Hari ini adalah pengumuman hasil seleksi penerimaan masuk kampus, semua murid SMA Merdeka merasakan kecemasan untuk melihat hasilnya. Perasaan takut, khawatir dan kepo bercampur jadi satu. Tidak siap jika harus melihat lambang merah yang tertera di layar handphone milik mereka. Semua berdoa untuk mendapatkan lambang hijau, begitupun dengan Risya.
Sekarang sudah waktunya untuk mengecek pengumumannya, beberapa murid di dalam bus sudah ada yang menangis karena melihat hasil tersebut. Kebetulan saat ini murid kelas 12 sedang dalam perjalanan pulang ke Jakarta selepas dari Jogja dalam Rangka perpisahan angkatan. Kegaduhan di bus begitu ramai diisi tangisan kekecewaan yang tidak lulus dan tangisan kebahagiaan untuk yang lulus memenuhi bus, serta ucapan selamat kepada para murid yang lulus.
Tapi tidak dengan Risya yang sedari tadi hanya melihat ke jendela bus seakan tidak perduli dengan pengumuman itu, gadis yang biasanya riang dan selalu penuh gelak tawa kini hanya diam seketika dan berbeda dengan yang lain dimana semua murid sibuk mengakses internet untuk melihat hasil pengumuman.
"weh, buka linknya! Lo ga kepo apa sama hasilnya sya?" cetus Kiki dengan tiba-tiba, sahabatnya Risya yang kebetulan sudah membuka hasil pengumuman dirinya yang kebetulan tidak lulus.
"paling juga sama kaya lo" jawaban santai Risya sangat kurang memuaskan Kiki.
"Ya paling nggak diliat dulu, Risya" ucap Kiki yang masih kekeuh untuk Risya membuka pengumuman tersebut. "Yaudah mana sini id sama sandinya, biar gue aja yang buka" tungkas Kiki dengan tegas.
Risyapun akhirnya mau membuka pengumuman itu. Tidak, bukan dia yang membukanya tetapi Kiki. Dikasihlah id beserta sandi ke Kiki setelah itu ia melanjutkan melihat keluar jendela dengan perasaan takut.
"Yah sya internetnya down, ini juga sinyalnya cacad banget" ucap Kiki
"Udah ki gausah gapapa kok, gue sama sekali ga kepo" jawab Risya
Kiki yang sedari tadi masih berkutat pada layar handphonenya cuma bisa pasrah. "Yaa nanti aja kalo gitu kita liat hasilnya" balas Kiki yang masih kepo melihat hasil pengumuman Risya.
Kemudian bus berhenti sementara di Rest Area untuk melakukan ibadah sholat maghrib dan makan malam, waktu ini dipergunakan Kiki untuk mengecek hasil milik Risya dengan berharap semoga tidak down lagi.
"Kiki ish, udah jangan dibuka" pinta Risya dengan memelas. Ia hanya tidak ingin patah hati karena pengumuman
tapi kenyataannya tidak."RISYA, LO LULUS!" teriak Kiki sekencang kencangnya sampai semua orang langsung menatap mereka.
"Eh demi apa?" Luna sahabatnya Risya yang sedang makan langsung antusias, tidak dengan Risya,
Risya hanya menatap Kiki seakan tidak percaya."ih ini beneran" Kiki menunjukkan handphonenya ke Risya "nih lo liat!" perintah Kiki.
Tak ada reaksi apapun selain menangis dari Risya dan pertanyaan bodohnya "Ih kok gue lulus?" dan lanjut menangis lagi.
Kiki dan Luna akhirnya mau tidak mau harus mencoba mendiamkan tangisan si yang empunya suara dengan memeluknya.
"Cup cup ah jangan nangis, Lo mah orang lulus malah nangis begitu" kata Luna sambil mengusap kepala Risya
"Tau! Ada juga gue sama Luna yang harusnya nangis" tambah Kiki
Risyapun merenggangkan pelukan dan berkata "Ya tapi gue gak mau. Nanti gue harus gimana? Lo berdua kan tau kalo bukti pendaftarannya gak ada"
Mungkin tidak ada manusia yang ceroboh selain Risya, iya Risya. Ia lupa menyimpan bukti pendaftaran, yang waktu itu ia lebih mementingkan di foto untuk kebutuhan media sosial daripada menyimpannya. Dan penyesalan itu membuat Risya jadi kecewa terhadap dirinya sendiri. Kedua sahabatnya pun cuma bisa diam karena bingung harus bagaimana lagi. Mereka juga tidak tau harus seperti apa menghadapi kasus Risya.
Kemudian ucapan selamat berdatangan dari beberapa teman seangkatan Risya dan beberapa Guru IPS walaupun mungkin masih tidak percaya.
*****
Huaaaa pegel juga ya baru ngetik segitu and sorry guys partnya terlalu sedikit. :) w
Nanti aku lanjut lagi yaa, jangan lupa untuk vote+comment biar nambah semangat akuuuuu huhu
Aku harap kalian suka❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
WRONG!
RomanceSetahun belakangan, gaya berpacaran Syah dan Risya sudah hampir liar. Ketidaknyamanan mulai menghampiri Risya, antara ingin lanjut atau tetap berada di jalan sesat ini. Tidak siap jika harus putus tapi juga tidak ingin terus menerus melakukan hal-ha...