Malamku

20 0 0
                                    

Angin berhembus rayuku ditepi sungai,
sejuknya menembus hingga kesukma berdamai,
gubang hanyut dari ulu ke hilir begitu ramai,
kau disana duduk lunglai, bercengkrama akan tugas yang tiada usai,
bakar jagung bumbu pedas cabai,hingga asapnya berlerai-lerai diantara sekawanan nyamuk yang tengah menari di atas wadai-wadai,
di pojok kanan, sayup terdengar suara petikan dawai,
tak selaras suara sang penyair yang hanya tau 2 rupiah atau jari berisyarat lambai,
semakin malam, semakin ramai,
tak lagi dapat dinikmati dengan santai,
anggukan kecilmu seolah memberi tanda malam kita telah usai.

Tepian Mahakam,
Sherly N. Hikmah

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang