Lembar IX - Walk Through The Fire

2.2K 249 127
                                    

"I have little left in myself-I must have him. The world may laugh- may call me absurd, selfish- but it does not signify. My very soul demands him: it will be satisfied, or it will take deadly vengeance on its frame."

"Kau tahu Seokjin-ah. Sebagai seseorang yang duduk di sebuah singasana, Seorang pemimpin itu sangat lemah. Mereka membuat prinsip dalam hidup. Tapi lupa didalam cinta tidak ada prinsip."

~~~

Tujuh tahun yang lalu.

Seluruh kerajaan dari berbagai suku datang melayat ke istana Fireland, tak terkecuali. Taemin bahkan datang dan sigap meninju Taehyung yang kebetulan orang pertama yang ia temui dari enam orang gengnya tersebut.

"PUAS KAU!? PUAS KAU DAN TEMAN-TEMANMU HAH!? SELAMAT! KINI KEINGINAN KALIAN TELAH TERWUJUD! PEMUDA TIDAK BERSALAH INI MATI UNTUK KEDUA KALINYA!" ujar Taemin terus menghujam wajah Taehyung sampai Namjoon dan disusul oleh Yoongi menyelamatkan Taehyung dari tinju Taemin dan Taemin yang ditahan oleh Sian dan Jiho saat itu.

Sang raja ingin mengusir keenam kerajaan yang ia yakini sebagai penyebab kematian anaknya. Namun sang istri menghardiknya dengan dalih bahwa ini adalah upacara kematian anaknya dan ia ingin putranya 'berangkat' dengan damai.

Apalagi saat ini para Elders telah bersusah payah memanggil Kolkhikos agar sang naga biru itu datang dan melihat jasad pemiliknya.

Karena sesuai upacara keadatan, Seokjin akan dibakar dengan api naganya sendiri.

Kolkhikos menangis histeris dan hampir membakar separuh hutan kalau tidak beberapa naga yang sudah ada dari Fabula de Septem yaitu naga milik Taehyung, Yoongi, Jungkook, dan tampaknya naga milik Hoseok, Jimin, dan Namjoon yang tiba-tiba datang.

Semua menangis histeris melihat bagaimana para naga Fabula de Septem itu mencoba menenangkan Kolkhikos.

Neró hanya bisa melihat kekacauan yang ada. Taemin yang menangis terjungkur akhirnya dibawa ke kamar tamu, para hadirin mencoba membantu menenangkan para naga, para anggota keluarga kerajaan diungsikan ke istana timur atau tepatnya kediaman Seokjin semasa hidup, serta Namjoon dan kawan-kawannya yang memilih kembali lagi esok hari.

Kekacauan yang terjadi dalam satu malam.

Ini bukanlah hal yang seharusnya digariskan oleh La Luna.

"Lama tidak bertemu Jungsoo" ujar salah satu Elder kini duduk dihadapan Neró. Keduanya dipisahkan oleh peti mati milik Seokjin.

"Lama tidak bertemu denganmu juga, Siwon-ah" ujar Neró ketika salah satu Elder memanggil nama aslinya.

Ah, sudah lama ia tidak mendengar nama aslinya sendiri semenjak dirinya diangkat menjadi seorang Ancient.

"Tatapan teduhmu masih sama nampaknya" ujar Elder yang diketahui bernama Siwon tersebut mencoba bernostalgia dikarenakan tinggal mereka berdua yang ada di ruangan ini dan mungkin nampaknya yang akan menjaga jasad Seokjin.

Jungsoo hanya bisa tertawa kecil mendengar sentimen tersebut namun tatapannya kembali sayu melihat Seokjin nampak tenang dalam tidur panjangnya. Semakin lama Jungsoo atau Neró menatapnya, semakin terasa air mata menetes di pipinya.

"Aku menyuruhnya untuk ke Iceland karena aku tahu kau akan merawatnya. Tak menyangka bahwa kau juga menyayanginya" ujar Siwon menatap Jungsoo yang menghapus air matanya.

"Ku tak percaya segala tragedi ini membawanya kepada sebuah peti mati. Apakah ini ramalan La Luna dua puluh tahun yang lalu? Pengorbanan Putri Mahkotaku dua puluh tahun silam terjadi sia-sia lagi dihadapan mataku untuk kedua kalinya tapi kali ini dalam bentuk pangeran kecil dari sebuah kerajaan api" ujar Jungsoo menatap Seokjin selayaknya seorang ibu menatap anaknya.

THE PHILOTIMO PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang