Mematikan lampu utama ruangan tamu, menyalakan lampu down light tujuh watt, Kim Bum menghampiri, berdiri tepat dibalik punggung memagari So Eun yang masih memandang keindahan malam desa,"Mengapa kau tidak bergabung dengan kami?" Tanya Kim Bum lembut di telinga,"sebenarnya aku, dan So Mi, menunggumu sedari tadi."
So tersedak..., menahan napas,"maaf..., ku pikir kau hanya ingin berdua saja dengan So Mi..., "
Kim Bum tersenyum. "Tidak perlu maaf, mulai besok kita duduk bersama-sama di sofa itu, kau, aku, dan So Mi, kita bertiga. Jangan sendirian seperti ini, ingat kita adalah keluarga..., minggu depan..., So Mi menjadi anak kita. Kita bukan lagi bibi ataupun pamannya lagi..., kita adalah orangtuanya, ayah dan ibunya..."
So meneguk ludahnya...
Ternyata Kim Bum tidak mengubah rencananya. Ia tetap ingin menikah.
Kim Bum mempererat peluķannya, lalu menghirup harum rambut So Eun,"jangan takut So, jangan takut padaku..., aku tahu kau meragukanku..." menghembuskan napas resah,"membuatku terus bertanya-tanya... apakah yang sudah diperbuat oleh kakakku, keluargaku pada kalian, pada So Hee, kakakmu pula kakak iparku dan juga padamu..., hingga kau begitu terluka, kau seperti terpukul, sampai kau terus menerus meragukanku, mencurigaiku, bahkan seluruh keluargaku." Mendesah. Meletakkan dagunya di puncak kepala So.
Tidak memberi tanggapan hanya menghembuskan napas berat...
Mereka tenggelam geming dalam kevakuman malam.
"Apa kau sudah meletakkan So Mi di ranjangnya?" Mencairkan suasana. Kim Bum menganggukkan kepalanya.
"Apakah kau ingin makan sesuatu... atau minum? Atau... kau... ingin pulang sekarang?"
Kim Bum membalikkan tubuh So Eun. Mengangkat dagunya,"jangan menunduk terus, harus berani, menatap wajahku." Sambil tersenyum.
Sesàat mereka saling menyidik kedalaman kornea mereka satu dengan yang lain...,"aku ingin makan dan minum sesuatu sebelum pulang, karena aku ingin berduaan denganmu, berbincang denganmu..." dengan tatapannya yang penuh pesona memikat, seakan menyihirnya dengan bubuk ajaib para peri dalam dongeng!
Perlahan Kim Bum mendekatkan wajahnya...
So Eun menatap lekat, tubuhnya geming kaku, ia kembali menahan napasnya, berusaha mengatur detak jantungnya.
Tidak ada pria yang bisa menaklukan hatinya sampai saat ini, bahkan Kim sang Rok dengan hartanya sekalipun..., namun..., hanya pàda Kim Bum sajalah dirinya tak berdaya, tubuhnya bagai ubur-ubur tak bertulang!
Sapuan lembut bibirnya mengenai keningnya, membuatnya segera menutup.sepasang kelopak matanya. Kim Bum tersenyum. Sapuan itu berlanjut turun perlahan ke hidungnya, dan akhirnya ke permukaan bibirnya yang bersalut lipgloss!
Mengecup lembut bibir itu lagi dan lagi, memaksa So Eun untuk membuka bibir mungilnya lebih lebar, mendesak untuk membalas ciumannya, sangat perlahan, tidak terburu-buru, mengecap rasa, hingga mereka benar-benar terlarut dalam kenikmatan, di tengah malam dengan cahaya meremang romantis...
Kedua tangannya pun merayap naik... merangkul tengkuk Kim Bum.
Detak waktu tak terdengar... seakan terhenti bergerak...
*****
Dalam gelora...
Detik demi detik bergerak berganti menit...
Mereka tenggelam dalam kenikmatan...
Tanpa tanda,
Tanpa suara,
Tanpa tanda peringatan...Tiba-tiba...
Terdengar, "So Eun sayang..., kau sudah tidurkah? Bibi datang membawakan botol susu So Mi yang ketinggalan di rumah..."
Seketika kedua màta sang sumber suara itu menyaksikannya...
Menyaksikan sepasang insan sedang kasmaran...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Believes All Things
RomanceHanya kisah sederhana tentang rasa yang kelam, dan membalas semua yang terjadi dengan sama kelamnya. Dendam, salah paham, lalu saling menyakitkan. Poster by: Win