SATU

71 15 0
                                    

   Pertemuan memang selalu membuahkan kenangan,tapi kenangan tidak selamanya membuahkan pertemuan
~KERTAS LIPAT~

🍁🍁🍁

Hari dimulai baru beberapa jam yang lalu, namun semua sudah terasa suram bagi Indina Dwi Febrianty.

Dia selalu merasa semua orang itu munafik,semua pembohong, semua bodoh, semua orang hanya sampah di muka bumi.

Di meja makan, Indi hanya melamun.

Sambil memegang sendok dan garpu di tangannya, dia sedang merutuki semua manusia di bumi ini.

Dengan rahang yang mengeras dan gigi yang menggertak, dan tatapan kosong pandangan lurus ke depan. --ati ati ndi kesambet setan pagi-

"Ndi, kamu kenapa pagi pagi udah bengong gitu? Kamu sakit ... akhir akhir ini emosimu kurang terkontrol ya nak? " tanya sang Ibulembut pada anak kedua nya.

"Gak papa bu" jawab Indi ketus dan dingin.

Lihatlah pada ibunya saja dia sudah seperti itu apalagi pada supir di depan rumah atau satpam sekolah-si pak Dudo yang perutnya buncit- wkwkwk.

Next ke indi

Dari arah kamar sebelah barat muncul seorang gadis cantik berambut lurus pendek, dengan bola mata yang coklat dan bibir mungil, dibarengi dengan pipi cuby yang amat lucu.

"Pagi bu, pagi kak, "sapa sang gadis dengan ramahnya sambil ikut duduk di hadapan sang kaka.

Dia Indria, adik Indina.

Sikap dan sifat mereka saling bertolak belakang indri dengan sifat ramah, baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung.
Sedangkan Indina, dengan sikap dingin dan menyeramkan.

Sedarah tapi tak searah memang.

"Pagi juga nak, kamu mau sarapan apa? Roti atau nasi goreng?" Tanya
Ibu Amirawati

"Sarapan sama nasi goreng buatan Ibu Amira yang cantik aja deh " jawab Indri dengan ceria.

"Yasudah ambil sendiri ya, dan langsung makan, jangan lupa berdoa ya anak ibu." Ujar bu Amira

"Siap ibu komandanku."ujar Indri,sambil mengangkat satu tangannya ke sebelah pelipis menandakan itu  gerakan hormat.

Bu Amira hanya terkekeh,melihat tingkah satu putrinya itu.
Beda halnya saat melirik Indi yang masih saja menatap lurus ke depan
Tatapan Indi kosong, dia melamun di tengah soraknya bu Amira dan Indri adiknya.

--Ngeness nih si indi emang:)--

"Nak dimakan nasi gorengnya, itukan kesukaan kamu sayang. " ujar Bu Amira lembut pada Indi, sambil terus mengelus tangan sang putri.

"Iya bu" ujar Indi
Sambil menyuapkan nasi goreng yang nikmat ke dalam mulut Indi.

Waktu sarapan selesai, tak lama kemudian
Seorang gadis berkerudung putih datang mengetuk pintu rumah bercat abu abu putih, Rumah Indi dan Indri,

Tok tok tok

"Assalamualaikum bu..." teriak si gadis

"Assalamualaikum Ibu...Amiraa...anak ibu yang namanya Indri udah siap belum? aku nunggu di depan ya!cepetan Dri sarapannya jangan lama," teriak seorang gadis berkerudung putih tak kalah nyaring dengan teriakan yang tadi.

"Iya dugong, " teriak Indri dari rumah tak mau kalah, tak lupa dengan senyum hangatnya Indri langsung menyambar tangan sang ibunda tercinta.

"Ibu aku yang cantik, aku berangkat dulu ya, Caca udah teriak teriak tuh,doain ya bu biar makin pinter dan baik, " ujar  Indri.

ORIGAMI SEGITIGA [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang