LOVE BELIEVES ALL THINGS- Part2

627 81 19
                                    

"Apa?" Tanyanya lagi tanpa ekspresi.

"Menikah." Jawabnya tenang sambil tersenyum.

"Siapa?" Meneguk ludah...,"yang menikah?" Tampak bodoh.

Kim Bum mengerutkan keningnya menatap tajam wajah So Eun yang terlihat termenung, bingung..., namun polos menggemaskan.

"Tentu saja, aku dan kau..., kita berdua."

"Kau dan... aku?!" Ulangnya seakan tidak mengerti."

"Ya, kau dan aku! Memangnya berapa usiamu?"

"Dua puluh tujuh..." tanpa berpikir.

Kim Bum tersenyum lebar, wajahnya bercahaya senang,"Astaga!" Ia menepuk keningnya. "Ini luar biasa!" Sambil berdiri. "Dengar! Bukankah ini berarti kita berdua jodoh dari Tuhan?"
So menatapnya semakin bingung.

Menggerakkan tangan,"Bayangkan kita berdua sama-sama seniman keŕamik, keahlian kita... berasal dari gen orangtua kita, dan sekarang... usia kita sama-sama dua puluh tujuh tahun!"

So Eun mendengarkan semua itu sambil menganggukkan kepalanya. Namun tanpa reaksi.

Mengulurkan tangan ia menggenggam lembut lengannya, "So Eun, jangan takut, pernikahan ini... hanya formalitas, murni untuk melindungi hakmu atas So Mi...," bohong! Nuraninya menghakimi. Aku juga mengingini dirimu, tubuhmu, dan kalau pada akhirnya kita saling jatuh cinta... itu adalah bonus dari paket pernikahan ini...' batinnya berharap. "Jika kau tidak ingin sungguh-sungguh menjalankannya aku tidak akan memaksamu untuk memenuhi tuntutan kewajibanmu sebagai layaknya seorang istri." Dalam kalimat ini Kim Bum tulus, bersungguh-sungguh. Namun ia akan membuat strategi menaklukan So Eun hingga takluk dengan pesonanya."Lagipula kau tidak perlu memberi jawaban hari ini. Tapi kumohon renungkan baik-baik dengan jernih, berkepala dingin."

Berjalan mondar-mandir memutari ruangan, sambil menarik napas panjang,"Pernikahan adalah solusi terbaik untuk kita berdua, bahkan untuk semuanya. Pikirkan juga keuntungannya yang bisa kita dapatkan..." Kim Bum bersikukuh, sambil mengingatkan. "Bayangkan... kau akan langsung mendapatkan hak asuh atas So Mi sepenuhnýa, sebagai ibunya, bukan bibi, demikian juga aku, dan keluargaku. Lalu Ibuku akan mendapatkan sorotan serta pujian dari media, itulah yang sangat diinginkannya. Selain itu secara finansial kau, ataupun So Mi aman, dan mapan, bahkan kau bisa mulai berkarya untuk mengadakan pameran...bersamaku di bawah naunganku, lalu kau akan berbagi beban, kesulitan, segalanya dengan diriku. Kau tidak akan sendirian dalam membesarkan So Mi. Aku ada di sisimu."

So Eun hanya bisa menghela napas. Menangkup kedua telapak tangannya, "Dan aku bukan kakakku, So Eun. Aku tidak akan memukulmu, apalagi menyiksamu, aku akan menjagamu juga So Mi. Kalian ada di bawah perlindunganku sepenuhnya. Aku juga tidak akan memaksamu, bahkan aku akan menghormatimu, menghormati pernikahan kita."

So Eun terdiam. Tidak ada satu kata pun yang mampu terucap keluar dari bibirnya yang kelu. Matanya hanya mampu menatap nanar wajah Kim Bum. Seakan mencari kepastian, kejujuran, ketulusan...

"Kau masih memiliki waktu tujuh hari untuk mempertim..., bukan...," ralatnya sambil berpikir,"tapi untuk mempersiapkan diri... karena minggu depan, di hari yang sama, waktu yang sama, kita akan menikah di kantor catatan sipil terdekat. Surat-surat besok mulai diurus, dan bibi Mi Kyung akan menjadi saksi pernikahan kita selain pengacaraku."

"Kau memaksaku! Tepat seperti kakakmu memaksa kakakku! Apa bedanya?!"

"Kau boleh mengatakan kalimat yang sama padaku setelah kita melewati satu minggu ke depan bersama-sama. Dimana kita sudah lebih mengenal satu dengan yang lain." Kim Bum sedikit tersinggung sambil mengerutkan keningnya. "Namun, ku ingatkan sekali lagi... tidak ada jalan lain untukmu. Inilah satu-satunya solusi yang terbaik. Kita sama-sama membayar harga, bukan hanya dirimu! Dan ini adalah untuk kebaikan Kim So Mi. Kau ingin memberikan yang terbaik...? Inilah yang terbaik, nona Kim So eun!"

Love Believes All ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang