayam doang" adu Bayu pada Tiara

"Yaudah gapapa" dengan cekatan Tiara membersikan ayam dan juga menyiapkan segala bumbu Arin dan Bayu hanya diam menyaksikan

"Na~~~na~na na nanana" mereka bersenandung saat Tiara mulai mengoteng

Duarr

"Huahhh kabakaran!" Teriak Bayu sambil berlari keluar dari dapur saat minyak goreng menciprak "kyahhh bom bom awas teroris" teriak Arin ambil bersembunyi di kolong meja

"Awas awas ada bommm!" Teriaknya lagi sambil menutup mata san telingannya

"Hahahahah kalian ini kenapa? Ini cuman minyak panas" mereka langsung menatap kearah Tiara dengan tatapan polos "gak ada bom?" Tanya Arin sambil keluar

"Bom endasmu" Tiara mengetok kepala Arin membuatnya meringis kesakitan sedangkan Bayu entah kemana dia mengilang begitu saja

"Lah kak Bayu kemana" tanya Tiara
"Nah iya juga kak!" Teriak Arin sambil mencari dan rupanya Bayu tengah meringkuk di atas sofa sambil berkomat-kamit tak jelas

"Mulai dia ayannya" lirih Arin membuat tawa mereka berdua meledak

Vote vote vote biar mimin tambah semangat vote😆 jaga kesehatan😄

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang