Chapter 16

1.5K 265 48
                                    

"Ah junkyu-ya" jongdae memekik kala melihat sosok junkyu berdiri tepat di depan pintu, memeluknya kilas lalu membawanya masuk kedalam. "Wahh, padahal baru beberapa hari paman melihatmu tapi kau semakin tampan" puji jongdae sambil terkekehan ringan.

Junkyu hanya tersenyum sebagai balasan.

"ah, tunggu sebentar. Yena-yaa!!! Junkyu sudah datang" teriak jongdae.

"Ya, tunggu sebentar lagi" saut yena dari kamarnya.

"Junkyu-ya, bagaimana menjadi seorang dokter?? Ayahmu selalu berkeluh kesah padaku jika kau tidak mau membantunya di rumah sakit hahaha" celoteh jongdae di akhiri tawa.

Junkyu ikut tertawa lalu mengangguk pelan "ya aku menikmatinya paman, tidak buruk juga seperti apa yang aku bayangkan."

Jongdae tersenyum "dan kau meninggalkan impianmu menjadi seorang photographer? apa yang membuatmu mau??" Tanyanya penasaran, aneh rasanya ketika jongdae mendengar kim san bercerita bahwa junkyu dengan lantang ingin bekerja di rumah sakit.

Junkyu tersenyum malu mengingat awal pertemuannya dengan mashiho, pujaan hatinya. Membayangkan begitu menggemaskann dan cantiknya wajah mashiho. "Umm... kurasa aku---

"Jun ayooo" yena datang tiba tiba dan memotong pembicaraan junkyu, menunjukkan senyum manisnya lalu mendekat kearah junkyu dan ayahnya.

Jongdae menggelengkan kepalanya gemas akan putrinya "yasudah pergi sana, jangan sampai terlambat." Tukas jongdae mengintrupsi.

"Ya paman, kami pamit"

"Ayah kami berangkat, sampai jumpa nanti malam" yena mencium sekilas pipi ayahnya lalu melambaikan tangannya dan langsung menyusul junkyu.

"Kau masih sama ternyata" junkyu menceletuk tanpa mengalihkan pandangan dari jalanan.

Yena terkekeh ringan "aku harus merapihkan rambutku"  ucapnya dengan enteng tanpa merasa bersalah sedikitpun dan tanpa m3ngalihkan pandangannya dari cermin.

Junkyu berdiam setelahnya, lalu melirik jam tangan yang melingkar apik di tangan kanannya. Matanya membulat, ini sudah pukul tujuh lebih empat puluh lima menit! Artinya ia terlambat lagi datang ke rumah mashiho.

Dengan sigap menambah kecepatan mobilnya agar cepat sampai ke rumah sakit.

"Jun hati hati, kau bisa menabrak seseorang" ucap yena sambil memegangi kursinya.

Junkyu tak menggubris, ia masih sibuk pada jalanan.

Menghentikan mobilnya tepat di depan rumah sakit lalu menoleh ke yena "kau bisa turun" tukas junkyu.

Yena mengerutkan keningnya, mau kemana junkyu?? Bukankah junkyu bekerja di rumah sakit juga?? "Lalu kau sendiri?? Kau juga bekerja bukan oppa?"

"Tentu saja, tapi aku harus pergi ke pasienku, dia rawat jalan. Jadi bisakah kau turun? Aku sudah terlambat"

Dengan berat yena akhirnya turun, belum sempat mengatakan hati hati junkyu sudah melesat cepat dengan mobilnya.

***


Mashiho hanya terdiam tanpa berucap sedikitpun kala junkyu datang ke rumahnya dan saat ini sedang memasangkan alat alat terapi ke kepalanya.

Sedari tadi junkyu berbicara juga tidak direspon dengan mashiho, entahlah mashiho pun tidak tau. Moodnya benar benar buruk hari ini. Ia malas membuka mulutnya barang tersenyum sekalipun.

"Apa kau sakit?" Tanya junkyu saat melepaskan alat alat terapi, memasukkan peralatannya kedalam tas lalu atensinya kembali ke mashiho.

"Dimana yang sakit?" Tanya junkyu kala mashiho tak kunjung menjawab. "Apa matamu sakit lagi?"

SERENDIPITY [MASHIKYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang