Chapter 04

2.3K 251 6
                                    

Matahari sudah benar-benar bersembunyi di ufuk barat saat Kushina mendengar derum pelan mobil di depan rumah. Wanita yang hampir memasuki usia yang ke lima puluh namun masih tampak muda itu menutup buku yang tengah dibacanya, lalu mengintip dari jendela. Tak biasanya Minato pulang lebih awal tanpa mengabari, tidak mungkin pula Kyuubi. Anak sulungnya itu baru bertolak ke Shibuya untuk urusan bisnis anak perusahaan Namikaze disana selama 3  hari.

Kening Kushina sedikit berkerut ketika dilihatnya mobil asing itu terparkir di depan rumahnya dalam keadaan mesin mati. Bermenit-menit, Kushina terus mengamati. Apakah itu pencuri yang sedang memeriksa rumah calon korbannya? Istri Minato Namikaze itu mulai berpikir yang tidak-tidak.

Kecurigaan Kushina langsung buyar saat pada akhirnya salah satu pintu mobil terbuka, menampakkan gadis bungsunya yang tampak sibuk berdebat dengan si pengemudi. Cukup lama, sebelum Naruto membanting pintu mobil itu dan berbalik untuk memasuki rumah sembari berteriak, "Mati saja kau, Pantat Ayam!"

Pantat ayam? Rasanya Kushina pernah mendengar julukan itu. Ingatannya pun berputar pada acara makan malam keluarga Namikaze dan Uchiha seminggu yang lalu.

Sasuke Uchiha?

Kushina tersenyum ganjil. Dengan cepat ia mengambil ponselnya, menyentuh tombol hijau pada nomor bernamakan 'Mikoto-chan'. Bahkan ia tidak mendengar saat Naruto mengucap salam.

DEMI KAKAKKU

NARUTO @ Masashi Kishimoto

And this fanfiction is mine :)

Sasuke Uchiha x  Naruto Namikaze (fem)
Itachi Uchiha x Kyuubi Namikaze

Rate M

WARNING!!!
OOC, AU, genderswitch, boyslove, typo(s), bahasa kasar, dll

Jangan bilang saya tidak memperingatkan, ya :))

Enjoy!


Kamar Naruto seluas 4x5 meter itu sudah tak menunjukkan tanda kehidupan sejak jam 9 malam. Sang pemilik kamar tidur dengan posisi telentang di kasurnya, selimut sudah terdepak menjadi penghuni lantai. Sebelah earphone yang bertengger di telinganya terlepas, dan ujung lainya tersambung dengan ponsel. Sesekali Naruto menggumam, entah memimpikan apa. Pulas.

Malam yang tenang itu seketika dirusak dengan deringan ponsel. Nyaring, namun tidak cukup keras untuk membangunkan Naruto. Gadis itu hanya berdecak, keningnya berkerut dengan mata masih tertutup rapat. Tangannya menggapai-gapai, menarik guling. Berganti posisi menjadi tidur menyamping, ia menutup telinganya dengan guling itu. Nyenyak lagi.

Deringan ponsel akhirnya berhenti. Tak lama kemudian berbunyi lagi. Naruto mengerang, tapi tetap tak mau bangun. Berkali-kali. Terjadi pertarungan antara Naruto yang keukeuh tak mau bangun, dan si penelpon yang keras kepala.

Pada deringan yang keenam kalinya, Naruto mengalah. Tanpa membuka mata ia mengambil ponselnya, mengangkat telpon itu tanpa membuka suara.

"Dobe?"

"....." Ingin rasanya Naruto membentak, memaki penelpon kurang kerjaan itu karena menelpon tak tahu waktu. Tapi nyawanya masih tertinggal di dunia mimpi.

"Halo, ada orang disana?"

"......"

"Aku tidak sedang menelpon hantu kan?"

"......"

"Oy, Dobe! Kau disana kan? Jangan bilang kau baru bangun tidur."

"Ini memang waktunya orang tidur, Teme sialan." Suara Naruto pelan dan serak, tapi jelas ada nada kesal di dalamnya.

Demi Kakakku (SasufemNaru)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang