~Part 3 : Penyambutan~

24 2 18
                                    

"Uuhh.. Pegal... Capek... Lapar lagi..." keluh Yurei saat kami turun dari kereta

"Kamu ini kenapa, sih? Kayak Saki aja" ejekku

Yurei menatapku bingung

"Hah?"  ucapnya

"Nenek nenek"

"....Ooh..."

Kami diam sejenak sampai akhirnya Yurei mengulang kata katanya setelah ia meregangkan badan.

"Aku lapar"

"Iya, iya... Ayo, aku tau tempat makan yang enak"

Aku menarik tangan Yurei pelan dan berjalan menuju sebuah gerbang besar bertuliskan
"Selamat Datang, Penghuni baru!!"

"Pe..penghuni, bukan hantu, ya?" Yurei bertanya sembari mengucek matanya

"Beneran, kok... Memangnya kau kira apa? Hantu gitu? Ayo cepat"

Aku menarik tangannya lagi

"Eh, mau kemana?" tanya Yurei setelah kami melewati gerbang tadi

"Ke pasar, kita cari makanan disana saja" jawabku sambil tetap berjalan

"Aah! Lihat itu, Ray!"

"Apa?"

Aku menatap sebuah kuil yang ditunjuk Yurei

"Mau kesana?" ajaknya

"Tidak. Disana banyak penjahat. Lebih baik ke pasar"

"Eeh..."

Aku melirik Yurei yang berjalan disebelahku.

'Belum saatnya kita kesana... Aku yakin seseorang dari tempat itu akan menjemput kita' batinku penuh harap

'Itu juga demi Yurei...'

"Jadi..."

Yurei menarik lengan bajuku

"Makan dimana?" sambungnya

"Ugh... Soal itu..."

Aku kesulitan mencari tempat makan yang aman.
Karena, aku merasa seperti ada seseorang, mungkin beberapa orang mengikuti kami sejak kami keluar dari kereta.

"Ray, aku lapar" rengek Yurei dengan wajah memelas

"Haah.. Baiklah, kita akan makan disana" aku menunjuk sebuah tempat makan kecil (kalo di indo disebut warung kali ya) yang ada di ujung pasar.

Saat kami memasuki tempat itu, seseorang memanggilku dengan nada akrab

"Selamat siang, Rachel... Lama tak jumpa..."

Aku merasa tak bisa bernapas sesaat

"A..ah... Kau salah orang... Maaf..." aku mengalihkan wajah sambil mendorong Yurei keluar dari tempat itu.

"E-eh? Ray, ada apa?" Yurei tampak heran

"Ah, i-itu, bu-bukan apa apa, tapi, aa--"

"Katakan yang sebenarnya, Racheline"

Orang itu berhasil menghentikan drama ku dan membuat Yurei kaget.

"Di..dia... Bicara..." Yurei menunjuk sosok pendek berbulu yang memanggilku tadi

"Ya, dia memang bisa bicara. Dan tolong jangan menakutinya begitu, dong..." aku menatap tajam sosok yang ditunjuk Yurei

"Eh?! Ray, kau kenal dia?!" Yurei memeluk tangan kiriku dengan wajah histeris seperti habis melihat hantu

My Human Friend [♪end♪]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang