3
Setelah semua selesai aku dan Nila segera pergi ke Halte bus dekat perempatan agar cepat mendapat bus. Nila sudah memasuki Bis nya 5 menit yang lalu dan aku masih setia menunggu bis sendirian, memang bis jurusan menuju sekolahku agak sulit untuk ditemukan hahaha kesannya aku seperti sedang mencari sesuatu saja. Hari ini aku akan melupakan sejenak masalah kemarin bukanya aku jahat ataupun durhaka karena hari ini ingin melupakannya, huh! Percayalah hanya hari ini karena aku tak mau dan aku tak ingin mencampurkan urusan keluarga dengan urusan luar. Huh! Hari ini aku harus menjadi Prilli yang penuh percaya diri, ceplas ceplos, jahil dan yeah seperti saat biasannya. Aku memaksakan seulas senyum ceria dari bibirku yang kaku ini karena tidak kugunakan untuk tersenyum selama beberapa jam lalu, ku lihat sebuah bus nelaju mendekat kearahku, dan saat bus itu berhenti aku seger naik. Penuh dan sesak dua kata yang dapat menggambarkan suasana didalam bus saat ini bahkan sudah tidak ada tempat duduk yang tersisa, aku memutuskan berdiri dekat dengan bangku belakang karena itu dapat memudahkanku saat turun dari bus. Bus berhenti kembali dan seorang pria dengan seragam sepertiku masuk kedalam bus, tampan satu kata dia begitu tampan bahkan lebih tampan dari Kak Artha dia berdiri di sampingku sejenak aku menahan nafas lalu buru-buru menghembuskannya dan saat aku menarik nafas bau parfumnya yang beraroma cendana bercampur musk memenuhi rongga dadaku. Tanpa sadar aku terus memperhatikanya sampai tidak sadar bahwa dia juga tengah memandangku dengan kerutan didahinya.
“apa liat-liat” ucapnya ketus, seketika kupalingkan wajahku dari hadapannya hekk!! Cakep cakep kok galak, dan dapat kusimpulkan bahwa dia bukan tipe orang yang suka beramah tamah huh! Jadi nyesel aku memujinya tadi. Bus berhenti 2 blok dari sekolahku memang di dekat sekolahku tidak dilalui bus atau kendaraan umum lainnya, jadi jika ingin naik kendaran umum silahkan berjalan 2 blok dari sekolah. Aku dan cowok galak itu turun dari Bus dia turun terlebih dahulu dan aku ada dibelakangnya, aku sengaja menjaga jarak darinya ogah lah kalu deket deket sama orang galak idiih! Orang itu dengan santainya berjalan didepanku dengan eirphone yang tertancap manis di telingannya bahkan jari jarinya ikut menjentik mengikuti nada membuat musik seadanya namun berirama. Huh! 1 blok sebelum sekolah aku mencoba meyakinkan kembali hatiku bahwa hari ini akan berlalu dengan baik baik saja. Sambil terus berjalan aku menundukkan kepalaku untuk berdoa meminta kelancaran untuk hari ini tapi tanpa kusadari pria galak itu berhenti beberapa langkah didepanku dan aku yang masih saja berjalan alhasil menabrak punggung lebarnya. Perih itu yang kurasakan saat jidatku menabrak punggungnya aku mendongakkan kepalaku dan dia membalikkan tubuhnya dengan tatapan sangar dari kedua matanya ngeriii meennn!! Aku hanya bisa memasang cengiran khas ku didepanya sungguh kedua bola matanya seperti mengeluarkan kobaran api yang begitu menakutkan.
“ma-ma-af” ucapku tergagap
“dua kali lo nabrak gue dan lo cuman bilang maaf” ucapnya dengan nada ang begitu ketuh, uhh dasar cowok galak. Tapi wait tadi dia bilang dua kali kan? Tunggu tunggu sepertinya ada yang salah disini.
“lo gak inget? Gue” cowok itu berucap dengan dahi yang semakin mengkerut dan itu membuatku semakin penasran, ku perhatikan wajahnya lekat lekat mata itu, hidung itu, ekspresi itu. Oh My dia? Dia pria yang gue tabrak didepan kelas Kak Artha.
“trus mau lo apa?” tanya ku dengan ekspresi sedatar mungkin untuk mengimbangi sikapnya sesekali bersikap seperti ini tidak ada salahnya bukan? Dia terlihat berfikir sejenak sebelum memutuskan permintaan apa yang akan ia berikan padaku ralat maksudnya akan dia minta padaku.
“eumm! Untuk kali ini belum ada tapi lain kali akan gue tagih” ucapnya dengan senyum miring ‘devil smirk’ pikirku ternyata dia seperti iblis tampan ehh nggak ding. Setelah itu dia berlalu begitu saja meninggalkanku dalam keterkejutan What the... dasar cowok galak arrgh!
*
Hari ini seperti biasa setelah pelajaran ketiga yang menurutku sangaaaaaat panjang alah lebay gue yah pokoknya gitu menurut gue ini tadi jamnya nggak muter sama sekalai malah stay di tempat hahaha, gimana nggak panjang coba orang pelajaranya Mr.Killer si bapak gendut yang nggak punya ampun hadeeh. Setelah bel berbunyi aku langsung ngaciir keluar kelas lama-lama kalau dikelas bisa gosong aku karena suasanannya bener-bener sumpek dan panas kayak dipanggang di oven. Dan saat ini aku sedang berjalan menyusuri koridor sekolah agar sampai ke kantin yang letaknya ada di belakang sebelah kanan gedung utama. Oh ya ngomong-ngomong di sekolahku ini ada 3 gedung yang pertama gedung untuk kegiatan belajar mengajar beserta lab dan perpustakaan di gedung pertama ada 4 lantai. Sedangkan gedung kedua biasanya digunakan untuk kegiatan ekstrakulikuler, dan yang terakhir itu adalah tempat aula dan sebagainya yang biasanya untuk digunakan kegiatan pentas seni maupun rapat besar. Kalu kalian pikir disekolahku ini ada sistem asrama kalian salah besar disini nggak ada yang namanya asrama-asramaan karena resikonya terlalu besar. Tak terasa ternyata aku sudah berdiri di depan kantin, langsung saja aku menuju stand bakso favoritku haha sebenarnya semua yang ada dikantin aku suka tapi untuk saat ini aku ingin menikmati bakso buatan Mang didin. Setelah memesan dan menunggu tadi aku segera membawa makanank kemeja favoritku, yeah aku sudah terbiasa duduk ditempat itu jadi aku menamainya meja fovorit. Saat aku telah sampai beberapa langkah dimeja itu aku melihat pemandangan mengganjal disitu dimejaku ada seseorang yang tengah makan dengan santainya, seperti pernah melihat? Tapi siapa? Seketika rasanya duniaku seperti memanans arrghh cowok galak itu kenapa duduk disitu sih! Aku berjalan cepat dan menaruk makananku dengan keras sehingga menimbulkan bunyi yang nyaring dia menatapku sebentar lalu menyantap makananya kembali arrrgghh cowok ini sungguh ahh . Aku duduk dihadapanya dengan tampang galak dan dia masih santai makan hello sh*t apa dia tidak tahu kalau tatapanku ini membunuh kebanyakan sih bilang begitu, aku masih menatapnya tajam dan selanjutnya dia memnaruh kasar sendoknya wah wah sepertinya aku berhasil membuatnya marah, dan seketika akau jadi kakau mendadak saat matanya menatapku balik dengan tatapan yang errr mematikan aku jadi takut sendiri kalau seperti ini.