enam

4.6K 623 117
                                    

Trak.

Nana mendongak mendapati maminya meletakkan sebuah nampan berisi dua gelas kosong, sebotol wine serta sosis dan kentang rebus ke meja marmer.

Gadis ini langsung mencabut headset di kedua telinga dan berdiri buat mengecup wanita di hadapannya.

Maminya baru selesai mandi. Itu kenapa rambutnya setengah basah dicepol tinggi. Aromanya juga wangi.

"Mami kayak anak gadis mau satnight." ujar Nana sembari meraih gelas tinggi yang terisi beberapa mili.

"Emang masih gadis, kan?"

"Terus aku dateng dari mana?"

Nana merengut dan kembali duduk. Tapi nggak kembali berkutat dengan layar hitam penuh baris kode. Hanya duduk berhadapan berbatas meja dengan maminya.

"Mi.."

"Apa, Na?"

"Berita itu mami yang buat?"

Donyta menaikkan satu alis sambil menyesap minuman kemerahan di tangannya.

"Berita apa?"

"Itu. Headlinenya : kepolisian berhasil menangkap terduga mafia di daerah pembuangan sampah."

Donyta tersenyum.

Ia kini menyodorkan sosis dan kentang rebus ke hadapan putrinya.

Nana langsung mencomot sosis dan memakannya dalam sekali lahap. Dia kira ini sosis ayam, nggak taunya sapi. Padahal ia berharap makan sosis yang lebih kenyal. Karena menurut Nana, tekstur sosis sapi kadang terlalu lembek.

Meski sebenarnya itu tergantung merk juga.

"Kalo mami yang buat, kenapa?"

"Ya nggak apa-apa. Berarti nambahin kerjaan aku."

Donyta tergelak.

Anak gadisnya ini sekarang cemberut sambil meraih kembali macbooknya. Mengetikkan beberapa kode unik.

Nana mengambil sosis lagi di atas piring dan memasukkan setengah bagian ke mulutnya. Tapi nggak dikunyah. Hanya dibiarin menempel di dalam mulut.

"Tapi inspeksi semalam beneran ada hasil, kan?"

Gadis yang ditanya itu segera mengenter kode. Monitor di depannya menampilkan beberapa titik jejak lokasi dan data diri orang yang sempat ia pasangi alat penyadap melalui tembakan tidak berbahaya dari jarak jauh.

Ada 2 orang.

Satu warga negara Indonesia, satu orang asing. Hanya saja Nana yakin mereka bukan tersangka yang dimaksud. Dari data yang ia peroleh, tidak ada tanda-tanda keduanya melakukan hal mencurigakan.

Ngomong-ngomong soal tembakan, semalam ia menyembunyikan handgun di balik jaket kelincinya. Ia sempat kaget waktu badannya terantuk punggung Jevrino. Takut laki-laki itu merasakan sesuatu.

Nana segera mengunyah sosis di mulutnya kemudian ditelan cepat untuk menjawab pertanyaan sang mami.

"Enggak, Mi. Bahkan nggak ditemuin jejak apapun."

"Masa sih?"

"Serius. Nana di sana aja sambil ngerokok abis 2 puntung tapi Papi sama timnya nggak nemu apa-apa."

Maminya hanya mengerutkan kening.

Wanita pertengahan 30 ini mengeluarkan smartphone warna gold dari saku celana rumahannya.

Kemudian ia menunjukkan satu foto ke Nana.

"Ini apa?"

Mata Nana membelalak lebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

meschinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang