PART 8

841 67 14
                                    

Rara buru-buru masuk kelas, dia mengira bel sudah berbunyi. Ternyata jam tangannya rusak. Sambil mengomel dia menepuk-nepuk jam tangannya.

"Ganti aja sama yg baru ra" kata randa sambil tertawa, "nanti aku belikan yang baru ra, asal kamu mau jadi pacarku" lanjut randa disusul tawa teman-temannya.

Rara tidak memperdulikannya, dia langsung meletakkan tasnya di bangku sebelah selfi. Selfi menatap rara dengan tatapan heran.

"Hei.." sapa rara lalu duduk di sebelah selfi.

Selfi hanya diam, dugaannya salah ternyata rara tidak pindah tempat duduk bahkan dia bersikap seolah tidam terjadi apa-apa.

"Mau liat sulap ga ?" Tanya rara sambil mengelurkan tali dari tasnya.

Selfi hanya menoleh sebentar lalu lanjut membaca bukunya.

"Liat dulu dong" rara mengangkat dagu selfi dengan paksa.

Selfi menepis tangan rara dengan kesal, terpaksa dia harus melihat kekonyolan yang ingin rara lakukan.

"Coba ukur panjang tali ini" perintah rara merentangkan tali didepan selfi.

Selfi mendengus sambil mengambil penggaris miliknya.

"Eh, pakai penggaris kayu itu dong.." kata rara sambil menunjuk penggaris milik guru.

Selfi bertambah kesal karena dia harus berdiri mengambil penggaris kayu dan mengukur tali.

"1 meter" kata selfi datar.

"Ok, sekarang kamu liat ya" rara mengambil tali dari tangan selfi, "ini tali ajaib, kalau dipotong tidak akan menjadi pendek. Panjangnya akan tetap 1 meter" rara tersenyum dengan percaya diri.

Benerapa teman datang mendekat penasaran dengan sulap rara.

"Biar aku aja yang potong" kata randa sambil memotong tali.

"Ok, tali uda terpotong. Sekarang kita ukur lagi panjangnya. Apa masih 1 meter atau sudah berkurang" rara merentangkan potongan taliitu di meja lalu mengukur kembali.

Tenyata ukuran tali masih 1 meter ! Semua heran bahkan ada yang bertepuk tangan dan memuji rara.

"Wah hebat, kok bisa sih rara"
"Kamu ternyata pandai sulap ya"
"Rara.. kamu telah menyulap hatiku hingga jatuh cinta padamu..." kata randa.

Hanya selfi yang tidak berkomentar. Selfi menghela napas panjang lalu kembali membaca bukunya.

"Gimana sulapku ?" Tanya rara.

Selfi melirik rara sekilas. "Tipuan untuk anak balita".

Rara heran melihat sikap sinis dan dingin selfi. Gila ! Batin rara. Susah payah dia belajar sulap semalaman sampai tidak tidur hanya untuk menghibur selfi, tapi dia hanya mengatakan sulapnya hanya tipuan anak balita. Masa ada balita yang pandai main sulap ?

"Ok, kamu boleh bilang kalau itu tipuan untuk anak balita" rara menatap tajam selfi, "emang kamu bisa sulap ?"

Selfi menutup bukunya lalu menatap rara tajam. "Aku emang ga bisa sulap, tapi aku tau trik sulapmu"

"Oya ?" Tanya rara.

"Tanganmu kurang rapat tadi waktu menggenggam tali kedua yang kamu sodorkan untuk dipotong" kata selfi sambil melengos.

Rara terkejut, dari sekian banyak teman yang menonton sulapnya hanya selfi yang tahu rahasianya. Habat ! Rara semakin tertarik ingin mengenal selfi lebih dalam. Cewek ini misterius, pembawaanya tenang, tatapannya dalam, dan keangkuhannya itu lho... selangit !

*****

Selfi memasukkan bukunya ke tas. Bangku sebelahnya telah kosong, rara sudah keluar kelas lebih dulu. Datang belakangan, pulang cepat. Hidupnya tidak teratur dan penampilannya berantakan. Tapi tidak mengurangi kecantikannya.

SALING MELENGKAPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang