Ff abal abal ini hadir karena aku pusing liat moment brightwin yg bermekaran T.T
Warn! Abal-abal, 2000++ words
. . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . .
“MAMAAAAA!!… ABANG NGEREBUT GEBETAN ADEKK!! HUWAAAAA…” teriak seorang cowok imut dengan badan bongsor sambil berlari menuruni tangga .
Namanya adalah win, anak ke tiga dari keluarganya pak tawan. Paling manja, cengeng, ceroboh dan paling tidak bisa diam, tapi anehnya malah jadi anak kesayangan mama new.
Sekarang win sudah menginjakkan kaki di area dapur, ia berniat memeluk mamanya dan mengadukan kelakuan sang kakak padanya. Tapi boro- boro mendapat sahutan dari sang mama ia justru dipertontonkan adegan romansa secara live. Bagaimana tidak, tepat di depan matanya, sang papa dan mama sedang berciuman mesra tanpa terganggu sedikitpun.
Jika saja win masih bisa memendam kekesalannya, ia pasti sudah balik badan, bubar jalan dan membiarkan kedua orangtuanya bermesraan. Tapi untuk kali ini kekesalannya sudah ada di ujung tanduk. Ia terpaksa merusak momen kemesraan kedua orang tuannya, padahal mereka jarang melakukan hal itu karena sehari- hari keduannya selalu sibuk berdebat dalam segala hal, bahkan hanya karena warna kaos kaki saja akan berakhir perdebatan panjang.
“MAMAAAAAA…” panggil win dengan bibir yang melengkung ke bawah.
New yang mendengar panggilan sang anak sontak mendorong tay yang masih bertahan di posisinya.
“ishh.. kenapa ne-…”
Plakk
Sebelum tay menyelesaikan kalimatnya, tiba tiba new memukul lengannya kuat hingga membuat tay reflek melepas rengkuhannya dari pinggang new untuk mengusap lengannya.
“kenapa sayaang?” ujar new sambil mendekati win. ia merentangkan kedua lengannya dan membawa sang anak ke dalam dekapannya.
“ck anak jahanam!” dumel tay sengit. Baru saja dapat rejeki, tapi gak lama malah kena tampol. Fyi, pukulan new itu ngga main main.
“tay, diem atau entar malem tidur bareng anjingmu sana!” ujar new galak
Tay hanya bisa beranjak ke ruang tengah sambil mendumel tanpa suara. Kalau perdebatan macam gini dia ngga berani lawan deh, ancamannya sangar.
“gimana sayang?” ujar new sambil mengusap punggung lebar anak bongsornya.
“kok bisa? Ayo samperin abang deh kalo gitu. Udah diem dulu ya, jangan nangis.” Ujar new sambil menuntun anak bongsornya ke kamar sang kakak di lantai dua. Fyi, kamar anak- anak taynew letaknya di lantai 2 semua.
