Memilih

1.8K 217 36
                                    

Agatha terbangun dari tidurnya dan kedua matanya langsung pada board game yang dia mainkan dengan Syira sampai tengah malam. Pertengkaran tadi malam membuatnya berakhir tidur di ruang tamu, bukan di kamar Ekki.

Sebenarnya Ekki tidak mengusirnya untuk tidur di ruang tamu, tapi setelah menampar Agatha, dia langsung kembali menidurkan tubuhnya dan berbalik menghadap dinding membelakangi Agatha. Sikapnya itu membuat Agatha berinisiatif keluar dari kamarnya dan memilih untuk tidur di sofa. Dia tahu walaupun Ekki tidak mengusirnya secara langsung, dia pasti enggan untuk tidur satu ranjang dengannya.

Setelah mengingat-ingat apa yang terjadi tadi malam, Agatha memeriksa smartphonenya.

Ada beberapa notif chat dari Siska dan papanya. Terakhir notif chat Farhan dua jam yang lalu.

Farhan

Pagi cantik, kamu mau aku jemput jam berapa?
05.00 a.m

Papa kamu kabarin kalau dia udah ketemu gedung punya temannya yang cocok untuk resepsi nanti.
05.01 a.m

Sore nanti kita ketemu beberapa vendor termasuk florist untuk dekorasi gedung. Aku mau kita pergi sama-sama biar kamu bisa lihat yang mana menurut kamu cocok. Kalau kamu mau di rumah teman kamu sampai sore, aku jemput kamu dan kita pergi sama-sama dari sana. Kabarin ya kalau udah bangun.
05.10 a.m

Love you :)
05.10 a.m

Agatha hanya membaca seluruh isi chatnya tanpa menjawab sepatah katapun. Dia meletakkan smartphonenya kembali di atas meja dan menatap lama pintu kamar Ekki sambil merenungi apa saja yang sudah terjadi.

"What should I do now?"

***

You win

Suara game tersebut dari televisi dengan ukuran layar 43 inch menimbulkan dua reaksi wajah yang berbeda. Andre tersenyum puas sambil melayangkan kepalan tangannya ke udara, sedangkan Agatha menghela napas sambil menyandarkan tubuhnya ke sofa.

Dari rumah Ekki, Agatha pergi ke apartemennya. Tidak tahu apa yang harus dilakukan sambil menunggu Farhan menjemputnya nanti sore, Agatha menyuruh Andre datang untuk bermain Playstation dengannya.

"Mainnya udahan ya. Andre harus--"

"Nggak, sekali lagi." Agatha menarik kerah bajunya saat adiknya itu hendak beranjak dari sofa.

"What's wrong with you? Tiba-tiba suruh Andre bawa PS Andre ke sini untuk main bareng"

"Lah, emangnya nggak boleh?" Tanya Agatha dengan tatapannya yang masih tertuju pada layar televisi, sibuk mencari karakter yang kuat untuk mengalahkan karakter Andre pada pertandingan selanjutnya.

"Ada masalah?"

"Nggak ada"

"Kak Farhan?"

"Nggak"

"Papa?"

"Nggak. Cepetan pilih karakternya"

Andre memilih asal karakternya. Dia tidak perlu berlama-lama memilih karakter mana yang harus dia gunakan seperti kakaknya karna dia pasti bisa mengalahkankannya lagi sekalipun kakaknya menggunakan karakter yang lebih kuat darinya.

Get ready for the next battle

Ruangan Agatha kini hanya dipenuhi dengan suara game dari televisi dengan volume yang sengaja dia besarkan dan suara tombol game controller  keduanya yang saling beradu.

"Aku dan Ekki berantem"

"Berantem kenapa?"

Tatapan keduanya sama-sama tetap tertuju pada layar televisi dan tangan mereka sibuk menekan beberapa tombol game controller sekaligus.

You Make Me Melt (Again)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang