Chapter 12

2.3K 372 43
                                    

Sebelum baca cerita aku mau minta pendapat kalian dulu nih

Jadi menurut kalian lebih seneng mashiho jadi peran laki laki atau perempuan?

Udah itu aja hehehe 😂

Oh iya jangan lupa vote komen yaps! 😚

Happy reading yorobundeull 💕


****

Pagi ini mashiho enggan untuk bangkit dari tidurnya. Apalagi semalam ia habis menangis, padahal hyunsuk sudah beberapa kali membangunkannya dan menyuruhnya untuk bangkit. Entahlah tadi malam ia merasa bahwa hidupnya sudah sangat sulit baginya. Tidak bisa melihat apa apa selama ini membuatnya frustasi hebat. Apalagi ditambah saat dirinya pergi bersama junkyu dan junghawan di mall. Ia tak bisa berbohong, sungguh itu sangat menyakitkan ketika banyak orang menggunjingnya.

Selama ini ia merasa baik baik saja, karena ia tidak bertemu dengan orang banyak, dan akhirnya ia sadar bahwa banyak orang diluar sana yang bermulut pedas dan tidak menyukainya. Dan mulai dari sana juga ia sadar bahwa perilakunya pada junkyu juga salah. Junkyu adalah orang baik, bahkan ketika ia digunjing oleh banyak orang ia tetap tidak malu berada di sisinya. Menggenggamnya erat dan tak malu akan kondisinya. Bahkan Ia mau merawatnya, bahkan diluar tugas junkyu sebagai dokter.

"Cio, makan dulu lalu minum obatmu" mungkin ini ketiga atau empat kali hyunsuk memasuki kamar mashiho pagi ini. Karena tadi mashiho tak mau bangun, ah membuka matanya saja tidak. Yang kedua kala ia datang mashiho juga masih sama, masih bergelung selimut hangat bewarna abu muda. Dan yang ketiga tampak mashiho yang masih duduk diatas ranjang sambil bersandar di kepala ranjang dengan tatapan kosong, dan untuk yang keempat kalinya hyunsuk masuk dengan membawa nampan yang berisi segelas air putih dan bubur.

Ia tau bahwa mashiho mungkin masih dalam keadaan tidak baik, ia tahu. Terlihat jelas matanya yang membengkak. Ia menduga bahwa mashiho menangis semalam, entah apa penyebabnya. Penasaran menerpa, tapi ia lebih memilih untuk diam. Ia tak mau membuat mashiho tambah tertekan akan pertanyaannya. Hatinya terasa teriris melihatnya. Tak tega.

Mashiho tak menyaut, ia hanya menatap lurus tanpa menoleh "kau sakit?" Tanya hyunsuk khawatir, menempelkan punggung tangannya ke jidad mashiho. Namun suhu tubuhnya normal, tak menunjukkan bahwa ia terkena demam.

"Hyung apa selama ini aku merepotkanmu?" Tanya mashiho tiba tiba.

Mengerutkan keningnya binggung "merepotkan? Hei, sejak kapan kau berfikir seperti itu? Kau tau, hyung sangat senang merawatmu. Kau adikku cio. Hyung menyayangimu. Maka tak ada kata merepotkan di kamusku dalam merawatmu" jelas hyunsuk panjang lebar. Ya walaupun energinya terkuras kala mashiho keras kepala ketika disuruh minum obat dan semacamnya namun bagi hyunsuk tak masalah. Sungguh ia tak terbebani sama sekali.

Mashiho tersenyum simpul "maaf hyung jika selama ini aku merepotkanmu. Janji aku tak akan merepotkanmu lagi" tuturnya.

"Hey, ada apa denganmu? Jangan berfikir bahwa kau merepotkanku! Kau tak merepotkanku cio." Tukas hyunsuk. Menghela nafas pelan lalu ikut tersenyum "berhenti berfikir yang aneh aneh dan makan lalu minum obatmu. Junkyu tadi menelphon akan datang terlambat karena harus ke rumah sakit dulu" jelas hyunsuk sambil mengaduk bubur.

"Hyung kali ini aku akan makan sendiri" pinta mashiho sebelum hyunsuk menyuapinya. Ia ingin mandiri dan tak ingin terus bergantung pada hyunsuk.

SERENDIPITY [MASHIKYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang