Hari kamis?

18 2 2
                                        

Sesuatu hal yang tidak asing lagi di telinga santri pondok pesantren ku. Ya, hari kamis, sebagian banyak santri yang sudah mengajar pasti merasa resah sejak malam kamisnya. Mengapa demikian?

Karena sudah menjadi suatu adat dan budaya di pondokku atau bahkan di kebanyakan pondok salaf,  setiap hari kamis tiba, pasti para murid akan memohon kepada para pengajarnya untuk bercerita dan tak membahas pelajaran pada hari itu.

Nasib yang demikian pernah aku alami, pada suatu semester kala aku mendapat amanah dari pengasuh untuk mengisi musyawaroh dalam pelajaran al-umrithi (kitab nahwu).

Aku yang kala itu lupa, bahwa hari itu adalah hari kamis, berangkat ke majlis, tanpa persiapan bahan cerita satu pun.

Setelah duduk dan uluk salam kepada para murid dan salam pun di jawab, salah satu santri putri nyletuk. Cerita kang!, kamis.

Rasa yang sama seperti halnya kesetrum sengatan listrik.

"Oh my god!". Gumamku dalam hati.

Dengan sengaja mempertahankan wibawa agar tidak terlihat panik.

Aku menayakan pada murid tadi, "maunya cerita yang bertema apa?"

Sontak santri putri tadi menjawab, "horor!"

Aku yang semasa hidup tak pernah satu kalipun, mengalami peristiwa horor. Dan tanpa persiapan bahan cerita sama sekali, menurutku adalah hal yang sangat menyiksa pada saat itu.

Tapi tak berselang lama, aku mengingat suatu cerita.

Dan akupun mulai bercerita sambil mengingat-ingat cerita tersebut.

#KISAH_MISTERI KAMAR NO 39.

Tamu : "Apakah kamar no 39 kosong?"
Bellboy : "Kosong pak!"
Tamu : "Boleh saya gunakan?"
Bellboy : "Tentu pak!"

Setelah memboking kamar tersebut si tamu bermaksud menemui manager hotel untuk minta 3 benda yaitu sebilah pisau berwarna hitam, benang putih panjang 59 cm dan warna oranye 79 cm.

Meskipun agak aneh tapi manager hotel bersedia memenuhi permintaan sang tamu.

Tapi karena penasaran sang manager pun akhirnya tidur di kamar no. 40 tepat di sebelahnya.

Diapun menunggu, tidak tidur. Akhirnya tepat tengah malam terdengar suara - suara aneh dari dalam kamar no 39.

Terdengar suara merintih, piring pecah, dan benturan - benturan didinding.

Setelah pagi si tamu pun berkemas menuju lobi hotel untuk cek out dan tak lupa memberi tips yang lumayan besar pada bellboy.

Manager hotel yang penasaran akhirnya menceritakan semuanya dan mengajak bellboy untuk memeriksa kamar 39 dan ternyata seemuanya rapih, tak ada 1 benda pun yang rusak.

Dalam hati dia bertanya apa yang dilakukan tamu itu?.

Setahun berlalu dan tepat tanggal 9 bulan 2 si tamu itu datang lagi.

Memesan kamar no 39, meminta sebilah pisau hitam, benang putih 59 cm dan oranye 79 cm.

Manager yang masih penasaran kembali menguping lewat kamar sebelah.

Kembali terdengar suara - suara aneh, paginya si tamu bergegas, tak lupa memberi tips yg besar.

Tahun ke 3, pada tanggal yang sama tamu itu datang lagi, dengan permintaan yang sama.

Kamar 39, pisau hitam benang putih dan oranye. Kali ini si manager harus tau apa sebenarnya yang dia lakukan.

Setelah pagi tiba ketika si tamu hendak pergi meninggalkan hotel buru - buru si manager mencegatnya.

Manager : "Mohon maaf tuan apa saya boleh tanya 1 hal?"

Tamu : "Tentu saja pak, apa itu"

Manager : "Saya penasaran apa yang sedang bapak lakukan tadi malam di kamar 39?"

Tamu : "Bila saya beritahu bapak, apa bapak berjanji akan menjaga rahasia dan tidak memberitahu siapapun?"

Manager : "Ya pak saya berjanji tidak akan memberitahu siapapun tentang hal ini!"

Manager tersebut benar2 "menepati janjinya" dgn sungguh2 untuk tidak memberitahu kepd siapapun tentang apa yang dilakukan tamu tersebut di kamar 39.

Oleh sebab itu sampe sekarang kita tidak tau ada apa di kamar 39 tersebut, karena manager hotel tersebut gak pernah manceritakan kejadian tersebut sama siapa pun, termasuk kepada yg sedang mengajar sampean ini.

WALLAHU A'LAM

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diary UnfaedahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang