1: D-1

74 12 1
                                    

Seperti anak-anak lain yang menyiapkan dirinya untuk hari pertama disekolah baru. Pada malam Senin ini, Alsi sibuk mondar-mandir keluar-masuk kamarnya menyiapkan diri untuk esok. Besok adalah hari pertama dia sebagai siswi Sekolah Menengah Akhir atau yang disingkat SMA. Dirinya sangat gugup mengingat sekolah yang akan Ia tempati selama kurang lebih 3 tahun itu sekolah terbaik dan ketiga kakaknya pernah bersekolah disana.

Melihat adik iparnya terus mondar-mandir dengan gelisah, Riani, atau teh Jen, menghampiri Asli sambil menggendong anak laki-lakinya yang sedang tertidur pulas.

"Alsi, kenapa?" panggil Riani dengan lembut. Memang sengaja pada malam ini Riani menginap dirumah besar keluarga Tumira itu. Ia yakin pasti adik iparnya ini memerlukan bantuannya, mengingat ketiga kakak Alsi tidak berguna dalam hal ini. Seperti tahun lalu, Alsi sampai menangis karna gugup pada hari pertama menjadi siswi SMP. Dihari pertamanya, Ia tidak ditemani orang tuanya seperti anak-anak lain ditambah ketiga kakaknya terus menggodanya.

"Teh Jen, aku gugup banget deh. Padahal kata Liyan, santai aja. Tapi akunya ga bisa," keluh Alsi. Ngomong-ngomong, Liyan itu sahabat Alsi dari TK sampai sekarang.

"Emang santai aja, gausah gugup. Ngapain gugup? Besok itu cuma pengenalan sekolah, ga bakal langsung dikasih tugas. Tes penjurusan aja belum. Apa coba yang bikin gugup? Hah?" Riani menatap Alsi dengan lembut.

Dulu Ia juga pernah jadi murid baru. Tapi dia tidak segugup Alsi, karna Riani tinggal bersama kedua orang tuanya. Tidak seperti Alsi. Dan juga kakak-kakak Alsi tidak ada yang memberi kata-kata menghibur, malah menakut-nakutinya dengan mengatakan kehidupan di-SMA sangatlah kejam, termasuk suaminya-Josh-.

"ngga ada sih Teh. Tapi-"

"apa tapi? Udah ga usah dipikirin. Sekarang Alsi gosok gigi, cuci tangan, cuci kaki, terus tidur. Teteh temenin ya?" potong Riani yang di-iyakan Alsi. Segera Alsi masuk kekamarnya ditemani Riani.

------

Waktu menunjukan sepuluh malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu menunjukan sepuluh malam. Riani keluar bersama Tama, anaknya, dari kamar Alsi setelah menemani Alsi hingga tertidur. Bersamaan dengan itu, Josh menghempaskan diri disofa yang ada diruang keluarga Tumira. Melihat istri dan anaknya keluar dari kamar Alsi, Ia bangun dari sofa lalu menghampiri istri dan anak tercintanya.

"Alsi udah tidur?" tanya Josh bisik-bisik setelah melihat Tama terlelap digendongan Riani.

"udah. 'a, jangan biasain nakutin adiknya. Kasian dia dari tadi mondar-mandir terus. Dihibur gitu harusnya, bukan digodain," omel Riani dengan logat Sundanya yang kental.

Diomel istrinya, Josh malah senyum sambil nyubit pipi Riani. Sampai yang dicubitnya mengaduh.

"duh istriku. Gemes banget sih. Iya-iya ga godain lagi. Sekarang ke kamar aa gih. Tidur dulu. Pasti capekkan gendong jagoan satu ini?" ucap Josh dengan penuh perhatian. Riani menjawabnya dengan anggukan saja. Sebelum Riani masuk kekamar mereka, Josh menyempatkan mencium dahi Riani lalu mengusap puncak kepalanya.

SIBLINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang