Chapter 02

517 44 2
                                    

Satu minggu berlalu setelah Insiden di Kafe milik Woojin waktu itu. Dan satu Minggu itu juga Felix setiap hari datang ke Kafe untuk menemui Changbin. Bahkan Minho teman Changbin yang sama - sama bekerja di Kafe itu sampai tau jika Felix sudah mengunjungi Kafe maka dia akan mencari Changbin. Sedangkan Woojin sang pemilik Kafe hanya bisa menghela nafas saat dia sudah melihat kehadiran Felix, untungnya Felix datang sebagai pelanggan. Walaupun dia hanya memesan segelas Kopi dan duduk di kursi yang ada di Kafe selama berjam - jam hanya untuk melihat Changbin.

Seperti saat ini, dia dengan segelas Kopi dingin di depannya sedang memperhatikan Changbin yang sedang bekerja. Sesekali dia bahkan memotret Changbin menggunakan kamera ponselnya.

"Hyung.. Changbin Hyung..". Changbin yang kebetulan lewat di dekat Felix meliriknya sebentar, setelah itu dia kembali bekerja tanpa menanggapi Felix.

Changbin masih merasa aneh dengan sikap Felix, bagaimana bisa ada orang seperti Felix di dunia ini. Saat pertama bertemu dia memarahinya kemudian beberapa menit kemudian dia tiba - tiba mengatakan dia menyukai Changbin. Benar - benar tidak bisa di percaya.

Bahkan dalam satu minggu ini Changbin merasa sedikit risih dengan kehadiran Felix, setiap hari dia datang ke Kafe mengganggunya. Bertanya tentang banyak hal padanya dan terkadang menungguinya pulang lalu memaksa untuk mengantarnya pulang.

Changbin tidak terlalu suka orang - orang mengetahui kehidupannya, baginya kehidupannya adalah Privasinya. Changbin sudah sering menerima penolakan saat dirinya duduk di bangku sekolah setelah teman - temanya mengetahui kehidupannya. Mereka mulai menjauhinya setelah mengetahui bahwa Changbin adalah seorang anak yang besar di panti asuhan, dan itu sudah cukup sebagai alasan Changbin menutup dirinya.

"Changbin Hyung!". Changbin yang sedang mengantarkan pesanan menoleh ke arah Felix yang kembali memanggilnya. Menghela nafas pelan saat melihat Felix tersenyum lebar ke arahnya dan kembali bekerja. Dalam hatinya Changbin menggerutu, dia kesal dengan dirinya sendiri dan Felix. Felix selalu memanggil namanya saat dia sedang bekerja tapi setelah menoleh Felix hanya menampilkan senyumannya tanpa berkata apa - apa dan bodohnya lagi, kenapa Changbin harus selalu menoleh saat Felix memanggilnya. Itulah kenapa Changbin kesal pada dirinya sendiri.

"Jangan menekuk wajahmu, kau terlihat semakin manis". Bisik Minho mengomentari ekspresi Changbin. Seketika Changbin memasang Ekspresi datar dan menatap Minho. "Aku tampan". Ujarnya dan pergi meninggalkan Minho yang terkikik geli.

"Lee Minho apa kau akan terus berdiri disana?". Minho segera membalikan badannya saat mendengar suara Woojin. "B-bos?". Ujarnya sedikit canggung.

"Apa kau tidak suka bekerja di kafe ku lagi?".

Gleg. Minho menelan ludah kasar, Woojin sedang dalam mode serius dan itu sangat berbahaya. "Tidak bos! Aku suka bekerja disini. Aku akan kembali bekerja, permisi bos". Dengan cepat Minho pergi dari hadapan Woojin, itu akan lebih baik untuk dirinya sekarang.

"Kenapa para pekerjaku semakin hari semakin aneh saja Tuhan". Gumam Woojin.

Woojin baru saja dari luar untuk membeli sesuatu, hanya sebentar dia meninggalkan para pegawainya dan mereka sudah melalaikan pekerjaannya, padahal malam ini Kafe cukup ramai. Sepertinya Woojin memang harus tetap di kafe mengawasi para pegawainya.

Saat hendak memasuki ruangannya mata tajam Woojin tidak sengaja melihat seseorang yang hampir seminggu ini selalu berada di kafe-nya. Tanpa pikir panjang Woojin pergi ke tempat seseorang itu.

"Hei bocah". Panggil Woojin, yang di panggil bocah mengerutkan dari dan melihat ke sekitarnya. "Tidak ada bocah disini". Ucapnya setelah mengetahui tidak ada anak kecil di dekatnya.

BECAUSE OF LOVE [CHANGLIX]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang