Prolog

154 24 1
                                    

IRIS kami saling beradu, lelaki pucat pasi berkacamata hitam itu telah berhasil membuatku tumbang hanya karena sikap dinginnya. Lewat kacamata hitam yang menghiasi wajahnya, aku enggan berpaling hanya karena merindukannya. Jujur, aku binggung akan apa yang telah terjadi setelah semua kejadian yang menimpaku dan dirinya. Yang rupanya, tak sengaja terukir dan membekas dalam ingatan satu sama lain.

Lelaki yang berdiri dihadapanku kini, tengah tersenyum tipis dan mengelus puncak kepalaku. Ya, dia sangat tajam dengan segala indranya meski salah satu indranya menghilang. "Kau merindukanku.."

Tak ada balasan dari bibirku, jantungku yang berdegup kencang membuatku beralih dalam sekejap. "Tak ada jawaban? Kau rindukan sayang?" Tuturnya kembali dengan senyuman tipis terukir.

Tetap tak membalas, malah beralih memegang perutku yang membesar dalam beberapa bulan ini.

"Berapa lama, aku bisa menyembunyikannya dan mengelak terus dari lelaki yang selalu aku rindukan?"

••••••••••

Hy guys! Ini my First Work aku ya! Enjoy dan happy reading ya💜

Salam Hima💜

My Composer || WenGa ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang