3: Big Bro

35 7 0
                                    

Menjadi kakak tertua merupakan tanggung jawab yang sangat besar, apalagi kalau harus menjadi wali bagi adik-adiknya. Itulah beban yang dipikul seorang Chandra Utama Tumira, sang sulung di keluarga Tumira.

Josh, adik laki-laki pertamanya, lahir ketika umurnya belum genap dua tahun. Sejak Chan lahir orang tuanya tidak pernah berpikir untuk menggunakan ART ataupun baby sitter. Karna itulah Chan sering mendapat tugas untuk menjaga baby Josh. Tidak terlalu berat. Tetapi cukup membuat Chan kesal. Karna sedari lahir, Josh bukanlah tipe anak yang pendiam.

Penderitaan Chan belum berakhir. Satu tahun kemudian Yunita-atau panggilan dikeluarganya Mams- melahirkan anak laki-laki lagi. Iya. Mas Efen lahir. Mungkin Mas Efen yang sekarang adalah pria yang keren dan terlihat pendiam, tetapi bayi tetaplah bayi. Mas Efen kecil malah lebih merepotkan dibanding Josh.

Tetapi dari situ Chan tahu, bahwa mengurus anak itu tidaklah mudah. Ya, walaupun tugas dia hanya mengajak main dan menjaga Josh dan Mas Efen, terkadang Ia juga harus mengganti popok mereka. Tugas utama tetap di kerjakan Yunita.

Papa Tumira, Casso, merupakan anggota TNI yang bertugas untuk menjaga perdamaian, pertahanan, dan keamanan negara. Jadi tidak heran bila keluarga Tumira harus berpindah tempat, dari satu daerah ke daerah lain. Sebenarnya, bisa saja hanya Casso yang pergi dinas. Tetapi, kekuatan cinta Yunita terlalu  besar pada Casso hingga tidak rela bila sang suami pergi dinas sendiri.

Setelah 12 tahun Mas Efen lahir, Yunita kembali melahirkan. Tetapi kali ini seorang perempuan. Ya, Alsi lahir. Memiliki jarak umur yang jauh dari ketiga kakaknya membuat Alsi menjadi sangat di manja. Entah itu oleh kedua orangtuanya ataupun ketiga kakaknya. 

Kembali pada Chan. Awalnya Ia senang, akhirnya memiliki adik perempuan. Tetapi Ia ingat, maka tugasnya sebagai baby sitter akan kembali berat. Bayangkan, ketika dirinya baru masuk SMA harus mengikuti MOS yang melelahkan, lalu saat pulang kerumah dia harus mengurus anak bayi dirumahnya. Rasanya Chan ingin melambaikan tangan ke kamera.

Selang dua tahun. Casso harus kembali dinas dan ditemani Yunita. Tapi untuk kali ini anak-anak Tumira tidak diperbolehkan ikut, termasuk Alsi yang masih berusia 2 tahun. Karna Chan sudah berumur 17 tahun yang berarti sudah memiliki KTP yang berarti sudah menjadi remaja dewasa, maka Casso dan Yunita percaya kalau Chan bisa menjaga adik-adiknya dengan baik.

Casso mendapat tugas yang cukup besar di timur sana. Ia akan mendapat waktu cuti setiap setahun sekali. Tapi Yunita akan menjenguk anak-anaknya setiap tiga bulan sekali. Tidak lupa setiap hari mereka akan menghubungi anak-anak mereka melalui via panggilan ataupun pesan.

"iya mams, iya"

"memang kalian tidak bisa, sehari saja tidak membuat Alsi nangis?"

"yang mulai duluan si Utama ini mamss. Bukan Josh. Ya ga Pen?"

"Mas Efen, aa"

"mulai tidak sopan ya kalian sama kakak yang tertua. Pokoknya mams sama paps mau kalian minta maaf sama Alsi tenangin dia."

"iya mams"

"dah"

Wajah Yunita sudah tak tampak lagi di layar laptop Chan. Sudah 4 jam mereka melakukan FaceTime dengan Yunita dan bisa dibilang 90% dari percakapan mereka adalah omelan Yunita. Sisanya hanya basa-basi.

"Elu lah Josh. Riani ngapain sih cerita-cerita ke Mams segala?" keluh Chan.

Jadi, tadi Yunita menerima aduan dari Riani. Para trio brothers menggoda Alsi. Maka dari itu, Yunita mengirim pesan pada Chan untuk facetime dengan Josh dan Mas Efen juga di kamar Chan.

"Kok malah nyalahin Riani? Kan emang elu yang mulai," sewot Josh. "Udah ah. Gue mau tidur," lanjut Josh seraya keluar kamar.

Dan tersisalah Chan dan Mas Efen yang sedang bermain hp.

"Weh, Pen. Ngapain lu? Kayak punya cewe aja, main hape mulu," cibir Chan yang dibalas dengan helaan napas kesal Mas Efen.

"Bang Chandra, abang sekaligus pengasuh gue dari lahir. Bisa gak lu panggil nama gue yang bener. Mas Efen. M A S, MAS. E F E N, EFEN. Jadi, Mas Efen. Gitu aja susah. Tama aja manggil gue bener kok. Elo, udah 27 tahun jadi babysitter gue masih ga bener aja. Malu noh ama kucing. Meow meow meow," keluh Mas Efen sekaligus mengejek Chan.

Sudahlah Mas Efen sensi kalau ada yang manggil namanya tidak sesuai dengan keinginannya. Apalagi orang itu Chan.

"Emang gak tau diri ya lo. Udah segenap hati gue asuh lo dari kecil sampe sekarang," cerocos Chan.

"Anyway, Pen, gue ga nyangka kalau Alsi besok bakal jadi anak SMA. Anjir, perasaan baru kemarin gue dititipin mams sama paps buat jagain lo pada. Sekarang Josh udah nikah, punya anak. Lo udah sukses sama kopi lo. Gue juga sih. Tapi tetep aja, gue harus jagain bayi mulu. Dulu, lo bertiga. Sekarang, Tama. Tapi, Alsi juga masih bayi menurut gue," curhat Chan sambil meratapi nasib.

"Apaan dah lu. Melow amat. Makanya nikah bang, biar gak sedih. Lagian lu kayak orang tua aja ngomong kayak gitu. Btw, lo tau Jepri, kan? Adiknya, Wildan, ketos SOOMAN '37. Gue udah chat nih orang buat ngawasin Alsi disekolah. Lo tenang aja," jelas Mas Efen. Btw, bener kok namanya Jepri bukan Jefri.

"NGAPAIN ANJIR?!" Teriak Chan keras.

Bukannya menjawab, Mas Efen memilih keluar dari kamar Chan dengan muka datar dan disusul Chan yang ikut keluar kamarnya. Ketika mereka keluar, terlihat keluarga kecil namun bahagia Josh didepan kamar Alsi.

"Bang. Kalau lo udah nikah, juga bakal gitu kok. Jangan iri ya," ejek Mas Efen tanpa memalingkan pandangan dari objek yang sedari tadi dipandang.

"Sialan lo, Pen"

-----

Hola fellas,

So, how about this chapter? Chandra is main character of its.

btw, it's  2021. I know I'm too late. but, it's okay. hope everything will be okay and normal.

Actually, i want to publish all of the characters. But, i think, maybe later. I don't know.

Hope you like it. And give me your vote.

xoxo, MS.

SIBLINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang