"Yamada Saburo, apa ini ... dia adik dari temannya kakakku? Tapi kenapa sikap mereka berbeda! Kakaknya sangat ramah dan sepertinya mudah akrab dengan orang lain, tapi dia? Dingin, cuek, sombong!"
🍀🍀🍀
"Ichi-nii, dia siapa?" ucap Saburo dengan tatapan tajam nya kepada Zena.
"Ah, kau ingat bukan? Teman yang sering ku ceritakan ini dia dan adik perempuannya cantik kan?" Ichiro tersenyum sembari menatap Saburo.
"Oh jadi kamu Nakiri-san yang sering diceritakan Ichi-nii salam kenal." Saburo tersenyum ke arah Zen.
"Umm, Kau Yamada Saburo kan?"
"Haik! Youroshiku Onegaisimazu!" Saburo mengulurkan tangannya.
"Apa ini? Sikapnya? Beda sekali dengan di sekolah,!" Batin Zena.
"Saburo?"
Zena mencoba memanggil Saburo, namun tidak ada tanggapan dari dia. Malahan dia mencuekinya, dan menunjukan papan kartu dengan Ichiro-san, tapi jujur sikapnya sangat manis.
"Ichii-nii, lihat aku punya game baru loh, kau mau main bersama?" ucapnya berbinar sembari menunjukan papan game yang baru saja di belinya.
"Baiklah, nanti kita mainkan ya, bagaimana kau mengobrol dengan tamu kita? Dilihat dari seragam kalian satu sekolah ya? Pantas kalian sudah saling kenal."
Sementara Saburo asik mengobrol dengan Ichiro, Zena mem-pout kan pipinya, dan keimutan Zena tidak bisa menahan kakaknya untuk mencubit pipinya yang menurutnya lucu itu.
"Kau kenapa?"
"Nii-chan, lihat sendiri kan! Aku tadi di cuekin!"
"Yosh yosh!" Zen tersenyum sembari mengelus kepala Zena.
"Saburo-kun?"
"Ada apa Nakiri-san?"
"Kau dengan Zena satu sekolah?"
Tidak ada tanggapan dari Saburo, dia hanya mengangguk dan kembali menatap kakaknya yang menurutnya lebih sempurna dari siapapun itu.
"Nii-chan Tadai—....." Seseorang datang lagi kali ini heterecrom nya berbeda, hijau kuning ya itu adalah hetecrecrom yang lumayan bagus.
"Ah Jiro, kau sudah pulang ternyata."
"Maaf Nii-chan, jalanan tadi macet sekali." Seseorang yang bernama Jiro itu meletakkan tas yang dibawanya di lantai kemudian duduk di kursi sembari membuka topinya.
"Jiro, jaga sikapmu sekarang saat ini ada tamu."
"Bakajiro!"
"Ah, maaf ! Aku tidak melihat kalian," Jiro tersenyum ke arah Zen dan Zena saat ini, "dan kau Saburo, satu kata untukmu ... berisik!"
"Baru pulang udah bawel, ngajak berantem?"
"Berisik"
"Haik, haik kalian diam dulu bisa kan?"
"Baik ichii-nii/Nii-chan."
Zen tersenyum melihat tingkah Yamada bersaudara itu. Sementara Zena? Ntah apa yang dilakukannya saat ini, dia sibuk dengan handphone apa yang dia lakukan?
"Yamada-kyoudai sangat akur ya." Zen tersenyum.
"Ahahaha, tidak kok Nakiri-kyoudai juga kelihatan akur." Ichiro menanggapi.
"Eum kau cantik juga, siapa namamu? Dan kau mirip sekali dengan Nii-chan haha, apa kau suka anime juga?"
"Aku?" Zena menunjuk dirinya sendiri.
"Iya!" Jiro mengangguk.
"Namanya Nakiri Zenaira, apa kau sudah puas Jiro?"
"Berisik Saburo, aku tidak menanyakan ini padamu."
Zena tersenyum sejenak, "Yang dikatakan Saburo, benar kok, Namaku Nakiri Zenaira kau boleh memanggil ku Zena atau Zen, kau tadi menanyakan apakah aku suka anime? Eum tidak terlalu aku hanya menonton anime yang tren, aku lebih suka bermain game." Zena menjelaskan.
"Bodoh, siapa yang mengizinkan mu memanggil nama awalku?" Heterochrom hijau ungu menatap Zena.
"Aku sudah mengizinkan mu memanggilku nama awalku kan?"
"Hah? Terserah kau saja."
"Jadi bro Ichiro, langsung saja seperti yang ku katakan kemarin."
"Aha, yang itu jelaskan saja, Saburo dan Jiro pasti senang mendapatkan teman baru."
"Emangnya ada apa Nii-chan?" Zena menatap Zen.
"Ah sebenarnya, aku ada program studi di luar Ikebukuro, jadi kau akan tinggal dengan Bro Ichiro dan adik-adiknya, kau tidak keberatan kan?"
"Hah? Nii-chan bodoh ya? Membiarkan adik perempuan mu tinggal dengan ... Pria? Tiga lagi astaga Nii-chan apa yang kau pikirkan!" Zena berbisik kepada Zen.
"Tenang kok, Nii-chan sudah meminta tolong Polisi di Yokohama untuk menjagamu juga."
"Iruma-san?"
"Ya, tapi dia ... ah baiklah mending aku tinggal dengan mereka dari Iruma-san."
"Yosh, Yosh baiklah ini baru adik ku!"
🌷🌷🌷
"Nii-chan/Ichii-nii, kau serius? Dia perempuan loh! Apa yang dipikirkan orang-orang?" Ichiro dan Jiro memegang tangan Ichiro masing masing sembari menatapnya tajam.
"Tenang-tenang, aku sudah merencanakan itu, kalian akrab dengan Zena ya! Kalau melakukan hal lain lihat saja." Ichiro melirik tajam Jiro dan Saburo.
"Nakiri Zenaira akan tinggal bersama kami? Cih."
"Mohon bantuannya."
Semua menjawab balasan Zena, tidak dengan Saburo, dia malahan langsung berjalan ke arah kamarnya sembari membawa tasnya.
"Yamada Saburo, kau mencuekiku ya?"
💮💮💮
699 Word
KAMU SEDANG MEMBACA
Notice ✦ Saburo Yamada
Fanfiction-------------------------------------------- "Saburo, maaf kau mau ...." "Maaf tidak perlu." "Saburo, kau mau memainkan ini?" Maaf tidak perlu. Tinggal di rumah Yamada bersaudara memang tantangan yang rumit bagi gadis yang bernama Nakiri Zenaira itu...