Happy reading...
Double update untuk menemani kalian yang #DiRumahAja
.
.
.
☆☆☆Draco sampai manor dengan keadaan lesu. Dia masih bicara sedikit dengan Harry tapi gadis rambut merah itu tiba-tiba datang dan mengacau. Bahkan Draco belum minta nomor Harry, bisa saja ia minta pada Hermione tapi Draco ingin berusaha sendiri dan melihat bagaimana respon Harry. Senang kah? Bingung kah? Malu kah?
Draco melepas atasannya dan menaruhnya secara asal, begitu pula dengan celananya dan menyisakan boxernya untuk tidur. Draco memang terbiasa tidur setengah telanjang begini kecuali musim dingin.
***
Hari-harinya berlalu dengan cepat dan super sibuk sampai pikiran tentang Harry pun hanya angin lalu. Ia ingin fokis terhadap pameran pertamanya, tidak ingin ada kegagalan sedikitpun. Timnya sudah bekerja keras bahkan Hermione sampai ke China untuk memproses dokumen artefak pinjaman untuk pameran.
Untunglah, seminggu sebelum pameran semua artefak sudah di tata dengan rapi sesuai denah dan dekorasi juga sudah terpasang sebelum artefak masuk. Ini melelahkan tapi menyenangkan di saat bersamaan.
"Hei, kau pucat, Draco." Kata Hermione.
"Aku kurang enak badan," Draco membenarkan. "Aku akan ke apotik untuk beli obat."
"Mau ku belikan?"
"Tidak perlu. Kau sibuk, kita semua sibuk." Draco bangkit untuk mekepas peralatannya lalu cuci tangan.
Ia keluar gedung dan sinar matahari menyorot membuat Draco menuup mata agar tidak pusing. Ia berjalan menyusuri trotoar lalu menyebrang.
Kepalanya mulai berdenyut lagi hingga menabrak orang dari arah berlawanan.
"Maaf, maaf," Kata Draco. "Harry!" Draco berseru melihat korbannya.
"Malfoy!"
"Draco saja."
"Kau tidak apa-apa?"
Draco akan berkata kalau dia tidak baik tapi pikirannya menyuruh untuk sedikit drama.
"Aku sedikit pusing karena itu aku mau beli obat di apotik." Kata Draco sambil memegang kepala bagian kanan.
"Oh, kau sakit," Harry membawanya masuk ke cafe. "Duduk dulu, aku akan belikan obat untukmu."
"Tidak perlu, aku masih bisa beli sendiri." Draco menolak yang terkesan sekali di buat-buat.
Batinnya, bersorak gembira melihat Harry yang peduli padanya.
"Sudahlah, kau duduk saja." Dengan itu Harry pergi.
Draco memesan teh hangat untuk dirinya, ia tak memesan untuk Hary karena tidak tahu kesukaan pemuda itu. Oh, maksudnya belum tahu.
Harry kembali tak lama, ia membawa beberapa pil dalam satu kantong plastik.
"Aku tidak tahu pusingmu itu yang bagaimana jadi aku beli beberapa jenis." Harry memperlihatkan isinya pada Draco.
"Hanya pusing biasa." Draco mengkonfirmasi.
"Bukan migrain?"
"Bukan."
"Apa berdenyut-denyut?"
"Tidak terlalu."
"Baiklah, yang ini. Di minum tiga kali sehari sampai sembuh dan setelah makan. Apa kau sudah makan?" Tanya Harry.
"Sudah, satu jam yang lalu. Kau pesanlah sesuatu." Kata Draco.
"Tidak perlu. Aku barusaja kemari." Ujar Harry.
KAMU SEDANG MEMBACA
Part of The Lost World
FantasySebuah buku kuno dan ajaib menyerap mereka berempat ke bagian dunia yang lain. Dunia yang katanya hilang tak tersisa apapun, dunia paling makmur dan modern di jamannya. Dunia yang dipimpin oleh tujuh raja. Dunia itu bernama Atlantis. . . . Tidak aka...