Chapter 12

311 34 2
                                    

Hyunjin dan Jeongin memasuki bangunan tempat orang-orang dari berbagai negara terkumpul. Tak lama mereka menginjakkan kaki di sana pengumuman dari informan tentang pendaratan pesawat dari Australia terdengar. Jeongin mengembangkan senyum tak sabar untuk bertemu salah satu penumpang pesawat dari Australia itu.

20 menit menunggu akhirnya satu persatu penumpang pesawat mulai keluar, beberapa ada yang di sambut oleh keluarga atau teman-temannya yang menunggu kedatangan mereka.

Jeongin yang sudah tak sabar bertemu sang kakak meremas pelan tangan Hyunjin yang sedang menggandengnya, membuat Hyunjin tersenyum tampan dan berkata agar Jeongin sabar sedikit lagi.

"Hyung! itu Felix Hyung!". Pekik Jeongin sambil menunjuk ke arah kerumunan orang. "FELIX HYUNG!!!". Teriaknya sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan melambai agar orang yang di maksudnya menyadari keberadaannya.

Felix, lelaki dengan rambut pirang dan pakaian casual itu menoleh ke sumber suara saat mendengar namanya di sebut. "Kekeke anak itu". Kekehnya saat melihat kehebohan Jeongin, adiknya.

Setelah mendapatkan kopernya, Felix segera menuju ke tempat Jeongin dan Hyunjin.

"Felix Hyung!!!". Jeongin berlari menghampiri Felix dan segera memeluk tubuh yang dia rindukan itu. Felix tersenyum  dan membalas pelukan adiknya erat. "Kau sudah menyamai tinggiku". Ujarnya sambil mengusak rambut Jeongin.

"Hei bro, apa kabar?". Jeongin melepas pelukannya pada Felix, memberi Felix kebebasan untuk berbicara dengan Hyunjin, sahabatnya.

"Baik, seperti yang kau lihat". Jawabnya dengan senyuman.

"Kau tak bertanya kabar ku?".

"Yang benar saja, aku melihatnya sendiri kau baik-baik saja".

Meski tiga tahun tidak bertemu nyatanya Hyunjin dan Felix masih bersahabat, mereka di tambah Jisung terkadang melakukan Video Call hanya untuk menanyakan kabar masing-masing dan melepas rindu.

Omong-omong soal hubungan Hyunjin dan Jeongin, Felix sudah mengetahuinya. Hyunjin terlebih dahulu meminta izin padanya saat akan mendekati Jeongin, awalnya Felix menolak, dia tau sifat Hyunjin yang seorang Playboy. Felix hanya takut jika Jeongin adiknya hanya dipermainkan oleh Hyunjin.

Tapi ternyata yang di takut kan Felix tidak terjadi, Hyunjin semakin menjadi dan bahkan dia datang ke rumahnya untuk bertemu Ayah dan Ibunya dan memberitahu mereka bahwa dia, Hwang Hyunjin menyukai anak bungsu pasangan Lee itu.

"Hahahaha". Hyunjin dan Jeongin menatap Felix dengan ekspresi heran, bagaimana tidak heran jika orang yang berada di sekitarmu tiba-tiba tertawa dengan keras tanpa kau mengetahui apa penyebabnya.

"Apa kau menjadi gila setelah meninggalkan Australia?". Tanya Hyunjin, sedangkan Jeongin mengangguk menyetujui pertanyaan yang di lontarkan kekasihnya kepada kakaknya.

"Aku tidak gila, aku hanya tidak menyangka sahabat ku akan menjadi adik iparku". Jelasnya masih dengan sedikit tawa.

Mendengar itu Jeongin langsung menunduk, menyembunyikan rona pipinya.

"Ahh benar, haruskah aku juga memanggilmu Hyung?". Timpal Hyunjin dengan senyum mengejeknya.

"Tentu saja! Panggil aku Hyung mulai sekarang dan menurutlah pada kakak iparmu ini".

"Baiklah Hyung". Dan mereka berdua pun tertawa menyadari kekonyolannya sendiri.

"H-hyung.. Hentikan..". Cicit Jeongin membuat kedua laki-laki seumuran itu menatapnya.

"Apa Jeongin?".  Tanya Hyunjin.

"Ja-jangan bahas soal.. Itu lagi..". Felix dan Hyunjin saling menatap satu sama lain, seperti bertanya 'apa yang di maksudnya'.

"A-aku malu". Jeongin pun pergi setelah mengucapkan kalimat itu, meninggalkan Hyunjin dan Felix yang mulai memahami apa maksud Jeongin.

"Hahahahaha". Tawa keduanya lepas setelah yakin apa yang di maksud oleh Jeongin tadi.

"Adikmu malu, lucu sekali".

"Ayo buat dia lebih malu lagi".

"Ayo".

"Hei adik ipar! Bawakan koperku!".

.

.

Acara penyambutan kedatangan Felix sudah selesai beberapa jam lalu, Sekarang tokoh utama hari ini sedang berbaring di kasur nya bersebelahan dengan Hyunjin.

"Bagaimana kabarnya?". Mata Hyunjin yang sempat tertutup kembali terbuka.

"Kenapa kau tidak menemuinya sekarang?". Sarannya.

"Kau tau dimana dia?".

"Tidak, Tapi Jisung pasti tau".

"Hubungi Jisung".

Hyunjin segera bangkit dari acara rebahannya dan mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja nakas.

Felix masih dengan posisi yang sama menunggu Hyunjin yang sedang menghubungi Jisung.

"Thanks". Ujar Hyunjin pada Jisung yang berada di sebrang line.

"Dia sedang bersama Jisung dan Bangchan di JYP Ent.".

Felix terduduk dan melirik Hyunjin. "Ayo kesana".

"Aku harus ikut?". Tanya Hyunjin malas.

"Aku belum mempunyai SIM Korea bodoh!".

"Sejak kapan seorang Lee Felix memperdulikan sebuah SIM?".

"Ikut aku sekarang".

Dengan terpaksa akhirnya Hyunjin ikut dan menjadi supir dadakan Felix hari ini.

.

.

"Kapan dia keluar?". Hyunjin memutar manik matanya jengah, dia sudah mendengar lebih dari lima kali pertanyaan itu terlontar untuknya sejak duapuluh menit dirinya dan Felix berada di tempat parkir gedung agensi JYP.

Siapa yang mereka tunggu? Jawabannya adalah Seo Changbin, pria imut yang berhasil mencuri hati Felix tiga tahun lalu di hari pertama mereka bertemu. Terhitung tiga tahun mereka tidak bertemu, karena itu Felix benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan Changbin dan membuat Changbin  menjadi miliknya seutuhnya.

Sebenarnya JYP Ent. ini milik paman Felix, dia bisa saja masuk ke dalam dan mencari keberadaan Changbin, hanya saja Jisung memberitahu bahwa Changbin akan meninggalkan gedung sebentar lagi, karena itulah dia di suruh menunggunya disini.

"Itu dia!". Felix melihat ke arah yang di tunjuk Hyunjin, disana terdapat dua pria dengan tinggi badan hampir setara baru keluar dari pintu utama gedung itu, Jisung dan Changbin.

Felix dan Hyunjin segera keluar dari mobil. Dengan mata yang terus menatap sosok Changbin, Felix mulai melangkah mendekati Jisung dan Changbin dengan Hyunjin di depannya.

"Jisung!!". Teriak Hyunjin.

Changbin dan Jisung menoleh bersamaan.

Deg

Manik Changbin terbelalak saat tak sengaja melihat sosok lain di belakang Hyunjin yang juga sedang menatapnya.

'Felix?'. Batinnya tak percaya. Seketika Changbin merasa dunia di sekitarnya terhenti dan dada nya berdegup semakin cepat.

'Apa ini mimpi?'.

Tak jauh beda dengan Changbin, Felix juga merasakan hal yang sama. Lebih tepatnya Felix terpesona oleh penampilan baru Changbin yang semakin terlihat cute di matanya. Tiga tahun tidak melihatnya, menurut Felix tak banyak perubahan dari penampilan Changbin, jika dulu Changbin cute maka sekarang Changbin sangatlah cute dan Felix akui dia kembali jatuh cinta pada Changbin, Jatuh Cinta pada pandangan pertama di hari pertama mereka di pertemukan kembali.

To be continued

BECAUSE OF LOVE [CHANGLIX]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang