Donuts

138 8 0
                                    

"Nate. Sorry ya kalau tadi agak lancang, ngenalin kamu sebagai pacar aku ke Kara." Gisa memecah keheningan.

"Ah. It's okay, Gis. Aku boleh tau alasannya?"

"Nothing special sih hehe. Kara itu  suka ngeledekin aku single. Udah tau aku single, kalau ketemu tetep aja sering nanyain pacar kamu mana. Kan kesel haha."

"Oh i see. Best friend berarti ya."

"Hmm. Kind of."

"Anyway, kalau kamu punya pacar ngga nih ?"

Aku tertawa kecil mendengar pertanyaan Gisa.

"Engga, Gis. Ga sempet haha."

"Dih, kok ga sempet ? Kamunya ga nyediain waktu buat nyari si."

"Iya, ntar juga dianya dateng sendiri Gis. Ga perlu di cari haha."

"Wew, gue suka gaya lo bro."

Gisa terkekeh sembari menepuk pundakku.

"Eh belok kiri disini, Nate."

Aku mengangguk. Kami melewati jalan ramai dan kemudian terjebak macet.

"Oops, sorry Nate. Kirain longgar jalannya."

"It's okay. Emang biasanya kamu lewat sini, Gis?"

"Engga hehe. Ini mau mampir toko donat di depan dulu gapapa yah Nate ? Sahabat aku doyan banget donat dari toko itu."

"Oh, toko donat di seberang minimarket yang itu ya ? Ade aku juga doyan tuh, bisa samaan gitu ya."

"Serius? Emang enak sih donatnya, besar banget, udah gitu ga terlalu manis. Apalagi yang tiramisu, top banget pokoknya."

"Oh ya ? Adek aku biasanya beli yang crunchy gitu si."

"Ah, kamu harus coba yang tiramisu Nate. I'll buy it for you and your lil sist." Gisa tersenyum.

"Eh, ga usah repot-repot Gis."

"Ga repot kok, santai aje."

"Bentar ya." Gisa segera membuka pintu mobil dan menyebrangi jalan.

Aku memperhatikan setiap langkahnya.

Beberapa menit kemudian Gisa kembali dengan membawa dua box donat.

"I'm back."

"Kok belinya banyak banget, Gis ?"

"Lihat deh. Taraa..." Gisa membuka box dan menunjukkannya padaku. Donat berwarna-warni satu lusin.

"Wow." Aku kaget.

"Penuh warna ya. Kirain cuma mau beli yang tiramisu doang tadi."

"Ini based tiramisu semua hehe. Warna-warni karena mix sama rasa lain juga." jelas Gisa.

"Ini buat kamu, dibagi ke adek kamu juga ya. Aku taruh di belakang, jangan kelupaan."

"Iya siap. Makasih banyak ya, Gis. Meira pasti seneng banget."

"Oh, nama adek kamu Meira. Cute name."

"Iya dong. Anyway ini lurus aja kan ya ?"

"Iya lurus aja. Ntar mentok belok kiri."

"Okay. Kamu udah lama ngontrak rumahnya, Gis ?"

"Mayan sih. Dari lulus kuliah, dulunya aku anak kosan hehe. Sahabat aku itu dari dulu kalau ada apa-apa pasti ke kos aku, sering nginep juga dia mah. Konco plek dari SMA." Gisa bercerita sambil tersenyum. Gestur Gisa selalu terasa hangat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 04, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Count on MeWhere stories live. Discover now