Sopan dan tanggap adalah sifat yang identik dari santri ndalem, tapi berbeda dengan santri ndalem pada umumnya, ia adalah Dimas, santri ndalemnya kyai Fathurozi yang menjengkelkan, yang terkadang membuat marah kyai nya yang tak lain karena tingkah laku dan kepolosan Dimas.
Suatu hari kyai pengasuh pon pes Miftahul Huda pesantunan, Pekalongan tersebut ingin membeli senter, dan seperti biasanya beliau menyuruh santri ndalemnya, yaitu Dimas, tetapi karena kendala yang jauh dari pesantren menuju toko alat listrik, beliau kyai Fahrurozi menyuruh Dimas membawa sepeda.
Esok hari Dimas melaksanakan tugas yang di perintahkan langsung oleh gurunya sendiri itu.
Akan tetapi tiba-tiba kyai Fahrurozi merasa ada hal yang mengganjal di hatinya, karena Dimas yang di suruh membeli senter, selama berjam-jam belum juga kunjung datang, bahkan sampai adzan dzuhur berkumandang pun dia belum terlihat di pondok.
Sore hari Kyai Fahrurozi duduk di teras rumahnya, sambil bertanya-tanya, ada apa gerangan, sampai-sampai Dimas si santri ndalem belum pulang-pulang bahkan sampai sore hari.
Tiba-tiba beliau di buat kaget, saat melihat ada kejadian tak lazim yang ia lihat sore itu, tampak seseorang datang mendekat ke arah kyai Fahrurozi sembari memikul sepeda di punggung nya.
Alangkah terkejutnya beliau saat di sadari orang tersebut adalah Dimas yang tadi esok hari ia suruh untuk membeli senter.
Beliau tak habis pikir membayangkan tingkah Dimas, dengan wajah penuh memelas, kyai Fahrurozi hanya mengelus dada saat Dimas sudah berada di depannya dan berlumuran keringat, sembari membaca tasbih kyai Fahrurozi bilang ke Dimas, "Subhanallah, Dimas, maksudnya bawa sepeda, itu ya di naiki bukan dipikul".
Wasallam
![](https://img.wattpad.com/cover/206238473-288-k911877.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Unfaedah
Short StoryCerita unfaedah, mohon jangan dibaca kalo ngga mau ketawa.