#8 terpojok

4 2 0
                                    

Hari sudah bergantu menjadi pagi nyanyian burung pagi membangunkan sang putri

"Hoamm huuu" Arin bangun dari tidurnya dan membuka gordeng bermotif bungan penglihatannya berkeliaran nampak lah gadis Tarzan yang tak lain Tiara

Sepagi ini dia ngapain coba lirih Arin sambil berjalan masuk kekamar mandi agar Tiara tidak terlalu lama menunggunya

Toktoktok "Rin ini ada temen kamu" teriak bunda saat Arin tengah melakukan ritualnya "iya mah suruh numggu aja" balasnya dalam kamar mandi

Akhirnya Arin selesai dengan mandinya kakinya melangkah keluar dan betapa terkejutnya dia melihat Tiara yang sudah berbaring diranjangnya

"Tiara!!!" Teriaknya membuat Tiara berbalik dengan senyuman ciri khasnya "eh maybeb udah mandi" godanya Arin mendorong tubuh Tiara agar keluar

"Udah sana gw mau ganti baju dulu!" Akhirnya Tiara pasrah dan keluar dengan kecepatan palentina rosi Arin memakai baju,bermakeup dan memasukan bubukunya

Setelah selesai Arin berjalan menuruni anak tangga menuju dapur disana sudah ada Kak Bayu yang tengah asik berbincang dengan Tiara

"Mereka emang cocok" bisik Arin
"Oh iya Rin besok mamah sama ayah mau pergi kekondangannya tante Sela kamu dirumah aja ya sama kak Bayu" terang Bunda sambil mengalaskan nasi goreng

"Gak ah bisa-bisa Kak Bayu dijual aku" lirihnya alhasil dia mendapatkan jitakan dari Bayu "emang ada yang mau beli lu"

"Tente Tiar boleh nginep disini?" Tanyanya "nah boleh tuh temenin aja adek gw tapi awas lu ketularan autisnya" Arin hanya melemparkan tatapan tajam

Acara makan selesai kini Arin menaiki motor Tiara "pengangan beb gw mau ngebut ini" ucap Tiara yang sok "hilih ta-"

Brummm tanpa aba-aba Tiara melanjukan motornya dengan kecepatan lumayan tinggi membuat Arin menjerit dan memukuli beberapa kali

Kalo sama Daniel aja meluk*

Arin memeluk tubuh kecil Tiara dengan kuat sedangkan Tiara fokus melajukan motornya "awas mang"

Tid tidddd....teriak Tiara saat menemui mang bakso dengan gerobak tanggungnya

"Astagfirullah neng!!!" Teriak siemang "maaf mang" balas Arin baru pertama kali ini Arin mendapatkan teman sekocak Tiara

Mereka sampai disekola Arin turun dari motor dengan senyuman mengembang mengingat adegan siemang yang mau ketabrak

"Pfrt" Tiara tertawa terbahak-bahak saat turun dari motor dan melihat keadaan rambut Arin yang berantakan macam bangun tidur

"Kenapa lu tawa-tawa?" Tanya Arin Tiara hanya mengeleng pelan sambil mengontrol tawanya "gapapa cuman inget siemang aja" jawabnya

"Eh gw duluan ya baru inget kalo gw disuruh bu Tuti" Tiara melengok pergi begitu saja meninggalkan Arin diparkiran "suka kebiasan tu anak"

Arin membuang nafasnya gusar"lu gak mandi apa?" Arin membalikan tubuhnya dan ternyata Daniel tengah berdiri dibelakangnya

"Hah ya mandi lah masa gak mandi" jawabnya kebingungan "coba ngaca" Arin mengerutkan keningnya dan membalikan spion Tiara

"Kyaahhh Tiara awas lu huhuhu rambut gw" Daniel menahan tawanya melihat gadis didepannya dengan rambut bak singa

"Sini" Daniel manarik tanganya memepetkan tubuh Arin pada motor
Tanganya menyisir rambut Arin yang kusut dengan wajah lempeng dan mata elangnya

Arin berhasil diam tak berkutif matanya memperhatikan wajah Daniel dengan seksama aroma mint menyeruak di penciumannya

Deru nafasnya pun tak bisa diarur karena jantungnya memompa lebih cepat "lu kenapa?" Tanya Daniel yang selesai menyisir rambut Arin

"Iii-itu"belum sempat Arin menyelesaikan pembicaraannya Daniel melenggak pergi meninggalkannya membuat Arin kesal

"Hih" Arin menghentakan kakinya dan pergi menuju kelas"Tiara!!!" Teriak Arin membuat seisi kelas menatap kearahnya

"Heh berisik" bentak Heln membuat Arin bungkam "apa beb"

Deg

Tiara berdiri tepat dibelakangnya dengan wajah yang disimpan dipundaknya"hilih lu bikin gw kaget aja" Arin mengeplak wajah Tiara

Pelajaran Geografis pelajaran yang Arin tidak suka kerena sama saja berhitung dia paling tak suka jika otaknya diajak kerja keras dengan rumus-rumus

"Aish susah ini" lirihnya sambil mengetuk-ngetuk daninya "apa yang gak susah buat lu" ejek Tiara yang masih fokus berkomat-kamit mengahapal rumus-rumus

"Gw nyontek ya" rengek Arin namun Tiara tak mendengarnya "yang sudah bisa dikumpulkan" semua siswa berdiri untuk mengumpulkan sedangkan Arin masih duduk tak berdaya

"Nih" Tiara memberikan secarik keratas contekan dengan semangat Arin memgambilnya dan memasukan jawab-jawaban

Bell istirahat berkumandang semua Arin tengah duduk menyantap baksonya"eh Rin tar pulang sekolah kita nonton yuk" ucap Tiara yang penuh makanan dimulutnya "nonton apa?"

"Ituloh Marifosa lu tau kan?" Arin mengaguk "boleh lagian gw belum nonton" sip dah Tiara mengambilkan baksonya

"Yuk kekelas gw udah kenyang" Arin dan Tiara berjalan menuju kelas mereka matanya menangkap tubuh Agatha yang berjalan kearah mereka

"Rin" panggi Gtaha "eh kak ada apa?"
"Gini baru aja kemaren wakil osis gw keluar lu bisa gantiin gak?" Tanya membuat Arin bingung

"Tapi kak" Tiara mencubit tangan Arin agar menyetujuin nya"gimana gak?" "Udah mau aja" bisik Tiara dati samping

"Hmm boleh deh kak" senyuman mengembang diwajah tampannya "yaudah ikut gw"Arin mengikuti langkah Gatha sedangkan Tiara hanya melambai dan pergi menuju kelasnya

Mereka sampai diruang khusu osis Gatha membuka pintunya dan terlihat para osis yang tengah sibuk dengan dokumen para siswa

"Kamu bisa langsung mulai besok sekarang biar gw jelasin dulu apa aja tugas lu" Arin hanya mengaguk dan menyimak apa aja tugasnya sebagai wakil osis

"Gimana kamu paham?" Tanya Ghata seteleh selesai menjelaskan semuanya "iya kak kalo gitu gw duluan ya udah masuk nih" Arin melihat kearah jam tanganya bell masuk sudah berbunyi 10 menit yang lalu

"Tenang aja gw udah ijinin lu sama bu Susi wali kelas lu jadi lu bakal dimarahin" jelasnya membuat khawatir Arin sedikit hilang "kalo gitu gw duluan" pamitnya pada yang lain

"Lu beneran tu anak mau diangkat jadi wakil osis?" Tenya Reta yang kedudukannya sebagai sekertasis "kita liat aja nanti" Gatha melengok meninggalkan Reta membuatnya kesal

"Awas aja lu" bisiknya sambil menatap punggu Arin pergi
"Ekhem" Arin yang tengah berjalan terburu-buru berhenti saat kakak kelasnya mengahalangi jalannya dia tidak terlalu kenal

"Ngapain lu bolos ya?" Arin tak mengobrisnya dan melanjutkan jalannya namun tanganya dicekal "mau kemana buru-buru lu anak baru kan kita kenalan dulu lah" ucapnya sambil mengoda Arin

"Kenalin Arin Dwi Thama pacar gw" teriak Daniel dengan bola basket yang didibrelnya dan berjalan kearah mereka membuat pria itu melepaskan tanganya "eh lu gw duluan ya" pria itu langsung pergi begitu saja

"Dih siapa bilang pacaran" protesanya sambil memicingkan matanya"kata gw" jawabnya sambil meninggalkan Arin pergi begitu saja

"Lu nyebelin banget Daniel!" Teriak Arin yang terdengar jelas oleh nya membuat Daniel berbalim Arah dan berjalan mendekat kearah Arin

"Lu-lu mau ngapain" Arin terus mudur sampai tubuhnya terpojok tercitak senyuman iblis diwajahnya bola itu dipantulkan membuat Arin menutup matanya dan saat itu juga Daniel...

Vote vote vote😄 jangan lupa share juga biar mimin tambah semangat ya mimin sayang kalian

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang