Chapter 01

1.2K 83 6
                                    

"I'm on a Hellevator". Felix, remaja dengan rambut pirang itu ikut melapalkan lagu yang sedang dia dengarkan melalui Headphone-nya. Kakinya melangkah menuruni anak tangga dengan sesekali melakukan gerakan - gerakan dance kecil yang ada di lagu itu.

Tak mendengar ada seseorang yang memanggilnya Felix terus melangkah mendekati pintu rumah yang cukup megah itu. Saat tangannya hendak memegang gagang pintu tiba - tiba pintu itu terbuka dari luar dan sedikit membuatnya terkejut. Felix mundur beberapa langkah memberi ruang untuk dirinya dan orang di balik pintu.

"Mau kemana?". Tanya orang di balik pintu yang ternyata adalah Tn. Lee, Ayah dari Felix. Felix tidak segera menjawab karena dia tidak bisa mendengar dengan jelas akibat Headphone di telinganya. Tn. Lee yang mengerti segera menarik Headphone itu. "Kamu mau kemana?". Ulang Tn. Lee menatap anak sulungnya yang susah di atur.

"Ayah bercanda? Tentu saja aku akan berangkat sekolah". Jawabnya ketus dan mengambil Headphone di tangan Ayahnya. "Ini masih terlalu pagi untukmu berangkat sekolah Yongbok, kau juga pasti belum sarapan. Ayo sarapan bersama".

"Aku tidak lapar. Aku berangkat sekarang". Felix melengos begitu saja melewati sang Ayah.

Tn. Lee hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak Sulungnya itu, semakin besar Felix semakin susah di atur. Menurutnya.

"Jeongin". Tn. Lee mendekat ke arah anak bungsunya yang terpaut tiga tahun dengan Felix. Jeongin itu anak yang baik dan penurut, Tn. Lee suka itu. Dia mengelus kepala Jeongin yang sedari tadi berdiri di dekat tangga melihat komunikasi Ayah dan Kakaknya. "Jangan tiru sikap Hyung-mu itu ya". Ujar Tn. Lee pada Jeongin.

Jeongin hanya mengangguk dan tersenyum, dia sudah sering mendengar kalimat itu keluar dari mulut Ayahnya.

"Ayo sarapan, nanti Ayah akan mengantarmu ke sekolah".

.

.

Felix duduk di trotoar samping rumahnya, telinganya kembali di sumpal oleh Headphone untuk menghilangkan bosan selama dia menunggu teman - temannya datang menjemput. Felix terpaksa harus ikut mobil milik temannya karena sang Ayah tidak mau membelikan mobil untuknya. Ayahnya bilang dia akan membelikan Felix mobil dengan syarat Felix harus berubah menjadi lebih baik. Dan itu membuat Felix berpikir, dia tidak baik dimananya?. Karena menurutnya  dia sudah cukup lebih baik.

"Oey Felix!". Felix membuka matanya yang sempat tertutup saat seseorang memanggilnya. "Kau terlihat seperti gembel". Felix berdiri dan menatap temannya yang menyamakan dirinya dengan gembel. "Cih, Gembel tidak ada yang setampanku". Belanya.

Felix masuk ke dalam mobil temannya dan menyandarkan tubuhnya di sandaran jok mobil yang empuk. "Kalian lama sakali, aku hampir saja tertidur tadi".

"Salahkan Jisung, dia biangnya". Ujar salah satu temannya yang bernama Hyunjin sekaligus sang pemilik mobil. Yang bernama Jisung hanya cengengesan tidak merasa bersalah sedikitpun.

"Kita kemana dulu?". Tanya Hyunjin yang sedang menyetir. Mereka bertiga berniat bolos sekolah hari ini, itu sudah mereka rencanakan sejak dua hari yang lalu. Alasannya karena hari ini semua mata pelajaran di kelasnya adalah pelajaran yang mereka benci. Sejarah, Fisika, Matematika dan teman - temannya. Sebenarnya mereka membenci hampir semua mata pelajaran kecuali satu yaitu penjas.

"Kita ke Game center". Ujar Felix.

"Kau dengar itu supir? Sekarang bawa kami ke Game center". Jisung yang duduk di kursi depan di samping Hyunjin mengejeknya. Hyunjin yang di ejek kemudian mengumpati Jisung dengan sumpah serapahnya.

.

.

Felix, Hyunjin dan Jisung bermain sesuka mereka seharian ini. Di mulai dari Game center, Taman bermain, Mall, Taman, Kulineran Street foods dan sekarang terdampar di Kafe yang cukup dekat dengan rumah Felix karena awalnya Hyunjin dan Jisung memang berniat mengantarkan Felix pulang tapi tiba - tiba Felix ingin mampir ke Kafe untuk membeli segelas Kopi dan disinilah mereka, di Mood Life Cafe.

BECAUSE OF LOVE [CHANGLIX]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang